Islam Wasathiyah, Solusi di Tengah Carut Marut Bangsa

Publish

11 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
93
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Oleh: Rusydi Umar, Anggota MPI Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2022, Dosen S3 Informatika UAD

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi bangsa ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang semakin kompleks. Polarisasi sosial, konflik politik yang tak berkesudahan, maraknya hoaks dan disinformasi, hingga munculnya ekstremisme dalam berbagai bentuk telah menciptakan ketegangan di tengah masyarakat.

Dunia digital yang seharusnya menjadi ruang untuk bertukar gagasan dan membangun persatuan, justru sering kali menjadi arena perpecahan akibat penyebaran narasi yang penuh kebencian dan manipulatif.

Di tengah situasi ini, Islam Wasathiyah menjadi satu-satunya solusi yang relevan dan dibutuhkan. Islam Wasathiyah bukan sekadar konsep moderasi dalam beragama, tetapi juga mencerminkan pendekatan keseimbangan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip Wasathiyah menawarkan jalan tengah yang menjauhi ekstremisme di satu sisi dan liberalisme yang kebablasan di sisi lain. Konsep ini menekankan pentingnya keadilan, toleransi, dialog, dan penghormatan terhadap keberagaman dalam masyarakat.

Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang mengusung nilai Islam Berkemajuan, telah menampilkan wajah Islam yang seimbang, inklusif, dan berbasis ilmu pengetahuan. Islam Wasathiyah yang diusung Muhammadiyah bukan hanya menjadi pedoman dalam dakwah dan pendidikan, tetapi juga menjadi strategi dalam menghadapi dinamika sosial, politik, dan perkembangan teknologi.

Dalam Pengajian Ramadan 1446 H, Islam Wasathiyah kembali ditegaskan sebagai strategi utama dalam membangun kehidupan sosial yang harmonis dan mencerdaskan umat di era disrupsi digital. Pernyataan ini selaras dengan berbagai pembahasan yang diangkat dalam Pengajian Ramadan tersebut, yang menekankan pentingnya moderasi Islam dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan dakwah digital.

Dengan landasan ini, Islam Wasathiyah bukan hanya menjadi wacana normatif, tetapi harus diterapkan sebagai solusi nyata dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan. Artikel ini akan membahas bagaimana Muhammadiyah, melalui berbagai pendekatan dan strategi, terus menggerakkan Islam Wasathiyah sebagai solusi di tengah kondisi bangsa yang carut-marut.

Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah telah menampilkan wajah Islam yang berpijak pada pemurnian ajaran sekaligus pembaruan sosial. Meskipun istilah Islam Wasathiyah belum digunakan saat itu, prinsip jalan tengah dalam berislam telah menjadi ruh perjuangan Muhammadiyah, menjauh dari ekstremisme dan stagnasi.

Dalam perkembangannya, Muhammadiyah semakin menegaskan komitmen terhadap Islam Wasathiyah melalui berbagai momen penting. Salah satu tonggak penting dalam penguatan moderasi Islam di Muhammadiyah adalah Deklarasi Bogor 2018, yang merumuskan tujuh karakter Islam Wasathiyah sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan keislaman dan kebangsaan. Tujuh karakter tersebut adalah tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil), tasamuh (toleran), syura (musyawarah), islah (perbaikan), dan qudwah (keteladanan).

Selain itu, Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 juga berperan penting dalam menegaskan konsep Islam Berkemajuan, yang sejalan dengan Islam Wasathiyah. Pemikiran ini kemudian diperkuat dalam Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta tahun 2022, yang menegaskan bahwa Islam Wasathiyah menjadi strategi utama dalam menghadapi tantangan global, termasuk era post-truth dan disrupsi digital.

Puncaknya, dalam Pengajian Ramadan 1446 H, Muhammadiyah secara konsisten menegaskan peran strategis Islam Wasathiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fokus utama yang sering ditekankan meliputi penguatan akidah yang rasional, penerapan moderasi dalam tatanan sosial, serta strategi dakwah digital yang efektif.

Sejarah ini menunjukkan bahwa Islam Wasathiyah bukan sekadar teori, tetapi telah menjadi jalan perjuangan Muhammadiyah dalam membangun umat yang cerdas, damai, dan berkemajuan. Dengan prinsip ini, Muhammadiyah terus berupaya menghadirkan Islam sebagai solusi bagi carut-marut kondisi bangsa.

Kondisi kebangsaan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang mengancam persatuan dan kesejahteraan. Polarisasi sosial dan politik semakin tajam, memecah masyarakat ke dalam kubu-kubu yang saling berhadapan. Dalam situasi ini, Muhammadiyah tetap teguh pada sikapnya sebagai kekuatan penengah yang tidak terseret arus politik praktis. Sejak awal, Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai gerakan Islam yang tidak berafiliasi dengan kepentingan politik tertentu, tetapi tetap berkontribusi dalam membangun bangsa melalui pemikiran, pendidikan, dan dakwah yang menyejukkan. Sikap ini mencerminkan karakter Islam Wasathiyah yang selalu mencari titik keseimbangan dalam menghadapi perbedaan.

Selain polarisasi, ancaman ekstremisme dan radikalisme juga menjadi tantangan besar. Sikap beragama yang berlebihan tanpa pemahaman yang utuh sering kali melahirkan intoleransi dan kekerasan atas nama agama. Muhammadiyah, dengan jaringan pendidikannya yang luas, berperan dalam membangun Islam yang ramah, bukan marah. Melalui sekolah, universitas, dan dakwah di berbagai lini, Muhammadiyah mengajarkan Islam yang rasional, damai, dan berbasis ilmu pengetahuan. Upaya ini menjadi benteng dalam membendung paham-paham yang menyimpang dari nilai-nilai Islam Wasathiyah.

Di era digital, tantangan lain yang tak kalah besar adalah merebaknya hoaks dan post-truth, yang sering kali mengaburkan fakta dan menyulut konflik. Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi digital umat, memastikan bahwa informasi yang tersebar di ruang publik tidak hanya benar, tetapi juga membawa maslahat. Dakwah digital yang berbasis pada Islam Wasathiyah menjadi solusi untuk membangun kesadaran kolektif dalam menghadapi era informasi yang penuh manipulasi.

Dalam menghadapi tantangan kebangsaan, Muhammadiyah terus menunjukkan bahwa Islam Wasathiyah bukan hanya prinsip, tetapi juga jalan yang nyata dalam membangun kehidupan yang harmonis, adil, dan berkemajuan.

Sebagai gerakan Islam yang berorientasi pada pembaruan, Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan Islam Wasathiyah sebagai konsep, tetapi juga menerapkannya dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu pilar utama dalam mewujudkan Islam Wasathiyah adalah melalui pendidikan. Sekolah, universitas, dan pesantren Muhammadiyah selalu menanamkan nilai-nilai moderasi Islam dalam kurikulumnya. Di setiap jenjang pendidikan, peserta didik dibekali dengan pemahaman Islam yang rasional, toleran, dan berbasis ilmu pengetahuan. Dengan model pendidikan ini, Muhammadiyah tidak hanya mencetak generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keseimbangan dalam bersikap, berpikir, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam Wasathiyah.

Selain melalui pendidikan formal, Muhammadiyah juga aktif dalam dakwah digital berkemajuan. Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah dan berbagai media Muhammadiyah, seperti Suara Muhammadiyah, TVMU, dan platform digital lainnya, menjadi ujung tombak dalam menyebarluaskan dakwah Islam Wasathiyah. Di tengah maraknya informasi yang simpang siur, dakwah digital Muhammadiyah hadir dengan pendekatan berbasis ilmu dan fakta. Narasi keislaman yang dikembangkan bukan sekadar retorika emosional, tetapi berbobot, objektif, dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi umat. Dengan strategi ini, Muhammadiyah membangun ekosistem dakwah yang cerdas dan berorientasi pada kebaikan bersama.

Selain di bidang pendidikan dan dakwah, Islam Wasathiyah juga diwujudkan melalui kebijakan dan advokasi sosial. Muhammadiyah senantiasa berada di garis depan dalam memberikan solusi terhadap persoalan bangsa, baik dalam isu kemiskinan, pendidikan, maupun kesehatan. Melalui jaringan amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia, Muhammadiyah hadir sebagai kekuatan sosial yang konkret. Dengan pendekatan Islam Wasathiyah, Muhammadiyah membuktikan bahwa Islam tidak hanya hadir dalam wacana, tetapi juga dalam aksi nyata untuk membangun peradaban yang lebih adil dan berkemajuan.

Islam Wasathiyah bukan sekadar konsep, tetapi sebuah pilihan strategis yang telah lama dipegang teguh oleh Muhammadiyah dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Di tengah carut-marut kondisi bangsa—dengan polarisasi sosial, maraknya ekstremisme, serta derasnya arus informasi yang sering kali menyesatkan—Islam Wasathiyah hadir sebagai jalan tengah yang membawa keseimbangan, ketenangan, dan solusi yang berkemajuan.

Sejarah telah membuktikan bahwa Muhammadiyah senantiasa menjadi garda terdepan dalam membangun moderasi Islam di Indonesia. Dari pendidikan hingga dakwah digital, dari gerakan sosial hingga advokasi kebangsaan, Muhammadiyah selalu berupaya menjaga harmoni, mengedepankan akal sehat, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Dengan prinsip Islam Wasathiyah, Muhammadiyah mampu merangkul keberagaman tanpa kehilangan jati diri, menghadirkan ketegasan tanpa menjadi kaku, serta mendorong perubahan tanpa kehilangan akar spiritualitas.

Namun, tantangan ke depan semakin kompleks. Oleh karena itu, dakwah Islam Wasathiyah perlu terus diperkuat di berbagai lini. Pendidikan harus tetap menjadi pilar utama dalam membangun generasi yang berpikir kritis dan moderat. Digitalisasi harus dimanfaatkan untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam Wasathiyah secara lebih luas dan efektif. Sementara itu, gerakan sosial Muhammadiyah harus terus menjadi teladan dalam menyelesaikan persoalan nyata di masyarakat.

Islam Wasathiyah bukan hanya milik Muhammadiyah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, nilai-nilai keseimbangan, keadilan, dan kearifan ini harus senantiasa digerakkan agar Islam tetap menjadi rahmat bagi seluruh alam dan solusi bagi persoalan bangsa.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Idul Fitri dan Penafsiran Budaya Oleh: Fokky Fuad Wasitaatmadja, Associate Professor, Universitas A....

Suara Muhammadiyah

5 April 2024

Wawasan

Berjuang dan Menang Oleh: Hendra Apriyadi Tanggal 24 Januari 2025 menjadi momen yang istimewa dala....

Suara Muhammadiyah

27 January 2025

Wawasan

Mukjizat dan Misi Kenabian Oleh: Suko Wahyudi,  PRM Timuran Yogyakarta Kenabian dan kerasulan....

Suara Muhammadiyah

25 April 2025

Wawasan

Ketimpangan dalam APBDes dan Harapan Solusi dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Oleh: Wahyud....

Suara Muhammadiyah

24 October 2024

Wawasan

Oleh: Agusliadi Massere Cara menjalani kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai harapa....

Suara Muhammadiyah

22 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah