MALANG, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Malang menduduki posisi pertama capaian proposal yang lolos pendanaan terbanyak di ajang Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW). Sebanyak 19 dari 20 proposal yang diajukan mendapatkan pendanaan dari kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud-Ristek) pada akhri April lalu dan bersanding dengan beberapa kampus ternama lainnya.
Hal ini menjadi salah satu kabar baik yang diterima UMM untuk terus mencetak generasi unggul di masa depan Dr Nur Subeki, ST, MT selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni turut merasa bangga atas capaian mahasiswa UMM. Menurutnya, program seperti ini mendorong kemandirian mahasiswa dengan wirausaha.
Terkait P2MW, Eki, sapaan akrabnya mengatakan bahwa mahasiswa dapat mengembangkan skill kepemimpinan dalam memanajemen sebuah kegiatan atau usaha. Program besutan Kemdikbud-Ristek ini memang bertujuan untuk mengembangkan usaha mahasiswa yang telah dijalankan dengan bantuan dana pengembangan dan pembinaan. Luarannya, bagi mahasiswa yang telah lolos seleksi akan melanjutkan perlombaan di kancah KMI Expo.
Sebagai informasi, Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo merupakan ajang berkumpulnya wirausahawan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi dan memperkenalkan produknya. Tahun ini, KMI Expo akan direncanakan diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. “Nantinya, proposal yang sudah didanai akan kami dibina oleh tenaga ahli yang mumpuni. Hal ini agar mereka tak hanya dapat merealisasikannya namun juga menjadi benar-benar menjadi sebuah ladang usaha dan tentunya berharap agar dapat melaju ke KMI Expo,” tambahnya.
“Banyaknya proposal yang diterima tak lepas dari upaya yang sudah kami lakukan sejak lama. UMM telah mengembangkan dan menjalankan program wirausaha yang tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa ekonomi namun juga semua mahasiswa,” jelasnya.
Program kewirausahaan UMM mendorong mahasiswa untuk menciptakan lapangan kerja secara mandiri dan mendorong pengembangan inovasi. Tak hanya bagi mahasiswa ekonomi, program ini dijalankan di setiap fakultas dengan mengandalkan setiap keahlian mereka. Misalnya seperti mahasiswa teknik yang memiliki program technopreneur atau mahasiswa pertanian yang memiliki program agropreneur.
Bahkan, program unggulan UMM ini sudah masuk menjadi mata kuliah di berbagai fakultas. Mahasiswa juga diwadahi dengan seringnya bazar yang disediakan di berbagai event seperti wisuda. Eki menegaskan bahwa UMM tak hanya memberikan dukungan dalam bentuk akademik, namun juga memberi dukungan agar mahasiswa mengeksplor bakat minatnya, termasuk di dunia wirausaha. Jadi kampus tak hanya sebagai wadah untuk belajar akademik saja, namun juga menjadi ladang untuk menjalin relasi dan belajar berbagai hal.
Terakhir, berbagai usaha mahasiswa yang berhasil didanai diharapkan tidak hanya berhenti di KMI Expo saja. Tapi benar-benar dilanjutkan sehingga bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Untuk itu, UMM juga tengah merancang pengembangan marketplace yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk menjual produk-produknya. Nantinya, marketplace ini akan dikelola secara khusus oleh UMM dan dapat diakses oleh mahasiswa yang memiliki usaha. Dengan hal ini, semoga usaha mahasiswa tak hanya mandek sampai di tingkat lokal saja, namun juga menyebar hingga pasar ekspor.
“Kita bisa belajar dari rasulullah yang memulai perjalanan dari seorang pedagang menjadi khalifah. Ke depannya mahasiswa UMM juga tak hanya menjadi pemimpin, namun juga pemimpin yang memiliki usaha,” tandasnya mengakhiri. (diko)