BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia sekaligus Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hilman Latief memberikan paparan inspiratif saat menjadi narasumber dalam Pengajian Umum menyambut awal semester di UM Bandung. Acara yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan Senin (7/10) ini dihadiri oleh mahasiswa baru, dosen, tendik, dan seluruh sivitas akademika.
Dalam paparannya, Hilman Latief menyampaikan apresiasi atas perkembangan pesat yang dialami UM Bandung. Ia optimis bahwa UM Bandung dapat menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia dan di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. ”Universitas Muhammadiyah Bandung ini berkembang sangat cepat. Baru delapan tahun sudah punya gedung yang megah dan ini luar biasa,” ungkapnya.
Hilman menyoroti perbandingan perkembangan UM Bandung dengan kampus-kampus Muhammadiyah lainnya, seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Menurutnya, UMY memulai dari fasilitas yang sederhana hingga kini menjadi salah satu kampus terkemuka di Indonesia. Ia berharap UM Bandung dapat mengikuti jejak tersebut dengan tetap mengedepankan semangat perjuangan yang sama.
Lebih lanjut, Hilman berbicara mengenai pentingnya gagasan dalam membangun pusat-pusat keunggulan, baik di lingkungan kampus maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa kemajuan tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur fisik, tetapi lebih dari itu, oleh ide-ide besar yang mampu menggerakkan perubahan. ”Kiai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan genuin yang lahir dari pemikiran mendalam,” tuturnya.
Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga mengajak para mahasiswa UM Bandung untuk memahami sejarah Muhammadiyah, termasuk kontribusinya dalam bidang sosial, seperti mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dan layanan filantropi lainnya. Ia mengisahkan bagaimana Muhammadiyah sudah aktif dalam membantu korban bencana, seperti saat erupsi Gunung Kelud pada 1918, meskipun saat itu jumlah anggotanya masih sangat terbatas.
Sementara itu, Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto mengamini pentingnya pengembangan pusat-pusat unggulan di kampus Muhammadiyah. Menurutnya, pendidikan dan aktivitas akademik yang selama ini dilakukan perlu diperluas agar dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat. ”Kampus tidak cukup hanya mengandalkan aktivitas akademik. Namun, juga harus memiliki kontribusi nyata melalui inovasi yang relevan bagi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pusat-pusat keunggulan ini perlu menghubungkan kegiatan akademik, penelitian, dan formulasi kebijakan yang inovatif. Dengan demikian, hasil kajian ilmiah di kampus dapat diimplementasikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan stakeholders di luar kampus.
Herry menambahkan bahwa pengembangan ini harus berlandaskan pada nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang menjadi ciri khas kampus Muhammadiyah termasuk UM Bandung. Menurutnya, salah satu bentuk nyata dari implementasi nilai tersebut adalah melalui filantropi islami. “Filantropi islami dapat menjadi solusi bagi berbagai keterbatasan dan tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan serta masyarakat,” tuturnya.
Herry berharap agar UM Bandung dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, seraya menjaga dasar-dasar keislaman dalam setiap langkahnya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para narasumber yang hadir dan memberikan pencerahan dalam acara pengajian awal semester dan kuliah umum di UM Bandung. (FA/FK)