JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam acara yang berlangsung pada hari Ahad, 24 September 2023, Ahad Rajin (Gerakan Mengaji Nasyiah) mengangkat tema kajian yang relevan, yaitu "Mengintegrasikan Nila-nilai Al-Ma'un dalam Kepribadian Nasyiatul Aisyiyah." Pada kesempatan ini, Rinrin Marlia, Ketua Bidang Advokasi Sosial dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, mengingatkan kembali akan pentingnya ajaran yang disampaikan oleh KH Ahmad Dahlan mengenai surah Al-Ma'un.
KH.A Dahlan, seorang ulama terkemuka, telah mengulang-ulang mengajarkan surah Al-Ma'un kepada murid-muridnya sebagai bagian integral dari pembelajaran agama. Beliau memiliki tekad untuk merekam setiap proses pembelajaran ini, dengan harapan agar ilmu agama dapat lebih mudah diakses dan dipelajari oleh generasi mendatang. Tapi apa yang membuat KH.A Dahlan begitu fokus pada surah al-ma'un ini?
"Ajaran beliau bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam surah tersebut kepada murid-muridnya, dan dengan pengetahuannya yang mendalam, beliau mencoba memperkenalkan cara-cara untuk memahami isi Al-Quran lebih dari sekadar membacanya, melainkan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kepribadian diri murid-muridnya," jelas Rinrin.
KH.A Dahlan berharap agar murid-muridnya menjadi individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga melakukan tindakan nyata.Upayanya dalam memahami Al-Quran melampaui dimensi intelektual, mendorong terciptanya gerakan sosial yang positif. Konsep teologi Al-Ma'un menjadi landasan bagi berbagai amal usaha Muhammadiyah, yang tidak hanya mencakup keshalehan ritual, tetapi juga keshalehan sosial.
"Pentingnya keshalehan sosial tidak boleh diabaikan. Keshalehan ritual, meskipun penting, hanya menjadi sempurna jika dapat diaplikasikan dalam keshalehan sosial. Hal ini memungkinkan seseorang untuk merasa lebih dekat dengan Allah," tambah Orien, sapaan akrab Rinrin Marlia
Menariknya, banyak negara non-Muslim di negara maju telah berhasil menerapkan nilai-nilai Islam dalam budaya mereka. Mereka telah menanamkan nilai-nilai seperti disiplin, literasi, dan kepedulian sosial terhadap sesama. Di sisi lain, dalam negara-negara Muslim sendiri, nilai-nilai Islam seringkali kurang diaplikasikan dengan baik.
KH Ahmad Dahlan berhasil menerjemahkan semangat Al-Ma'un dalam konteks literasi sosial kemanusiaan. Melalui Muhammadiyah, beliau membangun isu literasi sosial dengan mendirikan berbagai amal usaha, termasuk panti-panti asuhan. KH.A Dahlan bersama murid-muridnya bahkan mengumpulkan anak-anak jalanan yang kemudian diberikan tempat di panti asuhan. Mereka tidak hanya diberikan makanan, tetapi juga bekal ilmu pengetahuan.
Isu literasi pendidikan juga menjadi fokus KH.A Dahlan, terutama dalam mendidik masyarakat rentan dengan pendidikan rendah. Melalui semangat Al-Ma'un, beliau mengedepankan konsep pengentasan kemiskinan melalui kesadaran literasi pendidikan.
Reinterpretasi dan reaktualisasi Al-Ma'un meliputi berbagai aspek, termasuk upaya dakwah, literasi keilmuan, bantuan kepada orang miskin, dan keshalehan serta solidaritas sosial.
Dalam konteks peringatan 94 tahun Nasyiatul Aisyiyah, organisasi ini harus mampu merumuskan pemikiran ideologis dan teologis yang kuat dalam kepribadian mereka saat ini. Salah satu cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai Al-Ma'un dalam diri Nasyiatul Aisyiyah adalah dengan memperkuat spirit kelahiran organisasi ini, yang didasarkan pada nilai-nilai dasar Islam tentang kesetaraan dan kemajuan perempuan.
Nasyiatul Aisyiyah juga telah memperlihatkan komitmennya dalam gerakan dakwah melalui berbagai isu yang ditekuni. Ini mencerminkan bahwa gerakan ini tidak hanya berkutat pada kata-kata, melainkan juga pada tindakan nyata. Dari program-program yang mereka jalankan, tampak upaya untuk memberdayakan kaum perempuan, meningkatkan peran kemanusiaan, dan mewujudkan kesejahteraan perempuan. Permasalahan seperti kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan, peran politik perempuan, dan isu-isu perempuan yang semakin kompleks juga menjadi fokus perhatian mereka.
Selain itu, pendidikan pemberdayaan advokasi berbasis komunitas menjadi sarana penting dalam upaya ini.
Dalam sejarah panjang kehidupan keagamaan di Indonesia, KH.A Dahlan adalah sosok penting yang harus kita kenang. Dengan keterampilan dan semangatnya dalam menyampaikan ajaran agama, beliau telah meninggalkan warisan berharga dalam pemahaman surah al-ma'un dan pentingnya mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Gerakan Mengaji Nasyiah, kita terus merenungkan dan memahami bagaimana ajaran beliau dapat menginspirasi kita untuk menjadi individu yang lebih baik dan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik pula. Pengajian ini dilaksanakan secara daring dan didukung oleh Lazismu dan FEB UHAMKA.