PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - Ramadhan 1445 Hijriyah tahun 2024 menjadi salah satu momentum istimewa bagi warga persyarikatan Muhammadiyah-'Aisyiyah Kalimantan Barat menebar manfaat dengan berbagai kegiatan sosial (seperti, gerakan Taawun yang dilakukan tingkah wilayah, daerah, hingga ranting), juga silaturahim dengan pengajian dan buka puasa bersama. Seperti pada kegiatan buka puasa bersama keluarga besar persyarikatan, dirangkai pembukaan pengajian ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Jumat 29 Maret 2024 di aula Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Buka puasa bersama dihadiri Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Dr. H. Muhajirin Yanis, M. Pd. I, Pj. Gubernur Kalimantan Barat dr. Horisson, M. Kes. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak, H. Mi'rad, S.Ag.,M.A.P, Ketua PWM Kalbar, Dr. H. Pabali Musa, M.Ag, Ketua PWA Kalbar, Yumiharti, S. Par, Rektor UM Pontianak, Dr. Doddy Irawan, M. Eng, serta Dirut Bank Kalbar, Rokidi, SE, MM. Dengan narasumber Prof. Hilman Latief, Ph.D, Bendahara Umum PP Muhammadiyah dan menjabat sebagai Dirjen PHU Kementerian Agama RI. Kegiatan juga diikuti unsur pimpinan wilayah, daerah Muhammadiyah 'Aisyiyah Kalimantan Barat, pekerja amal usaha Muhammadiyah-'Aisyiyah dan simpatisan, sekitar 450 peserta.
Dalam pengantarnya, Dr. Pabali Musa mengucapkan terimakasih atas kehadiran seluruh pimpinan, peserta, dan simpatisan yang sudah hadir. Kegiatan ini lanjutnya, merupakan bagian kebersamaan dan dakwah persyarikatan. Sementara itu, dr. Horrison, PJ Gubernur Kalbar, saat menyampaikan sambutan berharap di tahun 2045 Indonesia menyiapkan generasi yang maju, unggul. Melalui berbagai kegiatan pendidikan, Muhammadiyah-'Aisyiyah merupakan bagian penting untuk mewujudkan harapan tersebut.
Setelah pengantar, acara dilanjutkan dengan penyampaian tausiah ramadhan oleh Prof. Hilman Latief. Hilman Latief menekankan pentingnya Risalah Islam Berkemajuan (RIB), yang harus dipahami oleh seluruh warga persyarikatan. RIB menurutnya adalah konsep dasar Islam di Muhammadiyah. Ia pun membagi tiga bagian. Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, yang tidak hanya mengajak kepada berbagai hal sesuai tuntunan agama tetapi juga hal yang baik dalam kehidupan sosial.
Kedua, Muhammadiyah adalah gerakan tajdid atau pembaharuan. Tajdid bermakna harus banyak inovasi yang dilakukan oleh kader Muhammadiyah, sebab dunia serba berubah. Tajdid lanjut Hilman Latief adalah kebutuhan, termasuk didalam organisasi Muhammadiyah-'Aisyiyah, sebab berIslam yang baik dan benar tidaklah mudah, ia mencontohkan tentang zakat. Zakat tidak hanya mengumpulkan tetapi memupuk kepercayaan masyarakat terhadap amil atau pengelola zakat. Menurutnya zakat adalah bagian dari gerakan kolektif dan kita jangan pernah mundur agar bisa maju berkembang. Dengan berbangga Hilman Latief yang pernah memimpin LAZISMu periode 2015-2022 menyebut angka 600 miliyar aset LAZISMu se-Indonesia.
Ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan ilmu. Hilman Latief menegaskan berIslam harus memiliki ilmu untuk menaikan derajat. Ia pun berharap kedepan keberadaan amal usaha Muhammadiyah-'Aisyiyah dengan kualitas SDMnya menjadi pelopor perubahan baik di Kalimantan Barat.
Acara pengajian ditutup dengan buka puasa bersama dan shalat magrib berjamaah, dilanjutkan pengajian pimpinan Muhammadiyah-'Aisyiyah di aula ITEKES Pontianak. (Amalia Irfani)