YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Setiap memasuki bulan Oktober, diperingati peristiwa Sumpah Pemuda. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Irwan Akib menyebut Sumpah Pemuda sebagai peristiwa sejarah yang relevan dan penting untuk dikontemplasikan khususnya bagi seluruh pemuda bangsa.
“Kalau kita berbicara sejarah Indonesia sampai Kemerdekaan, kita akan melihat bagaimana tonggak-tonggak sejarah itu dipelopori oleh kaum muda. Jadi kehadiran pemuda itu menjadi penting di dalam perjalanan bangsa kita,” katanya saat Pengajian online Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (18/10).
Dengan membawa spirit idealisme, Irwan menyebut para pemuda bangsa kala itu berkumpul dan bersatu seraya dengan mendeklarasikan satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa yakni Indonesia. Ini menjadi cambuk bagi seluruh pemuda bergerak kolektif memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Itu merupakan sebuah semangat yang penuh dengan idealisme untuk menjadikan bangsa kita menjadi satu kesatuan yang utuh menuju Indonesia yang merdeka,” katanya.
Bagi Irwan, deklarasi tersebut mereprsentasikan kekompakan pemuda untuk menyatukan bangsa yang sangat beragam. Di mana memiliki ragam agama, budaya, bahasa, suku, dan golongan. Semuanya berhasil dipertautkan oleh pemuda bangsa yang kemudian menjadi semboyan bangsa Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu).
“Ini tidak bisa dipisahkan. Jadi persatuan yang dibangun oleh para pemuda kita masa lalu dan itu juga menjadi harapan kita sampai hari ini bagaimana persatuan itu dirajut dari keragaman. Kesatuan ini tidak bisa kita hanya mengakui satu ragam budaya dan satu bahasa. Tetapi kemudian tetap menghargai perbedaan budaya dan bahasa yang ada,” sebutnya.
Dalam konteks ini, Irwan mengiaskan keragaman yang ada di Indonesia seperti sebuah taman. Di mana terbentang warna-warni dengan sangat indah. Bilamana hanya ada satu warna, maka tidak indah. Seandainya warnanya banyak dan beragam, namun tidak ditata sedemikian rupa, maka menjadi centang-perenang.
“Taman yang indah itu punya warna-warni yang beragam, tetapi ditata sedemikian rupa. Demikian bangsa kita, dengan beragam budaya, suku, agama, kalau ditata sedemikian rupa Insyaallah menjadi kekuatan besar untuk bangsa dan negara kita ke depan,” tegasnya.
Irwan mengharapkan kepada pemuda bangsa hari ini untuk merajut persatuan dan kesatuan dari deretan keragaman yang ada. Keragaman bukan untuk dirobek, tetapi anugerah dari Tuhan agar bisa merawat agar terikat kuat sehingga menjadi fondasi yang kokoh bagi harmoni bangsa.
“Mari kita merajut persatuan ini dari sekian banyak keragaman yang ada di negara kita, sehingga menjadi sebuah kekayaan yang dapat membawa bangsa kita menjadi berdaulat dari sisi ekonomi, budaya, dan demokrasi. Bangsa ini tidak pernah akan besar kalau saling meniadahkan, justru pendiri bangsa saling saling memahami, walau berbeda pandangan politik, mereka rela mengorbankan kepentingan pribadi demi tegakknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tandasnya.
Hadir sebagai pembicara Duta Besar LBBP RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari, Dosen Sosiologi UMY Zuly Qodir, dan Plt Perpusnas RI/Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz. (Cris)