Kalender Hijriah Global Tunggal: Jalan Solusi untuk Menyatukan Umat Islam

Publish

19 December 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
376
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Kalender Hijriah Global Tunggal: Jalan Solusi untuk Menyatukan Umat Islam

Oleh: Najihus Salam, Kader IMM Pondok Shabran UMS

Kalender Hijriah memiliki peranan vital dalam kehidupan umat Islam, terutama untuk penentuan ibadah seperti Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Namun, perbedaan metode dalam menentukan awal bulan Hijriah—antara rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi)—seringkali memunculkan ketidaksamaan tanggal di berbagai negara. Hal ini menyebabkan umat Islam merayakan hari-hari besar Islam pada waktu yang berbeda. Gagasan tentang Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) muncul sebagai solusi untuk menyatukan umat Islam di bawah satu sistem kalender seragam, yang didasarkan pada pendekatan ilmiah dan konsensus global.

Tujuan KHGT adalah menciptakan keseragaman dalam penentuan awal bulan Hijriah di seluruh dunia. Prinsip utamanya mengandalkan ilmu astronomi modern, di mana penentuan awal bulan dilakukan melalui perhitungan ilmiah (hisab) dengan mempertimbangkan visibilitas hilal secara global. Sistem ini juga menggunakan waktu universal atau Universal Coordinated Time (UTC) untuk memastikan sinkronisasi di seluruh dunia. Kriteria visibilitas hilal yang digunakan didasarkan pada standar internasional yang telah disepakati, meminimalisir perbedaan dalam penentuan awal bulan. Dengan pendekatan ini, KHGT menawarkan solusi ilmiah yang dapat diterima oleh umat Islam di seluruh dunia, sekaligus mengurangi ketidakpastian dalam penentuan awal bulan Hijriah.

Persatuan umat Islam menjadi tantangan utama karena perbedaan penanggalan Hijriah. Ketidaksesuaian ini memengaruhi kebersamaan dalam merayakan hari-hari besar Islam, bahkan mengganggu kelancaran ibadah. Misalnya, umat Islam di berbagai negara sering kali harus menunggu pengumuman resmi dari otoritas lokal, yang terkadang berbeda dengan negara lain. Selain itu, kegiatan global seperti ibadah haji membutuhkan kalender yang seragam agar dapat dilaksanakan dengan baik. KHGT hadir sebagai solusi untuk menyatukan umat Islam di bawah satu sistem kalender yang seragam dan berbasis ilmiah.

Peran teknologi astronomi dalam KHGT sangat besar. Dengan bantuan algoritma canggih, posisi bulan dan matahari dapat dihitung dengan presisi tinggi. Observatorium dan satelit memainkan peran penting dalam mengamati hilal melalui teleskop modern dan data satelit. Kriteria visibilitas hilal yang diadopsi pun didasarkan pada data ilmiah, memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tantangan KHGT tidak sedikit. Salah satunya adalah perbedaan pendapat antar-mazhab, di mana setiap mazhab memiliki pendekatan berbeda terhadap rukyat dan hisab. Sebagai contoh, mazhab Syafi'i lebih mengutamakan pengamatan langsung, sementara mazhab Hanafi lebih menerima perhitungan astronomi. Selain itu, kedaulatan nasional juga menjadi isu, karena setiap negara memiliki kebijakan sendiri dalam menetapkan awal bulan Hijriah, yang sering kali dipengaruhi oleh tradisi lokal. Kendala lainnya adalah terbatasnya akses ke teknologi astronomi modern di beberapa negara. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, dibutuhkan dialog terbuka dan konsensus antara ulama, pemerintah, dan pakar astronomi.

Manfaat KHGT jika berhasil diterapkan sangat besar. Umat Islam akan merayakan hari besar seperti Idulfitri dan Iduladha secara serentak di seluruh dunia, memperkuat rasa persatuan. Penetapan waktu ibadah yang lebih pasti juga akan membantu umat Islam merencanakan aktivitas mereka dengan lebih baik. Selain itu, keseragaman kalender akan mengurangi kebingungan dalam perencanaan kegiatan sosial dan ekonomi yang berkaitan dengan tanggal Hijriah.

Beberapa organisasi internasional sudah memulai upaya untuk mewujudkan KHGT. Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah salah satu pihak yang berperan dalam memfasilitasi dialog antara ulama dan pemerintah negara-negara Muslim. Kolaborasi antara astronomi dan syariah juga tengah dijalankan dengan melibatkan pakar astronomi dan ulama untuk menyusun kriteria visibilitas hilal yang diterima secara internasional. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya KHGT juga menjadi bagian dari langkah-langkah ini.

Beberapa negara telah memulai penerapan pendekatan modern dalam penentuan kalender Hijriah. Turki, misalnya, menggunakan hisab murni berdasarkan perhitungan astronomi. Arab Saudi menggabungkan rukyat dan hisab untuk menentukan kalender Umm al-Qura yang digunakan secara nasional. Sementara itu, Indonesia mengadopsi pendekatan kombinasi antara hisab dan rukyat, dengan melibatkan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Pengalaman negara-negara ini dapat menjadi acuan berharga untuk merealisasikan KHGT.

KHGT: Jalan Menuju Persatuan Umat

Untuk mewujudkan KHGT, dibutuhkan langkah-langkah strategis, seperti membangun konsensus global antara ulama, pemerintah, dan organisasi internasional melalui dialog yang intens. Pengembangan teknologi juga sangat penting untuk memperkuat kemampuan observatorium dan meningkatkan akses teknologi astronomi di negara-negara berkembang. Selain itu, edukasi dan sosialisasi tentang manfaat KHGT bagi umat Islam perlu terus digalakkan. Uji coba kalender juga merupakan langkah penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah.

Kalender Hijriah Global Tunggal adalah solusi untuk menyatukan umat Islam dalam satu sistem kalender yang seragam. Meskipun tantangan yang dihadapi tidak sedikit, manfaat yang ditawarkan KHGT, seperti persatuan umat, kepastian waktu ibadah, dan efisiensi sosial-ekonomi, jauh lebih besar. Dengan kerja sama antara ulama, pemerintah, dan pakar astronomi, KHGT tidak hanya akan menjadi impian, tetapi juga sebuah kenyataan yang bermanfaat bagi umat Islam di seluruh dunia.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Fikih Kebudayaan dalam Menjawab Problematika Kehidupan Umat Beragama Oleh: Rumini Zulfikar, Penaseh....

Suara Muhammadiyah

4 July 2024

Wawasan

Anak Saleh (10) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak Saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

26 September 2024

Wawasan

Mengapa Muhammadiyah Tanpa Mazhab Oleh: Dr Masud HMN Karya terbesar dari Khalifah Abassiyah yang ....

Suara Muhammadiyah

29 September 2023

Wawasan

  Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (5)  Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana S....

Suara Muhammadiyah

5 October 2023

Wawasan

Untuk Sang Presiden Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso, Wakil Sek....

Suara Muhammadiyah

22 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah