YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bisa jadi penyelenggaraan haji 2025, akan menjadi semacam haji wada’ bagi Kemenag (Kementrian Agama), karena ke depan persoalan haji dan umrah akan ditangani langsung oleh lembaga yang setara dengan Kementrian yaitu Badan Penyelenggara Haji dan Umrah. Jadi Kemenag bertekad penyelenggaraan haji pada tahun 2025 nanti akan menjadi penyelenggaraan haji yang terbaik.
“Bersyukur Bapak Ibu sekalian, kita bersama-sama kita akan melaksanakan haji di tahun 2025 nanti menjadikan haji yang terbaik, kita ingin memberikan kenangan dan tinggalan terbaik.”
Demikian yang dikemukakan oleh Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, dari Kantor Kementrian Agama Kota Yogyakarta H. Muhammad Tahrir, SE, MM saat mengisi manasik haji klasikal yang digelar oleh KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah) ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta, di Masjid Islamic Centre UAD Kampus 4 ring road selatan, pada Ahad 1 Desember 2024.
Manasik Klasikal dihadiri oleh Pengurus dan semua Pembimbing serta mengundang jemaah haji estimasi pemberangkatan 2025, jemaah haji cadangan 2025, jemaah 2026 serta beberapa jemaah untuk estimasi pemberangkatan tahun-tahun berikutnya, dengan semangat bertholabul ilmi mengumpulkan bekal terbaik sebelum mendapat panggilan Ilahi ke tanah suci.
Tahrir menyampaikan materi tentang Regulasi Haji, mengupas beberapa kebijakan yang diambil Kemenag terkait dengan haji. Kebijakan mulai dari persiapan, selama perjalanan dan saat pelaksanaan haji di tanah suci. Terutama terkait dengan jemaah, ada beberapa penyesuaian kebijakan praktis untuk meningkatan kualitas layanan para jemaah, mengkondisikan jemaah menjadi haji mandiri, seperti mulai dengan pengurusan paspor secara mandiri sejak awal, sehingga bisa mengurangi antrian yang panjang dan menumpuk. Pada pelaksanaan haji tahun 1446 H. ini juga akan dinaikkan jumlah jemaah yang akan berangkat haji, kalau tahun kemarin sekitar 395, menjadi 530. Jadi akan masuk dalam 2 kloter, karena satu kloter memuat 353 jemaah. Selain manasik dari KBIHU, Kemenag juga akan melaksanakan manasik 6 kali.
Lebih lanjut Tahrir berpesan pada para jemaah haji, mempersiapkan perjalanan haji secara tepat, dengan masa sekitar 40an hari, 32 hari di Makkah dan 8 hari di Madinah. untuk bisa mengelola energi secara tepat, jangan sampai karena terlalu bersemangat diawal, menjadi kelelahan saat puncak haji di Armuzna. Karena di Armuzna inilah semua jemaah berkumpul menjadi satu melaksanakan puncak haji. Skema murur dan tanazul yang sudah mulai dilaksanakan pada pelaksanaan haji kemarin, akan tetap diterapkan. Dengan murur dan tanazul jemaah lansia, sakit atau difabel dalam menjalankan menginap di Muzdalifah dan Mina saat melempar jumrah, cukup dengan melintas di malam hari tanpa turun dari kendaraan. Aktivasi pendaftaran dapat dilakukan di tanah suci, memadai maksimal dua puluh lima persen dari keseluruhan jemaah haji.
Manasik Klasikal di 1 Desember 2024 tersebut juga menjadi jembatan untuk memulai manasik regu di KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta. Sebelum masuk regu jemaah diberi bekal dengan materi Penguatan Regu Jemaah Haji yang disampaikan oleh H. Joko Wisono, S. Pd, Pembimbing dan juga Pimpinan Harian KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta. Joko menerangkan bahwa jemaah haji estimasi pemberangkatan 2025 dan cadangan yang telah bergabung di KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta dibagi dalam unit terkecil yang disebut regu. Dibimbing oleh 2 atau 3 orang Pembimbing/Pendamping. Di dalam regu inilah pembelajaran manasik dilakukan lebih intens dan mendalam. Empat regu akan dimasukkan dalam satu rombongan.
Joko juga menekankan,”Susunan regu bersifat sementara, dan sifatnya sangat dinamis menyesuaikan dengan kebutuhan para jemaah dan perkembangan terkini. Jadi sewaktu-waktu kalau terjadi pergeseran semua harus siap, tetap ikhlas semangat dan bahagia.” Imbuhnya.
(Saffana Intani)