YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta menggelar Seminar Kebangsaan dan Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), Sabtu (23/9). Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang B Gedung AR Fachruddin Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Hadir secara langsung Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Agung Danarto, MAg.
Dalam kesempatan itu, Agung mengingatkan bahwa dakwah menjadi sebuah kewajiban yang harus ditunaikan oleh seluruh umat Islam, khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah. Kewajiban ini sebagai bentuk dari perintah Allah dan Rasul Muhammad Saw sebagai manifestasi ibadah dan kekhalifahan untuk meraih kebaikan hidup baik di dunia maupun akhirat kelak.
“Manusia itu juga memiliki kewajiban untuk berdakwah. Baik menggunakan ayat waltakum mingkum ummatuy yad’una ilal-khoiri (Qs ali-Imran [3]: 104) maupun ud’u ilaa sabiili rabbika bil-hikmati wal mau ‘izhotil hasanati (Qs an-Nahl [16]: 125), semuanya ini merupakan dalil untuk kewajiban menjalankan dakwah di kehidupan umat dan masyarakat,” ujarnya.
Agung menjelaskan, dalam konteks Muhammadiyah, dakwah yang ditunaikan berorientasi untuk menciptakan khayra ummah (umat terbaik). Hal ini berkelindan dengan redaksi Qs ali-‘Imran [3]: 110. Dan menjadi cita-cita utama Islam yang dalam referensi Muhammadiyah disebut “Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Lebih lanjut, Agung mengetengahkan Umat khayra ummah tampil menjadi golongan tengahan (ummatan wasatha) dan berperan sebagai saksi bagi kehidupan umat manusia (syuhada ‘ala al-nas). Dengan demikian, kehadiran umat khayra ummah menjadi penebar rahmat di alam semesta (rahmatan lil ‘alamin).
“Muhammadiyah berkomitmen untuk menjadikan umat Islam sebagai khayra ummah. Ini harus ada usaha yang sungguh-sungguh. Menjadi syuhada tidak harus mati di dalam perang, tetapi orang-orang yang mempersaksikan risalah Islam dalam kehidupan keseharian,” tuturnya.
Dakwah yang dilakukan Muhammadiyah sesungguhnya selain mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, pada saat bersamaan juga menjadikan Indonesia sebagai negeri Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Di sinilah menjadi tugas dan tanggung jawab umat Islam untuk menjadikan hal tersebut dapat tercipta.
“Ini juga merupakan kewajiban dakwah untuk menciptakan khayra ummah dalam dataran yang lebih konkret, yakni Indonesia kita ini bisa menjadi masyarakat yang baik. Kalau dalam Islam kira-kira kemudian simbolisasi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Masyarakat membangun negeri dengan sebaik-baiknya dan tidak membuat kerusakan,” ucapnya.
Dari sini, maka Muhammadiyah berkomitmen untuk terus berjuang memproyeksikan Indonesia menjadi Negara Pancasila yang maju, adil, makmur, bermatabat, dan berdaulat dalam lindungan Allah Swt. Sebab, Indonesia ini merupakan anugerah Allah Swt dengan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah ruah.
“Ini bentuk kesyukuran kita terhadap apa yang kita dapati dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sudah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Ini semua adalah anugerah Allah Swt atas perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Jadi yang berjuang itu rakyat Indonesia dan mayoritas adalah Muslim,” jelasnya.
Selain itu, komitmen Muhammadiyah dalam kehidupan kebangsaan akan terus berkiprah secara aktif dengan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis. Hal itu demi terwujudnya peradaban yang utama di muka bumi. (Cris)