Implikasi Melipat

Publish

10 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
76
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Implikasi Melipat 

Oleh: Dr. Nasrullah, M.Pd., Alumni Program (S3) Doktor Pendidikan Islam UIN Imam Bonjol Padang

 

Kebiasaan melipat dilakukan orang setiap hari. Banyak benda yang dilipat, diantaranya kain selimut. Selesai dipakai, selimut itu dilipat sehingga menjadi rapi. Kalau sebelumnya kain itu terbentang luas, kemudian dilipat sehingga luasnya menjadi berkurang atau menjadi lebih kecil. Namun, jika dilihat dari bentuk semula, hasil lipatan itu menjadi berganda. Ini dilihat dari hitungan lipatan. Jadi, satu di lipat menjadi dua, dua dilipat menjadi empat, dan seterusnya.  

Dalam wujud lipatan di atas, dimana hasil yang diperoleh menjadi lebih kecil. Misalnya, kain yang tadinya memiliki luas 2x1 meter, setelah dilipat beberapa kali luasnya bisa mencapai 0,25 x 0,125 meter. Secara fisik bentuk lipatan ini lebih kecil. Tidak hanya kain, banyak benda juga dilipat. Sehingga wujudnya secara fisik menjadi lebih kecil. Dalam hal lain, dari sisi non fisik lipatan itu bisa menjadi besar, artinya ada wujud yang menjadi besar setelah dilipat satu kali, dua kali atau beberapa kali.

Dalam surat An- Nazi’at ayat 16, yang artinya "Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa. Tatkala Tuhannya memanggilnya di Lembah Thuwa." Menurut pendapat pakar tafsir, M. Quraish Shihab. dalam tafsir Al Misbah, volume 15 halaman 47.  Kata ‘Thuwa’ terambil dari akar kata yang antara lain berarti melipat. Sesuatu yang dilipat itu lipatannya menjadi berganda. Dalam hal ini dijelaskan bahwa lembah Thuwa itu memiliki kesucian yang berganda karena Nabi Musa as ber-munajat (berdialog) dengan Allah di tempat itu dua kali.

Ditinjau dari segi geometris, lipatan itu memiliki dua barisan geometri. Barisan pertama adalah menunjukkan barisan geometri yang mengecil. Dalam hal ini perbandingan atau rasionya kecil dari satu. Yakni dari satu menjadi setengah. Setengah menjadi seperempat, dan seterusnya, Dalam barisan geometri ini terdapat rasio atau perbandingan setengah. Barisan kedua adalah menunjukkan pertambahan yang berlipatganda, atau rasionya lebih dari satu. Seperti dikemukakan oleh pakar di atas, lembah Thuwa itu memiliki kesucian berganda, meskipun volume tempat itu tetap. Dalam hal ini kesucian objek yang dimaksud menjadi lebih besar menjadi dua kali atau rasionya lebih dari satu, dalam contoh ini rasionya dua.

Pengertian melipat dalam kategori pertama, yakni yang dikategorikan barisan geometri dengan rasio kecil dari satu, bisa dijadikan sebagai tonggak dalam memaknai dosa. Dosa yang terlanjur terlakukan, diharapkan dapat berkurang. Jadi, jika dosa itu memiliki volume sebesar gunung. Dosa itu diharapkan bisa diperkecil, dilipat dua, sehingga menjadi setengah. Kemudian dilipat lagi menjadi seperempat, seperdelapan, seperenambelas dan seterusnya. Sampai habis mencapai bentuk yang terkecil, kalau mungkin terhapus. Upaya ini tentu dilakukan dengan bertobat dan melakukan kebaikan. Melakukan kebaikan itu diantaranya dengan menuntut ilmu. Jadi, dosa yang terlanjur diperbuat diimbangi dengan banyak menuntut ilmu. Sehingga dengan izin Allah, dosa itu menjadi kecil, diperkecil lagi, diperkecil lagi, sehingga (InsyaAllah) bisa terhapus. Terhapusnya dosa dengan menuntut ilmu. Berdasarkan pada hadist Nabi , sebagaimana terdapat dalam HR al Tirmidzi no. 2572, yang artinya "Barang siapa menuntut ilmu, maka itu sebagai penghapus dosanya pada masa lalu."

Sedangkan, melipat dalam kategori kedua, yakni dengan rasio lebih dari satu, menunjukkan peningkatan pahala yang diberikan- Nya kepada manusia atas ibadah atau amal yang dilakukan. Penegasan itu diantaranya terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 261, yang artinya "Perumpamaan orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap  butir seratus biji. Allah terus melipatgandakan  bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Lebih jauh, menurut Quraish Shihab, seperti yang dikemukakan dalam tafsir Al Misbah, volume 1. Hal. 690, angka tujuh dalam ayat itu tidak harus dipahami sebagai di atas enam atau di bawah delapan, tapi angka itu sama dengan istilah seribu satu yang tidak berarti di bawah seribu dua atau di atas seribu. Angka tersebut berarti banyak. Bahkan pelipatgandaan itu tidak hanya tujuh ratus kali, tetapi lebih dari itu, karena Allah terus menerus melipatgandakan pahala bagi siapa yang dikehendaki-Nya.    

Keinginan melipatgandakan sesuatu juga merupakan sifat asli manusia, terutama dalam hal keuntungan materi. Khususnya keinginan untuk mendapat keuntungan yang banyak. Bahkan jika anak Adam memperoleh satu gunung emas, pasti ia akan minta gunung emas kedua, ketiga dan seterusnya. Keinginan itu akan terus bertambah dan terus bertambah, dan berakhir ketika Izrail mencabut nyawa.

Dalam konteks pelipatgandaan di atas, maka upaya Presiden Prabowo dalam mendirikan lembaga keuangan Danantara dan Bank emas adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan yang berlipatganda bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga kesejahteran warga bangsa makin meningkat dan teriring harapan semoga juga amal kebaikan yang mereka lakukan juga semakin berlipatganda.

Kini, Ramadhan datang, kedatangan bulan mulia ini menghamparkan pahala yang berlipatganda bagi setiap amal kebaikan yang dilakukan. Pelipatgandaan ini mengacu pada peningkatan pahala atas amal yang diperbuat dengan rasio yang lebih dari satu, bisa sepuluh, seratus, tujuh ratus atau lebih. Dalam hal ini harapan terhadap pahala itu tentulah dengan rasio yang besar. Aamiin. Selamat menunaikan ibadah puasa.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Artikel ini mencoba memahami ke....

Suara Muhammadiyah

27 May 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Kisah-kisah Israiliyat disinggu....

Suara Muhammadiyah

10 May 2024

Wawasan

Puasa Ramadhan Momentum Merawat Hati dan Menata Pikiran Oleh: Dwi Kurniadi/Kader IMM Pondok Shabran....

Suara Muhammadiyah

10 March 2025

Wawasan

Hati  Terkunci dan Kesempatan Bertaubat Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul) Bagi penulis, judul d....

Suara Muhammadiyah

4 October 2024

Wawasan

Referensi Alkitab Netanyahu dan Konflik Gaza Oleh: Donny Syofyan/Dosen Fakultas Ilmu Budaya Univers....

Suara Muhammadiyah

12 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah