BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Masa tanggap darurat pasca gempa bumi kabupaten Bandung telah dilewati dengan respons bantuan darurat. Di Kecamatan Kertasari, proses rekonstruksi sedang berlangsung yang diikuti dengan perbaikan sarana umum termasuk lembaga pendidikan milik amal usaha muhammadiyah yang terdampak di bawah naungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
Pada hari ini, Kamis, (31/10/2024) dilakukan peletakaan batu pertama pembangunan SMP Muhammadiyah 3 Kampung Neglasari, Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari setelah alami kerusakan pasca gempa. Tahap rekonstruksi tersebut secara simbolis dilakukan groundbreaking oleh Ahmad Dahlan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais, yang disaksikan langsung oleh Zaini Abdul Malik Ketua Ketua Tim Terpadu Rehab Rekon Gempa Kertasari, Direktur Utama Lazismu Pusat Ibnu Tsani, Direktur Program Lazismu Pusat Ardi Luthfi Kautsar, dan tamu undangan.
Ketua Ketua Tim Terpadu Rehab Rekon Gempa Kertasari, Zaini Abdul Malik, mengatakan bahwa
gempa yang terjadi di sini berdampak pada kita semua. Karena itu, PWM Jabar membentuk sebuah tim untuk mempercepat respons yang selanjutnya dilakukan program Indonesia Siaga di Kertasari.
“Tim ini akan melaksanakan kegiatan rekonstruksi selama 6 bulan, dari Oktober 2024 hingga Maret 2025,” ugnkapnya. Selama 6 bulan ini, kata dia, ada dua hal yang dilakukan, pertama yaitu merekonstruksi dari sisi fisik, serta merehab bangunan khususnya amal usaha muhammadiyah.
Di sini yang terdampak SMP muhammadiyah, saat ini lokasinya kita gunakan bersama dalam acara peletakan batu pertama. “Ada lima ruangan kelas yang terdampak maka sulit untuk digunakan kembali dalam kegiatan belajar mengajar, dan membangunnya kembali di bagian belakang,” imbuhnya.
Maka bangunan SMP itu diruntuhkan semua, menurut informasi, sambung Zaini, setelah diteliti lebih lanjut lokasi ini termasuk bagian dari sesar kertasari sehingga harus hati-hati. Rencana akan dibangun lapangan terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga atau lainnya untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
Rekonstruksi ini dimulai dari tiga kelas, kendati ke depannya ingin ditambah, minimal saat ini dapat didirikan tiga kelas dan konstruksi bangunannya direncanakan bisa baik ke atas bila akan dikembangkan lagi oleh PDM Kabupaten Bandung dan PCM Kertasari. Sementara itu, kata Zaini, untuk sekolah lain yang retak akan direhab sesuai dengan kondisinya nanti setelah ada penilaian.
Selanjutnya yang Kedua sambungnya, tim juga akan memberikan perhatian kepada hal yang sifatnya non fisik. Yaitu untuk masyarakat ada pendampingan secara psikis dan sosial yang diikuti dengan program dan kegiatan pemberdayaan ekonomi.
Dua hal inilah yang akan dilakukan tim selama enam bulan dengan prakiraan biaya sebesar Rp 2 milyar. Karena itu kami mohon dukungannya baik materil dan non materil untuk proses rekonstruksi ini.
Senada dengan hal itu, Ketua Badan pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, mengatakan bahwa Lazismu juga mendapat amanah dari pimpinan pusat Muhammadiyah agar memberi perhatian terhadap warga di Kertasari.
“Ketua Umum Pimpinan Pusat telah mendapatkan informasi dari MDMC pusat dan Lazismu, agar ada koordinasi lebih lanjut dengan PWM Jabar,” paparnya. Ketasari jadi perhatian khusus karena ada amal usaha muhammadiyah yang terdampak termasuk TK Aisyiyah.
Lazismu tentunya senantiasa berkolaborasi dengan semua pihak untuk sama-sama menuntaskan proses rekonstruksi SMP muhammadiyah yang ke depannya sudah dinanti kembali oleh warga agar sekolah ini dan sekolah lainnya yang terdampak sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Lazismu akan berupaya untuk menghimpun dana dengan bersinergi, kata Mujadid Rais. Lazismu berupaya menggerakan semua lini di persyarikatan dan di luar persyarikatan untuk mendukung rekontruksi ini. Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung program ini, termasuk dukungan pemerintah untuk mengonsolidasikan dan mendukung program Indonesia Siaga.
Sementara itu, Ketua PWM Jabar, Ahmad Dahlan mengungkapkan keadaan desa Kertasari ketika dilanda musibah. “Tidak ada yang bisa bergerak sendiri untuk bangkit, perlu interaksi yang positif mengedepankan kebersamaan untuk hadir bersama dalam aksi kemanusiaan pasca gempa ini,” tuturnya.
Muhamadiyah masih hadir di tengah kehidupan berbangsa dan negara di Jawa Barat, dengan segenap potensi yang dimilikinya dalam dakwah yang mengedepankan misi membantu masyarakat, mencerdaskan masyarakat yang diawali dengan lembaga pendidikan.
“Mari bahu-membahu bersama untuk menjadi gerakan bersama dengan wawasan kebangsaan yang eksplorasinya perlu dikuatkan dalam dunia pendidikan di samping potensi lainnya dalam melakukan proses rekonstruksi,” bebernya.
Lazismu hadir dengan potensinya membantu masyrakat dengan cinta terhadap sesama. Memberikan nilai manfaat dari zakat, infak dan sedekah kepada yang membutuhkan. Bahasa filantropi yang diwujudkan untuk berbagi terhadap sesama.
Dengan berempati kepada yang membutuhkan, maka tidak boleh terpuruk ketika ujian datang, katanya. “SMP muhammadiyah boleh runtuh tetapi, guru, karyawan, murid dan warga spiritnya tidak boleh runtuh, harus bisa bangkit,” tegasnya dengan nada semangat.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini, mewakli PWM Jabar, kami mengucapkan terima kasih atas semua dukungannya. Satu per satu apa yang telah direncanakan telah berjalan, dan kesulitan akan teratasi.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Bandung, Yusuf Salim yang turut hadir menyaksikan peletakan batu pertama mengapresiasi langkah cepat Muhammadiyah dalam merespons pasca gempa.
“Pelatakan batu pertama di SMP Muhammadiyah Kertasari, membuat kami bisa bertemu dengan orang-orang luar biasa di Muhammadiytah, atas nama Disdik Kabupaten Bandung, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,” ucapny.
Kami terinspirasi dalam kondisi ini yang dalam situasi sulit bisa dilaksanakan suatu gerakan berdama dengan bukti nyata. Saya sangat mengapresiasi, sangat berterima kasih, khususnya kepada unsur pimpinan muhammadiyah dari pusat sampai cabang.
Tadi telah disampaikan oleh pimpinan muhammadiyah telah dianggarkan untuk proses rekonstruksi ini. Di awal setalah kejadian gempa, Disdik berkoordinasi dengan kepala sekolah dan mendapat respons bahwa ada informasi yang menggembiarakan jika sekolah ini akan mendapat bantuan.
Yusuf menyambut riang gembira langkah yang dilakukan muhammadiyah, mudah-mudahan apa pun yang dilakukan dan dukungan yang diupayakan sebagai bagian dari proses komunikasi antara muhammadiyah dan Disdik kabupaten Bandung, bahwa model pentahelix yang dibangun kebersamaan ini sangat membahagaikan kita semua.