Kisah Inspiratif Putri Pendeta: Menemukan Cahaya dalam Keberagaman di Universitas Muhammadiyah
Oleh: Furqan Mawardi, Muballigh Akar Rumput
Yudi Febrianto Samosir, seorang mahasiswa yang beragama Kristen, mengukir jejak yang luar biasa di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Namanya mulai dikenal luas setelah videonya yang menceritakan pengalaman kuliahnya di perguruan tinggi Muhammadiyah viral di media sosial. Kisahnya menjadi salah satu dari sedikit cerita yang mengangkat kehidupan golongan Krismuha (Kristen Muhammadiyah), sebuah komunitas yang dengan penuh semangat menuntut ilmu di perguruan tinggi Muhammadiyah.
Di tengah banyaknya kisah inspiratif dari golongan Krismuha, saya ingin berbagi cerita tentang seorang anak pendeta yang juga berhasil menorehkan prestasi gemilang di Universitas Muhammadiyah Mamuju. Sebuah perjalanan penuh tantangan dan keberhasilan yang patut untuk dikenang. Inilah kisahnya:
Di tengah gemuruh suara yang ramai di dunia pendidikan, ada sebuah kisah yang begitu menyentuh hati dan memberikan harapan. Kisah ini bukan hanya tentang seorang mahasiswa yang berhasil mencapai cita-cita akademiknya, tetapi juga tentang keberanian, keteguhan hati, dan keberagaman yang menemukan tempatnya di sebuah universitas yang dikenal dengan spirit pembaharuan, Universitas Muhammadiyah Mamuju.
Yeni Lies, seorang mahasiswi asal Toraja, mengawali perjalanan akademiknya di Universitas Muhammadiyah Mamuju dengan rasa penasaran dan sedikit keraguan. Sebagai seorang Kristen yang berasal dari keluarga pendeta, memilih untuk kuliah di sebuah kampus yang berbasis Islam, dengan identitas kuat Muhammadiyah, tentu bukanlah keputusan yang mudah. Namun, ia memilih untuk mengikuti langkah yang berbeda, didorong oleh informasi yang ia terima tentang kualitas pendidikan di kampus ini, akreditasi prodinya yang baik sekali, serta lingkungan yang mendukung proses belajar. Tidak ada diskriminasi, tidak ada pembeda-bedaan, hanya rasa nyaman dan keberagaman yang saling menghargai.
Selama kuliah, Yeni Lies tidak hanya belajar ilmu manajemen yang menjadi jurusannya, tetapi juga mendapatkan ilmu berharga tentang dunia lain, dunia yang berbeda dari yang biasa ia jalani. Mata kuliah seperti Al Islam dan Kemuhammadiyahan, serta Bahasa Arab, membuka pandangannya tentang kehidupan yang lebih luas. Ia melihat Muhammadiyah bukan sekadar organisasi keagamaan, tetapi sebuah gerakan pembaharuan yang mengajarkan nilai-nilai kemajuan, pencerahan, dan keterbukaan. "Muhammadiyah bagi saya adalah sebuah gerakan yang mengajak kita untuk lebih maju, lebih berpikir terbuka, dan lebih peduli terhadap kehidupan di sekitar kita," kata Yeni Lies dengan penuh semangat.
Yang lebih mengagumkan lagi, meskipun ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga Kristen yang taat, dengan kedua orang tua yang merupakan pendeta, Ibu Yeni merasa tidak ada perbedaan perlakuan di Universitas Muhammadiyah Mamuju. Justru ia merasa dihargai dan diterima dengan baik, bahkan dalam pertemuan kuliah yang melibatkan ajaran agama Islam, ia merasa bahwa itu adalah kesempatan untuk memperkaya pemahaman tentang kehidupan dan keyakinan. Ia merasa dihargai dalam keberagamannya, dan ini menjadi salah satu alasan mengapa ia merasa betah belajar di kampus tersebut.
Pada akhirnya, pada hari senin 16 Desember 2024, Yeni Lies tidak hanya berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu, dalam waktu 3 tahun 10 bulan, dengan prestasi yang membanggakan, yakni menjadi salah satu wisudawan terbaik. Tetapi yang lebih luar biasa adalah bagaimana perjalanan kuliah di Universitas Muhammadiyah Mamuju memberinya wawasan dan pemahaman baru, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam nilai-nilai kehidupan yang mengajarkan tentang keberagaman, toleransi, dan semangat untuk terus maju.
Kisah Yeni Lies adalah bukti nyata bahwa pendidikan tinggi tidak harus dipenuhi dengan sekat-sekat agama, suku, atau latar belakang. Di Universitas Muhammadiyah Mamuju, ia belajar untuk menghargai perbedaan dan merayakan keberagaman, sebuah tempat di mana setiap individu, apapun latar belakangnya, dapat tumbuh dan berkembang dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang.
Yeni Lies mengajak teman-temannya, tetangga, dan keluarganya untuk memilih Universitas Muhammadiyah Mamuju sebagai tempat untuk mengejar impian dan cita-cita. Baginya, kampus ini bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga tempat untuk merasakan kedamaian, ketenangan, dan keberagaman yang harmonis. "Kalau ingin kuliah yang nyaman dan memberikan harapan, datanglah ke Universitas Muhammadiyah Mamuju," katanya dengan penuh keyakinan.
Dengan semangat yang tulus dan hati yang penuh harapan, Yeni Lies kini mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, program magister. Sebuah langkah yang menggambarkan betapa pentingnya pendidikan bagi dirinya, serta bagaimana semangat belajar yang tak pernah padam itu harus terus diperjuangkan, tanpa mengenal batas.
Kisah Yeni Lies adalah sebuah kisah yang menginspirasi kita semua, mengajarkan bahwa di dunia yang penuh perbedaan ini, pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu-pintu kemajuan dan perdamaian. Melalui kisahnya, kita diingatkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan penghalang. Dan Universitas Muhammadiyah Mamuju telah membuktikan bahwa ia adalah tempat yang tepat bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu dengan penuh rasa saling menghormati.