Hijrah Kontemporer, Hijrah Transformatif (2): Meneladani Jejak Informatika Muhammad saw

Publish

17 September 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
645
Istimewa

Istimewa

Hijrah Kontemporer, Hijrah Transformatif (2): Meneladani Jejak Informatika Muhammad saw

Oleh: Sonny Zulhuda, PhD, Dosen International Islamic University Malaysia; Anggota Dewan Pakar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah

Dalam tulisan bagian pertama di awal Muharram yang lalu, disimpulkan perlunya Persyarikatan Muhammadiyah mendayagunakan Sumber Daya Informasi (SDI) Persyarikatan sebagai bentuk hijrah kontemporer bagi organisasi dakwah moderen berusia seabad itu. 

Peringatan Maulid Nabi Muhammad pada setiap 12 Rabi'ul Awal merupakan momentum pelengkap kerangka Hijrah kontemporer ini. Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. Haedar Nashir menegaskan bahwa intipati dari peringatan Maulid adalah meneladani uswah hasanah Nabi Muhammad yang multidimensi (Al-Ahzab (33): 21). 

Banyak yang sudah mengangkat pelbagai sisi kehidupan Nabi Muhammad: sebagai penggembala ulung, peniaga yang jujur, anak muda yang berintegritas, suami dan ayah yang penyayang, ahli strategi perang, atau negarawan yang adil nan bijaksana. Dalam tulisan ini, saya menjajaki dan menjejaki teladan Nabi Muhammad dalam mengelola sumber daya informasi. Sebuah catatan singkat informatika profetik dari seorang figur yang mulia, seorang Chief Information Officer (CIO) umat.

Informatika Profetik Nabi Muhammad

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan informatika sebagai hal-hal yang berkaitan dengan informasi. Dari segi keilmuan, masih KBBI, informatika adalah ilmu tentang pengumpulan, klasifikasi, penyimpanan, pengeluaran, dan penyebaran pengetahuan. Informatika profetik berarti upaya Nabi Muhammad dalam mengelola data dan informasi baik internal maupun eksternal dalam konteks misi kerasulan.

Banyak pelajaran yang kita petik dari ajaran Nabi Muhammad dalam mengelola aset informasi sehingga berhasil mengemban misi kerasulannya baik di fase Makkah maupun fase Madinah. Legasi informatika profetik ini perlu terus dipelajari, dianalisa dan selanjutnya dirumuskan dan diteladani. 

Tidak berlebihan bahwa kesuksesan aktivitas dakwah Muhammad seperti tabligh, harakah, hijrah dan jihad, didukung oleh aset data atau perbekalan informasi yang ditata olehnya dengan dukungan para sahabat. Data, informasi dan ilmu pengetahuan itu dikelola dalam segala siklusnya yang mencakup tiga aspek yakni pemerolehan, penyimpanan dan penggunaan informasi. Lantas, apa yang dapat kita pelajari dari teladan informatika Rasulullah? 

Aspek Pertama: Pemerolehan Informasi

Data dan informasi sangat penting dalam menyampaikan ilmu, menyusun gerakan, mengatur strategi jihad dan membangun peradaban Islam. Dalam konteks pemerolehan informasi, kehati-hatian (due diligence) menjadi kunci utama. Nabi Muhammad menyuruh kita teliti akan sumber informasi dan membiasakan untuk memverifikasi setiap data yang diterima. 

Adagium Inggris "don't shoot the messenger" (dalam istilah bahasa Arab "undhur maa qoola walaa tandhur man qoola") tidak boleh meminggirkan prinsip due diligence dalam menerima dan mengumpulkan informasi. Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadis yang melarang Muslim memata-matai orang lain (Sunan Abi Daud, hadis no. 4917). Dalam hadis yang sama dikatakan bahwa Informasi yang tidak bersumber kuat dikategorikan sebagai prasangka yang mendekati dusta. 

Sementara, jika informasi itu berasal dari orang fasik atau yang diragukan karakternya, maka perlu melalui proses tabayyun atau verifikasi sebelum menerimanya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Namlah Al-Ansori, Rasulullah bersabda, "jika ada seorang ahli kitab mengabarkan sesuatu (terkait permasalahan agama) maka jangan kau benarkan atau bantah, namun katakan kami percaya kepada Allah dan rasul-Nya" (Sunan Abi Daud no. 3644).

Aspek Kedua: Penyimpanan Informasi

Penyimpanan data di zaman kenabian masih sangat bergantung pada aktivitas pencatatan. Hal ini tidak pernah lepas dari perhatian serius Nabi Muhammad. Dalam konteks penyimpanan ini, banyak legasi informatika Rasulullah yang dapat dipelajari. Misalnya, Nabi telah mengangkat beberapa sahabat sebagai sekretarisnya yang bertugas mencatat informasi-informasi khusus. Bukan hanya itu, catatan tersebut harus dikelola dengan baik dan dirahasiakan dari warga umum. 

Guru Besar Universitas King Saud di Riyadh Profesor Muhammad Mustafa Azami mencatat dalam bukunya "Kuttab An-Nabiy" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "65 Sekretaris Nabi" menggambarkan secara terperinci tentang ketelitian Nabi Muhammad dalam pencatatan data. Sepanjang hayat beliau, demikian Mustafa Azami, tercatat ada 65 orang sahabat yang ditugaskan mencatat pelbagai urusan khusus seperti penulisan surat-surat, pencatatan akad perjanjian, pencatatan logistik, pencatatan hutang piutang dan juga inventarisasi rampasan perang. Selain itu ada juga sahabat yang bertugas mencatat data orang munafik. Ini bukti otentik legasi informatika Nabi Muhammad yang perlu diteladani.

Sejalan dengan ini adalah prinsip menjaga rahasia. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muawiyah, Nabi Muhammad mewanti-wanti agar kita tidak sibuk dan mengendap rahasia orang. Diumpamakan sesiapa yang mengekspos rahasia orang niscaya ia telah menghancurkan orang itu (Mishkat Al-Masabih, hadis no. 3709). Di hadis lain dari Ibnu Umar, Rasulullah menyampaikan barangsiapa yang mengumbar rahasia orang maka Allah akan mengumbar rahasianya meski orang itu berada di dalam rumahnya (Jami' At-turmudzi hadis no. 2032).

Aspek Ketiga: Penggunaan Informasi

Agar berdayaguna, data yang telah terkumpul dan tersimpan perlu dipelajari, dianalisa, dikritisi dan diapliaksikan. Aset informasi kini memasuki fase penggunaan. 

Dalam konteks ini, Nabi Muhammad memerintahkan agar informasi dipelajari dengan teliti agar dapat dimanfaatkan tanpa distorsi sehingga mereduksi risiko kesalahpahaman. Dalam hadis At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Ibnu Mas'ud mendengar Rasulullah memuji sesiapa yang mendengar sebuah kabar (informasi) dari Rasulullah lalu disampaikannya dengan tepat ke orang lain sesuai dengan apa yang didengarnya (Riyadus-Solihin no. 1389).

Informasi harus disampaikan secara jujur, ini karena kejujuran akan mengantarkan penyampainya ke surga Allah (Sahih Muslim No. 2607). Adapun informasi yang bersifat pribadi dan rahasia harus dibatasi penyebarannya. Dalam konteks ini, Nabi Muhammad meletakkan rambu-rambu yang jelas demi meminimalisir tersebarnya berita palsu, fitnah atau tersebarnya aib orang lain (Riyadus-Solihin no. 233).

Penutup

Dari pemaparan di atas, ada beberapa poin penting yang bisa kita simpulkan terkait keteladanan manajemen informatika ala Muhammad Rasulullah.

Pertama, Nabi Muhammad memberi perhatian besar dan teliti terhadap aset informasinya dalam konteks kemasyarakatan dan tatakelola kenegaraan. Tatakelola ini harus mencakup setiap siklus proses sumber daya informasi mulai dari tahap pemerolehan, penggunaan dan penyimpanannya. 

Kedua, legasi informatika Nabi Muhammad ini perlu diteliti, dikembangkan dan diaplikasikan lebih lanjut agar dakwah Islam semakin kokoh dalam mengarungi tantangan digitalisasi dan era perang informasi. 

Ketiga, keteladanan Muhammad ini melengkapi satu lagi komponen uswah hasanah multidimensi bagi umat Islam yang berkemajuan. Salah satu fokus kita ke depan selain usaha penguatan literasi digital adalah pengembangan sistem informasi yang handal. Semoga dapat memperkuat barisan Islam yang berlandaskan akidah, berpandukan uswah Rasulullah dan digerakkah oleh ukhuwah islamiyah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Umar Melarang Anaknya Dicalonkan Jadi Khalifah Oleh: Abdul Hafiz, Wakil Ketua PWM Bengkulu “....

Suara Muhammadiyah

13 February 2024

Wawasan

Pay Later Syariah Oleh: Joko Intarto Namanya ‘’BankZiska’’ Tapi BankZiska ....

Suara Muhammadiyah

30 October 2023

Wawasan

Oleh: Mohammad Fakhrudin (warga Muhammadiyah) dan Iyus Herdiana Saputra (Dosen al-Islam dan Kemuhamm....

Suara Muhammadiyah

25 January 2024

Wawasan

Generasi yang Terlahir dengan Ketergantungan Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Univer....

Suara Muhammadiyah

30 October 2024

Wawasan

Anak-Anak, Kerupuk, dan Kemerdekaan Oleh : Afita Nur Hayati, Bekerja di Universitas Islam Negeri Su....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah