KEGAIRAHAN BERAGAMA YANG BERKEMAJUAN

Publish

4 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
220
Foto Istimewa

Foto Istimewa

KEGAIRAHAN BERAGAMA YANG BERKEMAJUAN

Pernah, para ilmuwan sosial memprediksikan bahwa agama-agama akan semakin ditinggalkan seiring kemajuan peradaban manusia. Max Weber, Emile Durkheim, Georg Simmel, hingga Peter Berger merupakan di antara tokoh yang percaya bahwa dunia modern akan semakin terasionalisasikan, dan karena itu, agama sebagai sesuatu yang dinilai tidak rasional, akan tersingkir dari panggung kehidupan modern. Modernisasi dinilai murni lahir dari rasionalitas manusia dan agama tidak mengambil peran di dalamnya.

Keyakinan bahwa agama akan semakin tersisihkan, melahirkan sekularisme. Pemisahan agama dan institusi modern ekonomi dan politik menjadi awal gejala sekularisasi. Tidak berhenti di situ, proses sekularisasi selanjutnya memasuki segenap bidang kehidupan manusia. Sekularisasi sempat diyakini akan menjadikan kehidupan kultural masyarakat bersih dari agama, seiring modernisasi yang semakin tidak terbendung.

Sekularisasi terkait dengan posisi agama di tengah masyarakat yang rasional. Di masa lalu, agama sering menjadi pemberi legitimasi suci pada kekuasaan politik. Dalam pengalaman di Barat, adanya perselingkuhan agama dan politik yang menimbulkan ketidakadilan, telah melahirkan spirit antiagama dan sekaligus desakan untuk memisahkan politik dari agama. Politik dibawa ke wilayah nonsakral yang terbuka untuk kritik, evaluasi, suksesi, dan melibatkan partisipasi masyarakat. Hari ini, gejala pemisahan politik dari agama ini telah menjadi gejala umum di Barat sebagai buah keberhasilan sekularisasi.

Jika sekularisasi politik dinilai berhasil, tidak demikian dengan bidang-bidang kehidupan yang lain. Agama tidak dapat disisihkan dari kehidupan sosial dan batin masyarakat modern. Alih-alih tersingkir, agama-agama di dunia kini menunjukkan gejala semakin berperan penting di tengah-tengah masyarakat. Di negara-negara sekuler, agama-agama tidak ditinggalkan, terutama dalam wilayah individu dan masyarakat. Situasi ini mendorong para pengamat merevisi kembali teori mereka tentang sekularisasi.

Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 08/2024


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

AGAR BASA-BASI TAK MENYAKITI HATI Banyak orang tak berpikir panjang sebelum ber-’basa-basi&rs....

Suara Muhammadiyah

12 April 2024

Editorial

BELAJAR DARI SEPAK BOLA Sepak bola adalah gambaran kecil kehidupan kita sebagai bangsa. Adalah gair....

Suara Muhammadiyah

3 January 2024

Editorial

MEMPERKUAT JAMAAH MEMPERLUAS DAKWAH Pada masa sepuluh tahun awal keberadaannya, Muhammadiyah telah ....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Editorial

Muhammadiyah Itu Luwes dan Luas Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Judul itu kutipan dari pernyat....

Suara Muhammadiyah

21 March 2024

Editorial

IKHTIAR MENYELAMATKAN SEMESTA Apa jadinya jika negara-negara sponsor Hak-hak Asasi Manusia (HAM) du....

Suara Muhammadiyah

21 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah