MAGELANG, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais mengatakan, mengajak untuk merenungi Qs ali-Imran [3] ayat 134. Menurutnya, surat ini sangat familiar dan banyak yang hafal diluar kepala, akan tetapi Dahlan menyebut, sangat tidak mudah dalam mempraktikkannya.
"Ayat ini kita sudah hafal. Tapi, kalau mempraktikkannya, tidak mudah. Sangat tidak mudah. Berat sekali," ujarnya saat Halal Bi Halal 1446 H Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid PP Muhammadiyah, Sabtu (26/4) di Mendut Taman Sari, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Secara redaksional, ayat ini mencakup dua aspek penting. Pertama, penyeruan Allah kepada umat Islam untuk berinfak. "Baik di waktu luang maupun sempit," katanya. Jika dikontekstualisikan dengan Qs Al-Baqarah [2] ayat 177 menegaskan, berinfak (memberikan harta) kepada orang yang dicintai seperti kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, merupakan perbuatan yang tidak mudah.
"Ini kelas berat. Tidak mudah. Kalau ukuran digunakan, saya kira kita banyak yang tidak lulus," tegasnya.
Dahlan menyoroti, seakan-akan warga Persyarikatan merasa sudah berjihad di jalan Allah dengan pikiran dan tenaga. Namun, aspek harta justru dikesampingkan. "Ada yang berpendapat, dengan harta belakangan. Tapi kalau kita, ketiga-tiganya itu (jihad pikiran, tenaga, dan harta)," jelasnya.
Di sinilah hal yang pertama ini, Dahlan mendorong untuk menghidupkan kembali. Terlebih para kader dan aktivis Muhammadiyah. "Harus Berjuang dengan tenaga, pikiran, dan harta. Kita coba untuk berinfak, siapa tau dengan kita berinfak, hati kita pasti akan senang," tuturnya.
Kedua, mengendalikan marah. Dahlan mengingatkan, bulan Ramadhan telah selesai. Secara psikologis, jiwa telah terlatih untuk mengendalikan diri dari hal-hal negatif, salah satunya perangai amarah.
"Sangat tidak mudah mengendalikan marah. Tapi, kita sudah dilatih selama bulan Ramadhan kemarin. Maka, kita coba kendalikan diri kita agar tidak marah. Mudah marah," tegasnya.
Oleh karena itu, butuh pelatihan spiritual. Melatih diri dengan senantiasa mengingat Allah lewat berdzikir dan beristighfar, menjadi benteng pertahanan untuk melindungi diri dari amarah.
Ketiga, Dahlan juga meminta agar spirit Qs al-Alaq benar-benar terbumi secara nyata. "Ayat ini berbicara tentang literasi (belajar)," ucapnya. Tautannya adalah dengan menumbuhkan budaya membaca. "Mesti dicoba dari ranah akar rumput, ranting, cabang, dan masjid, supaya ada ketertarikan membaca," sambungnya.
Terutama anak muda sebagai generasi penerus bangsa. Dahlan berpesan agar tidak malas dalam membaca. "Membaca adalah jendela dunia membuka cakrawala baru dan menambah banyak khazanah pengetahuan dan wawasan," tandasnya. (Cris)