Hendar Riyadi: Agama Harus Dijalankan dengan Pemahaman Mendalam dan Penuh Kearifan

Publish

27 October 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
743
Istimewa

Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah– Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dr Hendar Riyadi MAg menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kearifan dalam menjalankan agama—seraya mengutip pemikiran Nuruddin Muhammad Hasan Itr.

Menurutnya, agama ibarat sebuah kendaraan yang hanya dapat dijalankan dengan baik oleh orang-orang yang ahli dan memiliki kebijaksanaan. Tanpa adanya kearifan, kata Hendar, perjalanan agama bisa terganggu dan bahkan membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

“Saat ini banyak orang yang menjalankan agama tanpa pemahaman yang mendalam, sehingga tindakan mereka terkadang “senggol sana-senggol sini,” tidak terkendali, bahkan sering kali terkesan arogan,” ujar Hendar saat membuka seminar ”Living Al-Quran: Kajian Tafsir Al-Quran dan Problematika Dakwah Islamiyah di Barat” yang digelar di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Jumat (25/10/2024).

Sebagai perbandingan, Hendar menyebutkan contoh dari pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, yang mengajarkan agama dengan cara memainkan biola—merujuk kepada film ”Sang Pencerah”. Dalam film tersebut, biola yang dimainkan oleh orang yang ahli menghasilkan suara merdu dan menenangkan, sedangkan ketika dimainkan oleh orang yang tidak terampil, suaranya justru mengganggu.

”Demikian juga dengan agama. Hanya mereka yang memiliki pemahaman dan kebijaksanaan yang akan membawa agama menjadi sesuatu yang indah dan menenangkan,” kata Hendar. Di samping itu, Hendar juga menyoroti pentingnya kajian agama di kalangan akademisi dan mahasiswa. Ia menegaskan bahwa di lingkungan perguruan tinggi, khususnya UM Bandung, kajian keagamaan dan riset ilmiah menjadi keharusan.

Hal ini bukan hanya untuk mempelajari pengetahuan yang ada, melainkan demi menciptakan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. ”Universitas berperan penting dalam mendorong mahasiswa untuk terus mengembangkan pemahaman baru yang diperoleh melalui riset terbaru dan kajian mendalam,” tegas Hendar.

Lebih lanjut, Hendar menjelaskan bahwa kajian tafsir Al-Quran kini semakin berkembang. Ia menyebutkan beberapa ulama kontemporer seperti Quraish Shihab, Buya Hamka, dan Abdullah Saeed yang sering kali menjadi rujukan kajian tafsir di Indonesia. Perkembangan bidang ilmu tafsir ini memungkinkan umat Islam untuk memahami Al-Quran dengan cara yang lebih relevan sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada kesempatan itu, Hendar juga mengapresiasi forum kajian yang dihadiri oleh para akademisi dan mahasiswa karena menghadirkan berbagai narasumber yang kredibel dalam ilmu keislaman. ”Kegiatan semacam ini adalah bentuk nyata dari pengembangan ilmu pengetahuan, yang sangat penting untuk terus dikembangkan dalam dunia pendidikan tinggi, khususnya di lingkungan universitas,” pungkas Hendar.***(FA)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rombongan dari Majelis Tabligh Lembaga Dakwah Komunitas Pimpi....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 104 mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Agama Islam....

Suara Muhammadiyah

23 October 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah  – Mahasiswa semester akhir Prodi PAI UM Bandung sukses mengg....

Suara Muhammadiyah

11 November 2023

Berita

CILACAP, Suara Muhammadiyah - Pemilihan Puteri Muslimah mahasiswa STIE Muhammadiyah Cilacap dik....

Suara Muhammadiyah

19 March 2025

Berita

CILACAP, Suara Muhammadiyah - Pertandingan bola voli Pantai di selenggarakan pada Kamis (10/04/2025)....

Suara Muhammadiyah

17 April 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah