Kado Lebaran Spesial Buat Sang Kader

Publish

14 April 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
77
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kado Lebaran Spesial Buat Sang Kader
Oleh: Rumini Zulfikar/Penasihat PRM Troketon

"Akan menjadi indah dan bermakna jika dalam kehidupan ini menyatunya sebuah tautan hati antara satu sama lain dalam satu wadah. Maka itulah yang sebenarnya dan sejatinya hidup. Tidak hanya nampak kulitnya saja, tapi juga dalamnya harus nyambung."

Beberapa waktu yang lalu, dikala Mbah Nini berangkat menuju masjid untuk salat Magrib di masjid kampung, penulis ada perbincangan dalam perjalanan menuju masjid. Dalam perbincangan itu, penulis menyapa seseorang yang bernama Basuseno:

Mbah Nini: Sugeng sonten, Mas.
Basuseno: Sonten ugi, Pak.
Penulis: Begini, aku mau minta tolong, Mas. Nanti kalau undangan sudah jadi, tulung jenengan edarke, njih Mas?
Basuseno: Ya, Pak. Undangan apa, Pak?
Mbah Nini: Undangan Pertemuan Forum Peduli Umat (FPU), Mas!
Basuseno: Oh, njih Pak.
Basuseno: Pak, mau tanya. Seragam Muhammadiyah jenengan yang hijau itu masih dipakai ndak, Pak?
Mbah Nini: Lha kenapa, Mas? Masih itu, Mas.
Basuseno: Begini, Pak. Jika tidak dipakai, ya saya pakai saja, Pak.
Mbah Nini: Oh begitu, Mas. Begini aja, nanti kalau ada rejeki, tak belikan Mas.

Dan Alhamdulillah, pas hari Senin, 7 April 2025, Mbah Nini memesan baju seragam Muhammadiyah Nasional yang warnanya hijau di Toko Suara Muhammadiyah. Dan hari Rabu, tanggal 9 April 2025, sudah sampai di rumah Mbah Nini. Tidak menunggu lama, penulis langsung menyerahkan kado yang berupa baju seragam tersebut setelah salat Magrib.

Dari situ Mbah Nini merasa bahagia bisa memaujudkan keinginan dari seorang kader persyarikatan di akar rumput, walaupun hanya satu biji. Obrolan di teras rumah Mbah Nini terasa hidup dan Mbah Nini melihat raut wajah sumringah dan gembira karena apa yang diimpikan akhirnya terwujud, yaitu punya seragam resmi Muhammadiyah.

Dakwah Menggembirakan dengan Membangun Rasa Empati dan Kepedulian

Memaknai akan dakwah mempunyai arti luas. Jadi dakwah tidak hanya di atas mimbar saja, akan tetapi kita memberikan dan meringankan beban dengan tenaga, pikiran, dan harta/materi dengan kemampuan kita. Itu bagian dari dakwah. Adapun dakwah menggembirakan, banyak contoh yang telah diwarisi oleh para pendahulu kita. Bahkan KH Ahmad Dahlan memberikan keteladanan dengan usaha yang beliau lakukan, yaitu adanya rasa empati terhadap anak-anak yatim, menyantuni anak yatim dan fakir miskin.

Selain itu, dakwah lewat pendidikan maupun kesehatan telah dilakukannya. KH Ahmad Dahlan juga memberikan keteladanan dengan kepedulian pada kader yang mempunyai potensi. Beliau membackup dengan mencukupi kehidupan KH. Ibrahim. Karena di kala KH Ibrahim dipercaya memegang Majalah Suara Muhammadiyah, akan tetapi ekonomi keluarga KH Ibrahim mengalami kendala. Itulah bentuk rasa kepedulian KH Ahmad Dahlan pada kader dan lain sebagainya.

Maka dengan mempelajari, memahami, menghayati, dan memaknai, hal ini harus menjadi spirit untuk meneruskan rasa empati dan kepedulian pada kader maupun masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.

Maka kita tidak asing mendengar Teologi Al-Ma'un dan Teologi Al-‘Ashr. Dan itu semuanya bagian dari mengimplementasikan nilai-nilai dari agama itu sendiri, yaitu menggembirakan umat. Selain itu juga akan terbangun "satu rasa" baik dalam hal kita berkhidmat di persyarikatan, bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara.

Karena pada hakikatnya, apa yang kita tanam (kebaikan), maka kebaikan itu akan kembali pada kita sendiri. Maupun sebaliknya, apabila kita berbuat buruk maka itu akan kembali pada kita. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 8 di bawah ini:

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا ۝٧

in aḥsantum aḥsantum li'anfusikum, wa in asa’tum fa lahā, fa idzā jā’a wa‘dul-ākhirati liyasū’ū wujūhakum wa liyadkhulul-masjida kamā dakhalūhu awwala marratin wa liyutabbirū mā ‘alaw tatbīrā.
"Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri..."

Jika kita memaknai dari ayat di atas, maka kita dalam kehidupan harus benar-benar bisa mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dengan sebaik-baiknya serta kemampuan yang kita miliki.

Dengan menggembirakan kader, umat, serta masyarakat akan menjadi nilai tambah serta memperkokoh ukhuwah sesama umat. Semoga nilai-nilai Ramadhan yang mengajarkan pada insan umat beriman tentang menyelaraskan antara hati, pikiran, serta tindakan (wa rabbathnā fī qulūbihim) bisa selaras.
Aamiin.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Mempertimbangkan Perlunya Kampanye di Kampus Oleh: Dr Immawan Wahyudi PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI ....

Suara Muhammadiyah

22 September 2023

Wawasan

Jiwa Tak Terbelenggu  Oleh: Fathan Faris Saputro (MPID PDM Lamongan) Okky Madasari, seorang s....

Suara Muhammadiyah

19 July 2024

Wawasan

Syukur dalam Perspektif Fisika Quantum Oleh: Agusliadi Massere, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Inf....

Suara Muhammadiyah

30 December 2023

Wawasan

Meningkatkan Kebermaknaan ‘Idul Adha Oleh: Mohammad Fakhrudin Bersyukurlah kita! Pada saat i....

Suara Muhammadiyah

31 May 2024

Wawasan

Oleh: Dr Amirsyah Tambunan, CWC. Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah Saat....

Suara Muhammadiyah

2 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah