KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah - Pembukaan Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah ke-3 berlangsung meriah. Jambore ini merupakan program dari Lembaga Resiliensi Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah / Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Dengan mengusung tema "Memperkuat ketangguhan menuju Indonesia yang berkemakmuran,” Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti membuka acara tersebut, Kamis (26/6) di Wonder Park Lawu Resort Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Jambore berlangsung hingga Ahad mendatang (29/6). Ketua LRB PP Muhammadiyah/MDMC Budi Setiawan menyampaikan sangat senang Jambore ini dapat dilaksanakan. Sebelumnya, telah dilangsungkan acara serupa tahun 2015 di Banten, Jawa Barat. Lalu tahun 2017 di Kota Malang, Jawa Timur.
"Dan sekarang ini, kita laksanakan di Karanganyar," ucapnya dihadapan Bupati Karanganyar Rober Christanto, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, dan Kepala BNPB Suharyanto.
Budi mengapresiasi kepada para peserta yang berpartisipasi. Menurutnya jumlahnya melampaui target yang ditetapkan. "Jumlahnya jauh melampaui ekspektasi MDMC (1000 peserta), ternyata yang hadir lebih dari 1300 peserta dari seluruh Indonesia," bebernya.
Melampauinya jumlah partisipasi peserta tersebut, sebut Budi, karena ada semangat untuk menjadi relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah yang tangguh. "Sesuai dengan slogan kita, Tumbuh, Tangguh, dan Utuh,"
Realitas di lapangan menunjukkan, Budi melihat, relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah memang hadir dengan cepat merespons terjadinya bencana. "Iya, memang kemudian rasa kerelawanan ada, meskipun dengan kesiapan terbatas, pasti hadir," ungkapnya.
Sementara, Rober menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta di Tawangmangu. Dan sangat senang kehadiran para relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah yang dinilai sangat berperan aktif dalam penanggulangan bencana alam.
"Jambore ini menjadi momentum untuk membangkitkan semangat kerelawanan, sekaligus mengajak warga Tawangmangu Karanganyar biar tergerak hatinya untuk menjadi relawan-relawan yang bisa bertanggung jawab," ujarnya.
Di sisi lain, Luthfi memandang, relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah benar-benar hadir di garda terdepan dalam membantu masyarakat menghadapi prahara bencana alam. Salah satu praktik nyatanya tatkala bencana alam meletusnya Gunung Merapi tahun 2010.
"Saya mendukung sepenuhnya kegiatan Jambore Nasional ini. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sudah terbukti punya kontribusi besar dalam penanggulangan bencana di Indonesia,” ungkapnya.
Suharyanto mengingatkan, Indonesia selain dikenal keindahan alamnya, pada saat bersamaan, berada di kawasan rawan terjadinya bencana alam. Karena dikerangkeng oleh ring of fire (cincin api), yang sewaktu-waktu bisa terjadi bencana alam.
"Jumlah kejadian bencana tidak dapat dikontrol. Tetapi dengan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat, maka dampaknya dapat diminimalkan," bebernya.
Maka, kolaborasi menjadi kunci utamanya. "Kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan,” tandasnya.
Pembukaan Jambore ini dilangsungkan Tabligh Akbar Ustadz Adi Hidayat. Juga, Pengukuhan Pelajar Tangguh Bencana & Sekolah Model SPAB Muhammadiyah dan pelbagai perlombaan yang akan memeriahkan rangkaian Jambore tersebut. (Cris)
