Kisah Alumni PontrenMu Kauman Batal ke Turkiye, Pilih Kampus Muhammadiyah

Publish

7 January 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
453
Foto Istimewa

Foto Istimewa

PADANGPANJANG, Suara Muhammadiyah - Menggunakan jas khusus untuk praktikum, Azzahra Ramadhani, Mahasiswa Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta itu terlihat fokus melakukan penelitian terhadap seekor binatang. Kegiatan praktikum itu merupakan agenda rutin bagi seorang mahasiswa dengan jurusan Farmasi di Universitas yang menempatai peringkat 25 Terbaik Perguruan Tinggi Nasional berdasarkan THE WUR 2024 edisi 27 September 2023.

Azzahra Ramadhani yang merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang ini, berhasil masuk perguruan tinggi UAD dengan mengikuti jalur nilai Rafor. Keberhasilan perempuan yang berasal dari Pasie Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ini tidak terlepas dari berbagai program yang ia ikuti selama menimba ilmu di Pondok Pesantren yang berada di Kota Serambi Mekkah ini.

Melalui pesan whatshapp Zahra bercerita bahwa saat ini hal yang tidak bisa ia lupakan selama menjadi santri di Pondok Pesantren yang didirikan oleh Buya HAMKA ini adalah program pembentukan karakter. Diakuinya bahwa awal masuk ke Kauman, ia yang selama ini notabene tidak bisa jauh dari orang tua merasa khawatir dan berat hati.

"Awalnya khawatir dan juga takut. Apakah saya sanggup lewati semuanya di asrama. Harus mandiri. Tapi lambat laun semua terasa mudah saat sudah dijalani," kisahnya. Mingu (07/01)

Diceritakannya juga bahwa selama menjadi santri ada banyak pengalaman yang ia dapatkan tiga tahun ia menjalankan status kesantriannya. Dimulai dari penyesuaian diri dengan lingkungan asrama, program asrama yang padat dan juga menuntut untuk tepat waktu.

"Sekarang asrama sudah bagus. Waktu saya di sana belum sebagus itu. Kita dituntun untuk terus menyesuaikan diri dengan program-program asrama dan pondok pesantren. Lelah (iya) tapi harus dijalani," tuturnya.

Disebutkannya bahwa selama di Pondok Pesantren itulah ia mulai menemukan jati dirinya. Karena didampingi oleh guru-guru yang profesional secara disipin keilmuan serta sarat dengan pengalaman-pengalaman empiris membuat ia dan teman-temannya menemukan jalan untuk menggapai tujuan dan cita-cita hidup.

"Di kelas, saya bertemu dengan guru-guru yang luar biasa. Bukan hanya sekedar guru yang mengajar dikelas saja, tetapi juga turut turun kelapangan dalam perkembangan diri siswa. Ini sayabrasa tidak ditemukan oleh kawan-kawan di sekolah lainnya," kenangnya.

Azzahra juga berkisah bahwa salah satu yang membuat iya merasa bangga pernah menjadi bagian dari Kauman adalah Kauman memberikan ruang untuk mengembangkan potensi dan bakat santrinya. Perempuan yang telah menerbitkan satu novel selama pendidikan di Kauman ini mengatakan pesantren Kauman selalu mendukung upaya pengembangan karakter santrinya.

"Ya...kami bahkan didukung penuh jika ingin berkarya. Karya WIND lahir saat masih jadi santri di Kauman. Selain kepenulisan, program lainnya yang paling bagus adalah pembiasaan menggunakan bahasa asing dalam keseharian. Kami bahkan diajak belajar bahasa inggris ke Pare," katanya.

Ditambahkannya bahwa selain program pendidikannya, Kauman juga memberikan pilihan-pilihan terbaik bagi santrinya yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ia mengatakan bahwa sebelum kuliah di UAD sebetulnya ia sudah dinyatakan lulus di Ankara University, Turkey dengan jurusan Ilmu Politik dan Administrasi Publik.

Namun kesempatan kuliah ke luar negri mesti ia urungkan karena tidak sanggup jauh dari keluarganya. Disaat kegundahan seperti itu Pondok Pesantren memberikan pilihan yang justru sangat sebanding.

"Satu hal yang membuat saya merasa bahagia kala itu adalah pihak Pesantren tidak pernah lepas tangan terhadap santrinya bahkan disaat bimbang seperti itu Kauman tetap memberikan pilihan terbaik," ungkapnya.

Saat ditanya apakah ada pesan-pesan untuk siswa lulusan SLTP/MTs yang masih bingung mau melanjutkan pendidikannya kemana, ia dengan gamblang memberikan rekomendasi bahwa dalam memilih lembaga pendidikan yang paling utama adalah dilihat dari program yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan itu sendiri.

"Bagi yang masih bingung dengan tujuan pendidikannya, saran saya jangan terpengaruh dengan nama besar sebuah lembaga pendidikan. Tapi lihatlah program yang ditawarkan dan lihatlah output/lulusan yang telah dihasilkan. Dari sana kita dapat menilai kualitas dan kuantitas dari sebuah lembaga pendidikan," tutupnya.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYGAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bantul (2/12) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jetis (PCM Jetis) Bantu....

Suara Muhammadiyah

2 December 2023

Berita

KUNINGAN, Suara Muhammadiyah  - Sebanyak 103 orang mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (S....

Suara Muhammadiyah

19 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, menerima kunj....

Suara Muhammadiyah

8 November 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi pe....

Suara Muhammadiyah

27 November 2023

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (U....

Suara Muhammadiyah

12 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah