JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pada Rabu (17/12), Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan “Serah Terima Sarana dan Prasarana Kebudayaan Ekspresi Seniman Jalanan” dari Kementerian Kebudayaan RI di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
Terdapat sejumlah komunitas yang menerima berbagai alat untuk menunjang ragam macam aktivitas kebudayaan. Di antara komunitas itu, yakni Derik, Dimensi, Matahari Street Punk, dan Matahari Semesta Bunda yang merupakan seniman dari kelompok disabilitas.
Syafiq Mughni, Ketua PP Muhammadiyah, dalam sambutannya mengatakan bahwa Muhammadiyah menjadi tenda besar bagi semua, termasuk para seniman jalanan. Ia mengapresiasi LSB PP Muhammadiyah, karena keberadaan Muhammadiyah turut dirasakan langsung oleh para seniman yang selama ini kurang mendapat perhatian dari banyak pihak.
“Mari jadikan Muhammadiyah sebagai tenda besar. Wadah tempat kita berkreasi, membuat inovasi. Itu semua merupakan ciri-ciri masyarakat yang mempunyai kemauan untuk maju ke depan,” tutur Syafiq.
Lebih lanjut, Syafiq menyangkal kesan yang banyak muncul bahwasannya Muhammadiyah anti terhadap kesenian atau kebudayaan. Menurutnya, Muhammadiyah tidak demikian. Oleh karena itu, sejatinya LSB PP Muhammadiyah memiliki peran strategis untuk menampilkan wajah kebudayaan Muhammadiyah yang sesungguhnya.
“Kami mengharapkan LSB memberikan peran yang semakin hari semakin besar untuk membangun citra kebudayaan yang sesungguhnya dari Muhammadiyah. Ada statement bahwa Muhammadiyah anti kebudayaan. Itu tidak betul. Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), kesenian mendapat tempat yang sangat luas di Muhammadiyah,” ungkapnya.
“Sesungguhnya kesenian itu sudah inheren dengan kehidupan masyarakat Muslim. Kesenian juga menjadi landasan bagi bangkitnya budaya baru di Barat. Maka, Muhammadiyah terus berjuang untuk memperhatikan gerakan kebudayaan ini,” imbuhnya.
Wakil Ketua LSB PP Muhammadiyah Edi Sukardi menyebutkan bahwa mengembangkan potensi para seniman, lebih-lebih yang terpinggirkan menjadi penting. Hal ini akan mendorong mereka untuk terus mengasah kreatifitas. Hal yang tak kalah penting dari itu adalah nilai-nilai yang diekspresikan lewat seni sarat akan pesan moral kebangsaan.
“Seniman bisa hidup dengan kreatifitas. Mengutip Mukti Ali, dengan seni hidup menjadi indah. Dengan seni kita bisa berekspresi, serta menyampaikan pesan-pesan moral dan kebangsaan kepada khalayak ramai bahkan dunia,” ujarnya.


