Idul Fitri PDM Kapuas: Ramadhan Berlalu, Menjadi Pribadi yang Baru

Publish

31 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
85
Foto Istimewa

Foto Istimewa

KUALA KAPUAS, Suara Muhammadiyah - Dalam Islam, hawa nafsu dalam bahasa Arab lebih dekat dengan makna hawa bukan Siti Hawa, tetapi adalah kecenderungan batin yang menarik manusia pada sesuatu. Hawa berarti dorongan yang menggerakkan hati, baik menuju kebaikan maupun keburukan.

Allah menciptakan hawa nafsu bukan tanpa tujuan. Ia adalah bahan bakar kehidupan tanpanya, manusia tidak akan makan, minum, atau berusaha memiliki keturunan. Hawa nafsu-lah yang membuat manusia mencintai harta dan bekerja keras untuknya. Ia memberi daya hidup.

Akan tetapi, hawa nafsu juga memiliki sisi yang lain, yaitu dia akan menguasai akal, hati, dan seluruh panca indra manusia, untuk mengikutinya, dan mengaburkan akal dan hati dalam melihat cahaya kebenaran.

Demikian disampaikan Ustadz Awad Ahmad Seff,MA dari Martapura dalam khutbahnya pada Sholat Idul Fitri 1 syawal 1446 H, dengan tema “Ramadhan Berlalu, Menjadi Pribadi Yang Baru, Dan Terlepas Dari Tipu Daya Hawa Nafsu “.

Sholat Idul Fitri diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kapuas dan Pimpinan Cabang Muhamamadiyah (PCM) Selat, bertempat di komplek Stadion Panunjung Tarung Kuala Kapuas, Senin (31/3/2025).

Dikatakan Ustadz Awad, Ibnu Taimiyyah pernah mengatakan bahwa hawa nafsu bergerak dalam dua ranah, syahwat dan syubhat. Fitnah syubhat jauh lebih berbahaya daripada fitnah syahwat. Syahwat adalah godaan duniawi yang membuai, sedangkan syubhat (keadaan samar tetang kehalalan atau keharaman sesuatu) adalah kabut yang mengaburkan kebenaran dan menyesatkan hati dari jalan yang lurus.

Dalam Shahih Bukhari, diceritakan bagaimana Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam memperingatkan tentang dampak hawa nafsu terhadap amanah dan kejujuran.

Hakikat Berpuasa adalah pola latihan pengendalian diri. Jika manusia belajar pengendalaian diri, maka dia tidak bisa diperbudak manusia lain, karena dia sudah terbebas dari perbudakan hawa nafsunya sendiri.

Maka dari itu, kita berhari raya hari ini, yang kita rayakan adalah terbebasnya kita dari belenggu hawa nafsu yang dulu menguasai kita .Kita bukan lagi hamba keinginan, bukan lagi budak syahwat. Kita telah belajar mengendalikan diri, dan dengan itu, kita benar-benar merdeka.

Sejak dahulu, syubhat, kehalalan satelah menjelma dalam berbagai rupa. Salah satu bentuknya yang paling licik adalah gratifikasi yang disamarkan sebagai hadiah bernuansa religius. Lebih jauh, praktik suap dan politik uang kian menggerogoti jiwa umat, menghancurkan moral dan membutakan nurani. Perlahan, masyarakat pun sampai pada kesimpulan pahit: segala sesuatu bermuara pada uang. Integritas terkikis, moralitas terabaikan, dan intelektualitas terpinggirkan.

Mari kita memohon kepada Allah, agar meneguhkan langkah kita di atas kebenaran dan menjauhkan dari tipu daya dunia, ajak Ustadz Awad.

Sholat Idul Fitri 1 syawal 1446 hijriah diikuti jajaran pengurus PDM Kapuas beserta Organisasi Otonom(Ortom) Muhammadiyah, keluarga besar Muhammadyah, simpatisan serta sejumlah kaum muslimin dan muslimat. (bon)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

TEGAL, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Palestina asal Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP),....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Gita Amara Aulia, mahasiswa program studi Teknik Informatika UM ....

Suara Muhammadiyah

10 June 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah – SD Muhammadiyah 1 Solo menggelar Baitul Arqom Guru Karyawan. Kegiat....

Suara Muhammadiyah

27 December 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tepat pada hari Sabtu, 11 Mei 2024 di Gedung Dakwah 'Aisyiyah Jakarta ....

Suara Muhammadiyah

12 May 2024

Berita

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Dalam sebuah proses menjadi, tidak semua hal berjalan mulus, dan tak....

Suara Muhammadiyah

24 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah