Metode Rasional, Obor di Tengah Kegelapan Filsafat Ilmu

Publish

3 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
195
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Oleh: Wiwik Rahayu, Mahasiswa Program Doktor Farmasi UAD Yogyakarta

 

"Mempelajari filsafat itu seperti orang buta mencari kucing hitam di ruangan gelap, padahal kucingnya tidak ada."

 

Ungkapan ini menggambarkan perasaan saya saat mempelajari filsafat ilmu sejak S1 hingga S2. Nilai boleh bagus, makalah bisa selesai, tapi hakikatnya? Tak benar-benar saya pahami.

Hingga di jenjang doktoral, saya mulai membaca ulang dengan sudut pandang yang berbeda dan menemukan pencerahan melalui metode rasional, metode berpikir Islam yang dikenalkan oleh Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, ulama dan pemikir asal Palestina yang dikenal membangun sistem berpikir Islami yang logis, terstruktur, dan berbasis aqidah.

Beliau mengajarkan bahwa dengan menggabungkan fakta, indera, otak, dan informasi yang sahih, kita bisa mencapai keyakinan 100% terhadap kebenaran, bahkan terhadap hal-hal yang tak bisa diindera seperti Tuhan, malaikat dan kehidupan akhirat.

Dengan pendekatan ini, saya justru menyadari bahwa menolak keberadaan Tuhan jauh lebih sulit secara rasional daripada mengakuinya.

Alam semesta ini tidak mungkin muncul tanpa pencipta. Tidak ada satu pun bukti rasional yang kokoh untuk menyangkal Tuhan tanpa jatuh pada kontradiksi.

Selama ini kita terlalu bergantung pada metode ilmiah Barat, yang memang efektif untuk membuktikan realitas fisik yang dapat diindra. Namun, metode ini tidak mampu menjangkau realitas metafisik.

Metode ilmiah hanyalah bagian dari metode rasional, dan tidak cukup dijadikan sebagai satu-satunya cara untuk memahami seluruh kebenaran.

Sudah saatnya umat Islam memiliki metode berpikir sendiri. Kita tidak harus bergantung pada definisi filsafat dari pemikir Barat yang sekuler atau pemikir sosialis komunis yang empiris, agnostik, bahkan ateistik

Kita bisa membedah realitas dengan akal yang berpijak pada aqidah Islam, dan membangun filsafat ilmu yang bukan hanya cerdas, tetapi juga mengarah pada kebenaran mutlak dari wahyu.

Sejatinya filsafat ilmu itu tidak sulit jika pendekatannya tidak sempit. Filsafat ilmu tidak akan lagi gelap jika kita membawa obor metode rasional ke dalamnya.

Maha benar Allah, yang telah menyempurnakan Islam sebagai agama yang menjelaskan segala sesuatu, menjadi petunjuk, cahaya, dan rahmat bagi seluruh alam.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Tanggapan atas putusan Mahkamah Konstitusi tentang Syarat Usia Capres-Cawapres Oleh: Dr. phil. Ridh....

Suara Muhammadiyah

17 October 2023

Wawasan

Pembimbing Rohani: Bekerja sebagai Ibadah, Ihsan dalam Pelayanan Oleh: Muhammad Fitriani, SH.I, Pem....

Suara Muhammadiyah

24 December 2024

Wawasan

Anak antara Harapan dan Ratapan: Refleksi Hari Anak Nasional Edi Sugianto, Dosen IAI Al-Ghurab....

Suara Muhammadiyah

26 July 2024

Wawasan

Anak Saleh (29)Oleh: Mohammad Fakhrudin, Warga Muhammadiyah Magelang "Anak saleh bukan barang insta....

Suara Muhammadiyah

6 February 2025

Wawasan

Desakralisasi Pernikahan Oleh: Mohammad Fakhrudin, Warga Muhammadiyah Magelang   Kata "....

Suara Muhammadiyah

18 June 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah