KAMBOJA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq A Mughni melakukan kunjungan ke Kamboja, Kamis (27/2). Kunjungan ini dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam-Buddha yang diselenggarakan di Kota Phnom Penh, Ibu kota Negara Kamboja.
Syafiq mengungkapkan, betapa relevansinya acara tersebut sebagai manifestasi dari memperkuat hubungan strategis dengan Pemerintah dan masyarakat agama Buddha di Kamboja serta lembaga keagamaan di ASEAN.
“Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam-Buddha merupakan event yang sangat penting untuk membangun hubungan yang lebih harmonis antara masyarakat Islam dan masyarakat Buddha,” katanya.
Selain itu, KTT Islam-Buddha ini, Syafiq melanjutkan, membahas topik-topik utama yang membahas isu nilai-nilai bersama dan peran agama dalam menghadapi ideologi, ekstrimis, dan menyoroti pengalaman dari masing-masing tokoh agama.
“Kita juga mendengarkan berbagai pemaparan tentang kebijakan dari Negara Kamboja serta beberapa program yang disampaikan oleh pemerintah atau perdana Menteri Kamboja dan pejabat agama untuk memberikan support kepada masyarakat Muslim yang berada di sini,” jelasnya.
Ditambahkan lagi oleh Syafiq, forum tersebut bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih luas dan menciptakan ekosistem masyarakat yang rukun, damai, dan berkeadilan.
“Tentu tidak hanya meningkatkan hubungan antar agama tapi, yang jauh lebih luas adalah membangun masyarakat yang rukun, damai, dan berkeadilan,” imbuhnya.
Syafiq juga turut menceritakan pengalaman dari negara-negara ASEAN terkait dengan hubungan Islam dan Buddha dan juga kondisi umum terkait dengan kebebasan agama di negara masing-masing.
“Kita juga mendengarkan beberapa pengalaman dari negara-negara yang ada di ASEAN terkait tentang sejauh hubungan antara Islam dan Buddha, serta kondisi secara umum kebebasan agama yang diberikan kepada para pemeluk agama yang berada di negara masing-masing,” ujarnya.
Dan yang tidak kalah pentingnya, jelas Syafiq, bagaimana pengalaman dari lembaga-lembaga keagamaan yang berjuang untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan. “Ini merupakan jalan yang memang harus ditempuh agar kita bisa lebih banyak berjuang untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat,” bebernya.
Dalam kesempatan kunjungan di Kamboja itu, Syafiq menyempatkan hadir di Trapaing Thmor Primary School. Trapaing Thmor, sebuah desa kecil di Kamboja, menjadi cikal bakal dakwah Muhammadiyah. Ini merupakan pusat pendidikan yang lahir dari semangat gotong royong dan kepedulian umat.
“Harapannya, sekolah ini ke depan semakin gemilang,” ucapnya.
Ia juga memberikan pesan kepada anak-anak agar menjadi orang-orang yang berbakti kepada orang tua. Dan juga menjadi orang-orang yang memiliki peran dan amal saleh. “Sehingga kita semua menjadi orang-orang yang berbahagia,” tuturnya.
Selain itu, Syafiq juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pengajar yang telah mendidik siswa-siswi di sekolah tersebut.
“Kami juga menyampaikan terimakasih banyak pada ibu-ibu yang mendidik anak-anak kami semua, semoga amal dari ibu-ibu sekalian mendapatkan balasan yang baik,” tandasnya.
Sekolah ini merupakan bagian dari jaringan internasional Muhammadiyah yang telah berkembang pesat melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan sister organization.
Sekolah ini dulunya merupakan ‘kubang ayam’ dan pada pengembangannya yang dimulai sejak tahun 2013 telah dibangun dan hingga sekarang telah menjadi gedung dan ruang kelas yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pendidikan di daerah tersebut.
Luas tanah keseluruhan lahan berjumlah 19.000 M2 yang telah diwakafkan dan digunakan oleh kerajaan, seluas 6.000 meter persegi, sisa 19.000 meter2 dimanfaatkan oleh Muhammadiyah perlu sentuhan dalam hal meningkatkan kuantitas dan kualitas. (Nadri/Cris)