SYDNEY, Suara Muhammadiyah - Ada yang berbeda pada momen Syawalan di New South Wales tahun ini. Muhammadiyah New South Wales bersama empat komunitas lainnya menggelar Halal Bihalal Akbar di Lakemba, suatu suburb dengan populasi muslim tak kurang dari 62%, dan populasi diaspora Indonesia 3,5%. Ini bisa dibilang kegiatan silaturahim Idulfitri akbar pertama di Sydney yang diadakan bersama-sama oleh lima organisasi sekaligus.
Bertempat di Lakemba Senior Citizen's Centre yang berkapasitas maksimum 130 orang, acara Syawalan pada Sabtu (27/4) lalu ini diikuti oleh lebih dari 300-an peserta tua-muda. Panitia harus membagi-bagi peserta dalam sesi waktu yang berbeda untuk dapat memastikan ruangan tidak melebihi kapasitas yang ditetapkan oleh otoritas setempat.
Halal bihalal dengan tajuk "Menjalin Silaturahim, Mengokohkan Umat" ini merupakan buah kolaborasi dari Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales (PRIM NSW), Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia dan New Zealand (PCI NU ANZ), Indonesian Australian Senior Citizen Association (INASCA), Keluarga Pelajar Islam Indonesia (KPII) Sydney, dan Komunitas Pengajian USyd-UTS-WSU. Kegiatan tidak saja merupakan silaturahim antara warga Muhammadiyah dan NU, tetapi juga antara warga senior dan warga junior, antara diaspora Indonesia yang sudah menjadi warganegara Australia, penduduk tetap Australia, dan penduduk sementara Australia, serta antara mahasiswa Indonesia dari berbagai kampus yang ada di Sydney dan sekitarnya.
Turut hadir di tengah ratusan peserta dalam kegiatan ini adalah Konsul Jenderal Republik Indonesia di Sydney, Vedi Kurnia Buana. Dalam sambutannya, Vedi sangat mengapresiasi dan bersyukur atas terselenggaranya kerjasama untuk mengadakan halal bihalal bersama ini. Biasanya, masing-masing komunitas mengadakan sendiri-sendiri, namun kali ini bisa memperluas persaudaraan, kekeluargaan, dan persatuan.
Dalam sambutan atas nama panitia, Iqwan Sanjani, Ketua KPII dan Anggota Bidang PRIM NSW, memberikan semangat untuk terus mengokohkan ukhuwah Islamiyah di tengah-tengah tantangan zaman.
Acara dibuka dengan shalat zhuhur berjamaah dan dilanjut dengan kultum oleh Arif Taufik, seorang ustaz lokal, yang juga anggota Muhammadiyah. Pesan-pesan yang disampaikannya membawa inspirasi dan motivasi bagi semua yang hadir.
Hadirin tidak saja antusias, tetapi juga mendapatkan kesan positif dari acara ini. "Sungguh luar biasa. Saya merasa terikat dengan saudara-saudara seiman di sini, tidak peduli dari mana asalnya. Ini membuktikan bahwa persatuan umat Muslim sangat mungkin terwujud di mana pun kita berada," ujar salah seorang peserta.
Kegiatan juga dimeriahkan dengan peluncuran (soft-launcing) dua buku sekaligus. Satu buku karya para penulis NU, dan satu lagi buku penulis Muhammadiyah. PCI NU ANZ dan LDNU meluncurkan buku "Dari Denyut ke Pijar: Lentera Dakwah NU di Negeri Kanguru". PRIM NSW meluncurkan buku karya Izza Rohman (Ketua PRIM NSW) berjudul "Ramadan in Sydney: Mengintip Keragaman Umat Islam di Dunia dari Tradisi Tarawih di New South Wales".
Bagi PRIM NSW, ini adalah buku kedua yang diluncurkan tahun ini. Sebelumnya PRIM NSW telah menerbitkan buku "Cerah Mentari di Ufuk Sydney: Sketsa Sejarah New South Wales" yang disusun bersama oleh 16 penulis.
Tidak hanya mendengar ceramah, para hadirin juga dengan khidmat menyanyikan Indonesia Raya dan selawat.
Di tengah acara para peserta makan bersama dengan suasana penuh kekeluargaan. Di akhir dari acara yang berlangsung empat jam ini, para peserta bersalam-salaman dan kemudian bergotong royong membereskan ruangan.
Kegiatan ini merupakan bukti bahwa spirit keislaman dan keindonesiaan terus tumbuh dalam mempererat hubungan antar komunitas Muslim di New South Wales, Australia.