Kebangkitan Nasional Terletak pada Kekuatan Ilmu dan Teknologi

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
417
Foto Istimewa

Foto Istimewa

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei bukan sekadar peristiwa historis berdirinya Boedi Oetomo pada 1908. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, kebangkitan hari ini harus dimaknai secara lebih kontekstual. 

Bagi Prof dr Budu, PhD, SpM(K), MMedEd, anggota Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, kebangkitan nasional saat ini terletak pada kekuatan ilmu, teknologi, dan inovasi sosial.

“Jika dahulu kebangkitan ditandai dengan semangat melepaskan diri dari penjajahan, kini kebangkitan adalah bagaimana kampus dan dunia pendidikan mampu menjadi pusat solusi atas persoalan bangsa,” ujar Budu pada Selasa (20/5).

Budu menyoroti pentingnya mendorong transformasi pendidikan tinggi agar lebih berdampak nyata bagi masyarakat. Dalam konteks itu, ia menilai peluncuran program Kampus Berdampak oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) awal Mei lalu menjadi langkah tepat dalam mengaktualkan semangat Hari Kebangkitan Nasional.

Menurutnya program Kampus Berdampak memperluas peran perguruan tinggi tidak hanya sebagai penghasil lulusan, melainkan juga sebagai simpul pemecahan masalah sosial. Ia menjelaskan bahwa program tersebut mendorong kampus agar lebih terhubung dengan dunia kerja, pemerintah daerah, komunitas, serta mampu menghasilkan riset dan pengabdian yang solutif.

“Kampus tidak boleh lagi menjadi menara gading yang terpisah dari masyarakat. Ia harus hadir sebagai pusat kemajuan peradaban,” tuturnya.

Budu juga menyinggung tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan muda, yang menurutnya menjadi sinyal bahwa sistem pendidikan belum sepenuhnya adaptif terhadap kebutuhan zaman. Ia menyebut pentingnya penyesuaian kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada keterampilan masa depan, seperti teknologi digital, kecerdasan buatan, dan kepemimpinan sosial.

Tiga Pilar Kampus Berdampak

Lebih lanjut, program Kampus Berdampak dalam paparannya terdapat tiga aspek utama yang diperkuat, yakni pengembangan sumber daya manusia unggul, penguatan riset berbasis kebutuhan, dan kontribusi nyata kampus dalam pertumbuhan ekonomi lokal. Riset-riset kampus, terutama dari bidang sains dan teknologi terapan, diharapkan dapat langsung dimanfaatkan masyarakat, baik dalam bentuk inovasi produk maupun sebagai dasar penyusunan kebijakan publik.

Menurut Budu, makna kebangkitan yang sejati adalah ketika ilmu pengetahuan dan etika sosial berjalan beriringan. “Kita tidak bisa bicara kemajuan tanpa tanggung jawab. Kampus yang berdampak adalah wajah baru kebangkitan nasional hari ini,” tegasnya.

Bagi Muhammadiyah, nilai kebangkitan selalu ditautkan dengan ikhtiar mencerdaskan dan memajukan kehidupan umat. Maka dari itu, arah kebijakan pendidikan tinggi ke depan harus mampu mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin intelektual yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

“Boedi Oetomo menyerukan pentingnya pendidikan untuk membebaskan rakyat dari kebodohan. Kini, kita perlu menyerukan pentingnya pendidikan tinggi yang berkeadilan dan berdampak bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya. (Hadi/m)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

CILEUNGSI, Suara Muhammadiyah – SMK Muhammadiyah 4 Cileungsi kembali menunjukkan komitmennya d....

Suara Muhammadiyah

29 May 2025

Berita

KOTAWARINGIN BARAT, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kotawaringin Barat men....

Suara Muhammadiyah

24 March 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMIF) Universitas Muhamma....

Suara Muhammadiyah

31 July 2025

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, MAP melepas mahasiswa tim Venship Fakul....

Suara Muhammadiyah

22 October 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – SMP UMP kembali mengadakan kegiatan spesial dalam rangka meny....

Suara Muhammadiyah

17 March 2025