Kembangkan Qaryah Thayyibah dengan Meningkatkan Derajat Kesehatan

Publish

25 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
101
Qaryah Thayyibah

Qaryah Thayyibah

SUKABUMI, Suara Muhammadiyah – Pada Jum’at, 21 Juni 2024 telah dilaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat episode ke 7 di Masjid Attaqwa Rancabungur, Cijurey Gegerbitung Kabupaten sukabumi. Yang dihadiri oleh ibu-ibu pengajian Pimpinan Cabang Aisyiyah Gegerbitung. 

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan dari program Pengabdian kepada Masyarakat yang berjudul “Pengembangan Qaryah Thayyibah Pimpinan Cabang dan Ranting Aisyiyah di Kabupaten Sukabumi” yang pada kesempatan ini PCA Gegerbitung menjadi tempat pengabdian ibu-ibu dosen yang juga menjadi pengurus di Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Sukabumi. 

Dihadiri sekitar 30 orang, pengabdian ini diisi oleh dua narasumber, yakni ibu Dr. Yuni Sri Wahyuni, M.T selaku Ketua PDA Kabupaten Sukabumi dan ibu Dr. Fenty Sukmawaty, M.Hum yang merupakan Bendahara Umum PDA Kabupaten Sukabumi.

Pada kesempatan ini, bu Dr. Yuni Sri Wahyuni, M.T menyampaikan materi tentang “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, baik Kesehatan Fisik, Psikis dan Lingkungan”. Menurut beliau untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dengan memunculkan rasa bahagia. 

Kebahagiaan tersebut bergantung pada kondisi fisik, psikis dan lingkungan. Beliau menyampaikan kiat-kiat dalam meningkatkan kesehatan fisik dan psikis dengan menciptakan empat hormon bahagia, yakni: a) Hormon Endorpin (Penghilang rasa sakit), b) Hormon Serotonin (menjaga suasana hati), c) Hormon Depomin (Menghargai diri sendiri), d) Hormon Oksitoksin (Berasal dari interaksi atau perasaan cinta atau kasih sayang. Menurut bu Dr. Yuni meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan bisa dilaksanakan dengan cara berkebun atau menanam tanaman herbal/obat yang kemudian bisa juga dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh.

Berbeda dengan pemateri ke dua, yakni ibu Dr. Fenty Sukmawaty, M.Hum yang menyampaikan materi tentang “Memajukan kehidupan dan Kebudayaan yang Islami Melalui Naskah Sunda Kuno Para Ulama Terdahulu”. Beliau menjelaskan bahwa terdapat penemuan-penemuan naskah kuno berbahasa sunda yang merupakan aset budaya milik Indonesia. 

Karena naskah Sunda kuno ini merupakan semua peninggalan bahan tulisan tangan peninggalan nenek moyang kita yang dituls pada kertas, kulit kayu, rotan dan bambu yang ditulis dengan tangan dan menggunakan tulisan Arab Pegon. Naskah ini menurut bu Dr. Fenty berisi tentang ide-ide, pembahasan mengenai politik, pesan dan nasihat. Bahkan naskah Kuno Sunda milik Indonesia sekarang ini ada di beberapa tempat, baik tersebat di masyarakat luas dan sebagian besar di perpustakaan di luar negeri, salah satunta ada di perpustakaan Leiden, Belanda, imbuh beliau.

Besar harapan dari kegiatan ini menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi ibu-ibu di PCA Gegerbitung, karena ditunjuk untuk menjadi tempat pengabdian baru kali ini dilaksanakan, bahkan PCA Gegerbitung ini merupakan Cabang baru namun menjadi tempat pengabdian ibu-ibu dosen yang membawa amunisi dan ilmu menjadi penambah semangat bagi PCA Gegerbitung menurut ibu Amaliah Nurfajriyanti, M.Pd selaku ketua PCA. (Ika Sofia/Diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3....

Suara Muhammadiyah

4 July 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Dalam upaya pemahaman moderasi beragama, PW IPM Jawa Timur mengadakan....

Suara Muhammadiyah

21 June 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah – Budaya menghargai prestasi. Prestasi apapun yang diperoleh siswa, g....

Suara Muhammadiyah

16 May 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Perguruan Muhammadiyah Limau Bendi, yang terdiri dari SD Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

20 February 2024

Berita

SYDNEY, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales (PRIM NSW)....

Suara Muhammadiyah

16 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah