Oleh: Jindar Wahyudi
أَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ الَّذِى حَبَنَا بِاْلإِيْمَانِ وَاْليَقِيْنِ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ الله أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.وَقَالَ تَعَالَى:اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Mengawali khutbah ini marilah kita bersyukur kepada Allah SwT atas segala nikmat dan karunianya sehingga dapat melaksanakan jamaah shalat Jumat ini. Tidak lupa pula marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SwT agar mampu mewujudkan kehidupan yang penuh dengan pencerahan guna mewujudkan kemajuan bangsa.
Dikatakan sebagai bangsa dan negara yang maju adalah bangsa dan negara yang memiliki tingkat standar kehidupan yang tinggi seperti standar ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam tentu akan membawa kehidupan yang berkemajuan, lalu bagaimana spirit Islam dalam membawa kemajuan bangsa dengan standar kemajuan ilmu pengetahuan, tegnologi dan ekonomi.
Pertama, spirit ilmu pengetahuan. Islam sangat menghargai kepada umatnya yang memiliki ketinggian ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu pengetahuan akan mampu mewujudkan budaya dan peradaban bangsa menjadi maju dan berkembang seiring dengan perjalanan peradaban manusia. Oleh karena itu Rasulullah saw mendorong sekaligus menjanjikan keutamaan bagi yang berilmu pengetahuan tinggi :
“Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah). "Para ilmuwan adalah pewaris para Nabi, Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi). “Barang siapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalan ke Surga." (HR. Muslim).
Allah juga menyatakan akan memberikan keunggulan derajad yang tinggi bagi orang mu’min yang berilmu pengetahaun tinggi: “Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah : 11).
Kedua, spirit teknologi. Perkembangan teknologi merupakan hasil karya dan budaya maanusia sebagai konsekuensi adanya perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga sering disebutkannya secara bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini akan terus berkembang seiring dengan kecerdikan dan keinginan manusia yang selalu ingin berkembang dalam kehidupan berbangsa.
Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw ketika melewati suatu kaum yang sedang melakukan penyerbukan pohon kurma maka hal itu ditegur oleh Rasulullah saw seraya bersabda:
“Seandainya kalian tidak melakukan penyerbukan niscaya kurma itu menjadi baik.” Anas berkata: Pohon kurma itu ternyata menghasilkan kurma yang jelek. Lalu Nabi saw. suatu saat melewati lagi mereka dan bertanya, “Apa yang terjadi pada kurma kalian?” Mereka berkata, “Anda pernah berkata demikian dan demikian.” Beliau pun bersabda, “Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.” (HR Muslim)
Tersirat dalam hadits ini praktek teknologi pertanian sudah pernah dilakukan oleh para sahabad Nabi yang semula dilarang oleh Nabi saw namun ahirnya dengan penuh bijaksana mengakui dan merasa tidak memiliki kemampuan dibidang teknologi pertanian lalu membolehkanya seraya bersabda: kamu lebih memahami dalam urusan duniamu (perkembangan teknologi)
Ketiga, spirit ekonomi. Standar yang paling mendasar kemajuan bangsa adalah kemajuan pada sektor ekonomi, tidak terkecuali ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa dilepaskan dari kemajuan ekonomi bangsa. Oleh karena itu sebagai warga bangsa dituntut untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh, agar terwujud kemajuan ekonomi bangsa. Orang yang tidak berusaha dan bekerja hidupnya tentu tidak produktif sehingga bisa diartikan sebagai orang yang tidak mensyukuri nikmat hidup bahkan secara tidak langsung mengengkari amanat yang disandangnya sebagai khalifah di muka bumi.
“Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung." (QS. Jumu’ah : 10)
Perintah untuk segera bertebaran di muka bumi ini tentu tidak hanya sekedar mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja tetapi juga berupaya untuk mendapatkan harta yang berlebih, mengingat istilah fadlillah yang secara harfiyah berarti kelebihan yang bersumber dari Allah SwT. Artinya mencari rizki tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia saja tetapi lebih dari itu yaitu rizki yang banyak, yang menurut Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 180 menyebutnya dengan istilah ”khair” yang berarti harta banyak yang penuh kebaikan dan keberkahan, yang dengan sendirinya harta yang banyak melimpah dan penuh keberkahan ini akan membawa kemakmuran dan kemajuan pada sektor ekonomi bangsa.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Bagi kita sebagai umat Islam tentu berusaha untuk mewujudkan kemajuan bangsa tidak hanya dari sisi material dan gebyar keduniaan semata tetapi kemajuan yang kita harapkan adalah kemajuan yang dilandasi dengan semangat tauhid sehingga apa yang kita lakukan ada nilai-nilai spiritual yang bisa kita nikmati tidak hanya di dunia saja tetapi juga mendapatkan bagian yang baik di akherat kelak.
Untuk mengakhiri hutbah ini kami sampaikan bahwa kalau kita menginginkan bangsa dan negara kita bisa diakui oleh dunia sebagai negara maju maka tidak ada cara lain kita harus berusaha menguasai ketiga sektor yang menjadi cirikhas negara maju yaitu kemajuan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kemajuan ekonomi banga, tanpa ketiga hal itu maka tidak mungkin dikatakan sebagai negara maju. Dengan spirit Islam dan semangat tauhid mudah-mudahan umat Islam mampu mewujudkanya. Aamiin.
بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبِّى اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
Drs. HM. Jindar Wahyudi, M.Ag, Kasi Bimas Islam Kankemenag Boyolali, Alumni Pondok Shabran UMS 1990