Khutbah Jum'at: Nafsu Amarah Pendorong Segala Keburukan

Publish

26 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
40
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Oleh: Ihsan Nursidik, Alumni Ponpes MA Muhammadiyah 1 Bandung dan Pondok Kader Hajjah Nurriyah Shabron

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَوْصَلَ الْمُقْبِلِيْنَ إلَيْهِ بِفَضْلِهِ إِلَى الْمَرَاتِبِ الْعَلِيَّةِ. وَبَلَّغَهُمْ بِبَرَكَةِ نَبِيِّهِ كُلَّ أُمْنِيَّةٍ. وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَى حَبِيْبِناَ مُحَمَّدٍ الْعَبْدِ الصَّالِحِ الْقَائِمِ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ حَقِّ الرُّبُوْبِيَّةِ. وَآلِهِ وَصَحْبِهِ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّداً ﷺ صَاحِبُ الْأَخْلَاقِ السَّنِيَّةِ. اَلَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهْ. أَمَّا بَعْدَه

فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ. أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًاۙ 

اما بعد

Jamaah Jumat Rahimakallah 

Manusia dewasa ini hidup dengan begitu payahnya untuk mengejar sesuatu yang fana. Apalagi bila mereka tempuh dengan menghalalkan segala cara, tanpa peduli lagi dosa yang mereka tanggung di kemudian hari. Manusia begitu terlena terhadap kenikmatan dunia yang sesaat, dan meninggalkan kenikmatan yang hakiki nan abadi di akhirat kelak.

Banyak di antara keinginan-keinginan manusia di dunia itu, sejatinya jauh daripada hajat hidup utama dan ideal. Lebih jauh lagi, mereka justru melupakan prinsip hidupnya sebagai makhluk sosial; sebagai makhluk yang menjunjung tinggi persaudaraan. 

Ketika sifat ini timbul di dalam diri seseorang, maka dirinya akan melihat orang lain bak ancaman yang dapat merongrong eksistensi keinginannya. Baik itu berupa perasaan angkuh karena enggan melihat orang lain mencapai atau melampauinya atau perasaan iri dengki karena dirinya tak dapat menggapainya.

Ketika persaingan itu didasarkan pada perasaan-perasaan yang negatif, seperti angkuh dan iri dengki, maka akan timbul suatu sifat buas di dalam dirinya. Sifat yang menghadirkan dari jiwa yang merusak atau yang dikenal dengan nafsu amarah bisū’. 

Manusia yang senantiasa diliputi oleh keinginan-keinginan hawa nafsunya, sesungguhnya telah menjadikan hawa nafsunya itu sebagai tujuan—sembahan. Allah berfirman:

اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًاۙ ۝٤

“Sudahkah engkau (Nabi Muhammad) melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?” (QS. Furqan: 43). 

Sehingga hidupnya selama di dunia tidak lain hanya untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya belaka. Jauh dari tujuan untuk menggapai keutamaan diri apalagi keredaan Allah.

Kita teringat dengan kisah Nabi Yusuf ketika dirinya difitnah dengan sedemikian rupa oleh seorang istri raja, al-‘Aziz, yakni Zulaikha. Yusuf mengungkapkan keadaan nafsu yang hampir-hampir membuatnya berlaku dosa. 

وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٥٣

"Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf: 53)

Ungkapan Yusuf ini memberi isyarat kepada umat manusia, bahwa selama hidup di dunia ini, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari jebakan nafsunya. Dari dorongan-dorongan buruk yang kerap menjerumuskannya pada kedurhakaan. 

Namun sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa dengan kesabaran dan ketaatan kepada Allah nafsu itu dapat ditundukkan oleh Rahmat-Nya.

Dalam kitab Tafsir al-Tustari, Abu Muhammad Sahl atau yang dikenal Sahl al-Tustari mengatakan, barang siapa yang menginginkan dunia maka dirinya tidak akan terlepas dari waswasah (bisikan), yakni al-amarah bisuu’. Bisikan yang senantiasa memerintahkan hawa nafsunya kepada keburukan. 

Lebih lanjut, bahwa waswasah itu dibisikan oleh setan baik dari bangsa jin maupun manusia. Allah berfirman:

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ۝٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ۝٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِࣖ ۝٦

“Dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (al-Nas: 4-6). 

Mereka memperdaya manusia dengan tazyin (menghias-hiasi keburukan), talbis (mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan) serta taswif (menunda-nunda pada pertobatan). Sesungguh mereka itu merupakan musuh yang nyata bagi manusia yang beriman. 

Tustari menambahkan, “Mengenali diri sendiri merupakan perkara yang lebih tersembunyi dari pada mengenali musuhnya (yakni setan yang menggoda nafsu manusia), dan mengenal musuh itu lebih penting dari pada mengenali dunia, dan musuh (dalam diri) manusia itu terpikat dengan mengenalinya—yakni dunia, maka jika kamu mengenal dunia terlalu dekat maka kamu akan terpikat. Dan jika kamu tidak mengetahui bahwa setan adalah musuhmu, dia telah berhasil memperdaya dirimu.

Kemudian Tustari mengumpamakan hamba, setan, dan dunia itu seperti burung, pemburu dan biji-bijian. Jika burung terlena oleh biji-biji yang ditebarkan oleh seorang pemburu maka, bersiaplah dia menjadi kudapannya kelak.

Jika seorang hamba tergoda oleh berbagai kenikmatan duniawi sedangkan kenikmatan duniawi itu hanyalah kenikmatan yang terlihat indah namun, sebenarnya membahayakan. Tipu daya setan itu benar-benar memalingkan manusia dari-Nya. 

Maka berhati-hatilah dengan tipu daya setan itu. Sebab suatu waktu, ketika seseorang hamba lengah mengingat Allah, dia akan menerkam hawa nafsunya, agar mendorong dirinya pada keburukan dan kedurhakaan. 

Dunia memang menyajikan kenikmatan, tetapi ketika kenikmatan itu memalingkannya dari upaya untuk menjemput rida-Nya, menjauhkan dirinya dari mengucapkan syukur kepada-Nya, maka boleh jadi, bahwa kenikmatan itu merupakan buah dari nafsu yang mendorong pada dosa.

Nażubillah min żalik

بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

 اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ

 أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَمَلَائِكَتِهِ قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

 Sumber: Majalah SM Edisi 17/2025


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khutbah

 Khutbah Jum'at: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan  Oleh: Mohammad Fakhrudin الحَمْد�....

Suara Muhammadiyah

15 August 2025

Khutbah

Oleh: Safwannur إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْ�....

Suara Muhammadiyah

10 November 2023

Khutbah

Kesengsaraan Orang Kafir Oleh: Mustofa, Anggota PRM Sedayu, Magelang إِنَّ الحَمْدَ �....

Suara Muhammadiyah

31 October 2024

Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Memahami Makna Kemengan Oleh Deri Adlis. SHI. Mubaligh Muhammadiyah Kepulauan A....

Suara Muhammadiyah

6 April 2024

Khutbah

Oleh: Najmuddin Saifullah اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَ�....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah