YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023 telah memasuki tahap penilaian akhir di babak final pada Kamis (19/10). Peserta finalis yang mengikuti kategori lomba jembatan rangka baja berskala mulai melakukan perakitan jembatan setelah pada tahap sebelumnya lolos pengukuran dimensi dan berat jembatan. Kembali digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), terdapat 8 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terlihat antusias dan fokus selama melakukan perakitan.
Setiap tim diberikan durasi untuk melakukan perakitan selama 3 jam, ditambah dengan kompensasi waktu tambahan selama 30 menit. Berbeda dengan kategori lomba jembatan model pelengkung yang harus dapat menahan beban maksimal hingga 300 kilogram dan telah selesai dirakit dan diuji di hari sebelumnya, jembatan rangka baja berskala diekspektasikan dapat menahan beban maksimal hingga 400 kilogram. Ini disebabkan salah satunya karena panjang dari jembatan ini dapat mencapai 6 meter.
Beberapa perguruan tinggi yang diwakili oleh tim mereka dalam kategori lomba jembatan rangka baja di KJI 2023 diantaranya adalah Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Negeri Malang. Dari seluruhnya, tim dari Universitas Brawijaya berhasil mencatatkan waktu perakitan jembatan tercepat.
Jembatan yang diberi nama ‘Arjuna’ ini berhasil diselesaikan oleh tim Abinaya dengan durasi satu jam dan dua menit. jembatan ini dirancang dengan memanfaatkan penggunaan teknologi solar panel dan turbin listrik sebagai sumber energi utamanya, dengan menelan biaya pembuatan sekitar tujuh juta rupiah. Dengan anggota tim yang berjumlah empat orang, seluruh tim dapat menyelesaikan rakitan jembatan mereka dengan tidak melebihi waktu yang ditentukan.
Wakil Ketua Panitia KJI 2023, Ir. Aris Widyo Nugroho, M.T., Ph.D. mengatakan jika selain dari segi kekuatan dan bobotnya, estetika dari jembatan menjadi salah satu aspek yang dinilai dari rancangan jembatan yang diujikan. “Secara umum, dewan juri akan melihat dan menilai jembatan dari segi estetika, konstruksi, dan yang tidak kalah penting adalah keamanan dari rancangan jembatan tersebut. Dan harapannya, seluruh hasil rancangan ini dapat segera dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya.
Dewan juri pun melihat bahwa para peserta finalis dari KJI 2023 memiliki potensi yang menjanjikan dalam menjadi perancang jembatan yang mumpuni. Ini telah diantisipasi oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) dengan memasukkan seluruh peserta finalis KJI 2023 ke dalam sistem informasi manajemen talenta nasional. Sistem informasi ini akan memudahkan pendataan talenta muda termasuk di bidang perancangan jembatan, yang tersebar di seluruh Indonesia.
KJI 2023 akan mengungumkan seluruh juara dari kedua kategori lomba pada gelaran closing ceremony yang akan dilaksanakan malam ini. Acara ini dapat disaksikan secara langsung di Sportorium UMY ataupun melalui siaran langsung di akun Youtube resmi UMY dan Pusat Prestasi Nasional. (ID)