Selamat Milad Muhammadiyah ke 112: Selalu Bersyukur dan Tidak Berhenti Bergerak
Oleh: Nur Ngazizah Ketua PDA Purworejo
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad junjunganku
Al Islam Agamu
Muhammadiyah gerakanku
Gegap gempita peringatan Milad Muhammadiyah ke 112 tahun, kemarin beredar di semua grup WA Muhammadiyah Aisyiyah yang diikuti, dari peringatan di tingkat ranting, cabang, daerah, wilayah maupun amal usaha baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah. Mulai dari kegiatan pengajian, apel milad, lomba lomba, launching kegiatan dan amal usaha produktif ataupun kegiatan menjelajah alam semesta dalam rangka tadabur alam dan masih banyak lagi kegiatan kegiatan untuk meramaikan syiar Muhammadiyah ke 112 dengan segala dinamika sesuai dengan kearifan lokal masing masing.
Sejak awal, Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang menampilkan dirinya sebagai gerakan Dakwah dengan gerakan Tajdid. Apa yang digagas oleh Kyai Dahlan dan para pendiri Muhammadiyah tidak lain adalah dakwah Islam agar agama akhir zaman ini bisa menjadi teladan, pedoman hidup umatnya, bahkan menjadi rahmat bagi alam semesta. Hal ini ditegaskan dengan masuknya maksud dan tujuan berdirinya Muhammadiyah tahun 1912. “(a) Menyebarluaskan ajaran Igama Nabi Muhammad Sharallahu Alaihi Wassallam kepada masyarakat bumiputera kediaman Yogyakarta, dan (b) menyebarkan ajaran Igama kepada para anggotanya” (Hoofdbestuur Muhammadiyah, tahun 1912). Semangat menyebarkan ajaran Islam tidak lain adalah semangat dakwah ekspansif atau aktif, dan perluasan dakwah telah menjadi misi gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya.
Muhammadiyah bisa seperti sekarang ini karena Muhammadiyah dalam menggerakkan dakwahnya tidak berhenti pada keagungan simbol. Namun pada semangat gerakan dakwah dan tajdid Muhammadiyah sebagai ruh, inspirasi dan semangat bagi pimpinan dan warga Muhammadiyah dalam setiap desahan nafas hidupnya, di mana saja dan apapun profesinya. Kehadiran Islam adalah sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di Indonesia, sejak kelahirannya 112 tahun miladiyah yang lalu, telah berkomitmen mengibarkan panji-panjinya sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar dalam menegakkan dan menjunjung tinggi Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Besarnya gerakan dakwah Muhammadiyah di semua bidang terutama pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial dan ekonomi jangan sampai membuat gerakannya cenderung ekslusif, dan membatasi diri. Tetapi justru harus terus bekerja keras untuk mengepakkan sayap dakwahnya di semua lini kehidupan dan untuk semua (Muhammadiyah for all). Muhammadiyah untuk semua dan semua untuk Muhammadiyah baik pengabdian, kontribusi, jasa, kinerja, tugas dakwah dan seluruhnya. Kehadiran Muhammadiyah tak hanya dirasakan manfaatnya oleh warga Muhammadiyah secara internal saja, melainkan juga dirasakan secara eksternal dari berbagai kalangan manapun itu. Ada yang merasakan manfaatnya dari segi pendidikan sekolah atau kampus, ada yang merasakan dari segi kesehatan rumah sakit atau klinik, ada pula yang merasakan dari segi kemanusiaan pertolongan bencana, panti asuhan, filantropi serta ada pula yang merasakan pada sisi spiritual rohani mendapatkan pencerahan sebagai manusia yang berkemajuan. Muhammadiyah untuk semua dan dirayakan oleh berbagai kalangan manapun, sehingga menjadi amal jariah yang tiada terputus.
Selanjutnya adalah menyusun untuk terus mempertahankan, mengembangkan dan memajukan Persyarikatan Muhammadiyah agar terus dapat melampaui zaman ke zaman dan masa ke masa, seberapapun besarnya tantangan. Seluruh komponen yang ada di dalam Persyarikatan baik ortom, angkatan muda Muhammadiyah, pimpinan, warga, simpatisan maupun seluruh kalangan baik umat islam maupun umat beragama lainnya. Terlepas dari adanya kekurangan atau penilaian buruk, itu harus tetap diperbaiki sembari terus belajar menjadi insanul kamil, insanul karim, dan insanul adib. Itulah yang menjadi dasar agar terus menjadi hamba Allah yang taat, beriman, bertakwa yang hanya mengharap rida Allah semata.
Muhammadiyah jangan sampai berhenti bergerak dan hanya bangga dengan simbol-simbol dan atribut organisasi seperti kegiatan seremonial. Muhammadiyah harus memenangkan narasi dan aksi gerakan inklusifnya di hadapan komunitas-komunitas dan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Para pimpinan dan warga persyarikatan mesti membiasakan untuk berpikir makro, yang gerakannya berefek global dalam isu-isu keIslaman, keIndonesiaan dan kemanusiaan, meskipun gerakannya di area lokal (ranting, cabang, daerah, wilayah), hal ini termasuk gerakan dari organisasi otonomnya.
Bersyukur menjadi bagian dari Muhammadiyah karena itu menjadi energi untuk berkiprah, mengabdi, berjihad, dan beramal untuk memajukan umat. Kita harus bersyukur menjadi bagian dari Muhammadiyah karena Muhammadiyah tak henti-hentinya berinovasi dan berkontribusi besar dalam menyelamatkan semesta dan kehadiranya memberikan kemakmuran. Tanyakan pada diri kita apa yang sudah kita berikan pada Gerakan dakwah ini, bukan apa yang sudah diperoleh. Bergeraklah dan selalu menggerakkan.