YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tingginya biaya hidup kerap menjadi tantangan bagi mahasiswa perantau dalam menempuh pendidikan tinggi. Menyadari hal tersebut, Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Lazismu UMY) menyalurkan Beasiswa Living Cost sebagai bentuk dukungan bagi mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Manajer Lazismu UMY, Dr. Muhammad Samsudin, M.Pd., menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bersifat bantuan finansial, tetapi juga edukatif. Penyaluran bantuan dilakukan dalam bentuk barang kebutuhan pokok, bukan uang tunai, guna memastikan bantuan digunakan secara tepat sasaran.
“Lazismu UMY tidak pernah memberikan bantuan dalam bentuk fresh money, melainkan dalam bentuk barang. Hal ini dilakukan agar penggunaannya sesuai dan tidak disalahgunakan. Untuk Beasiswa Living Cost ini, bantuan diberikan dalam bentuk paket sembako berisi beras, minyak goreng, telur, dan mi instan,” jelas Samsudin dalam kegiatan Penyaluran Beasiswa Living Cost dan Donor Darah, Senin (27/10) di area depan Gedung Ki Bagus Hadikusumo UMY.
Ia melaporkan bahwa sebanyak 125 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menerima manfaat program ini. Dari jumlah tersebut, 71 mahasiswa berasal dari UMY, 13 mahasiswa dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) seperti UAD dan UNISA, serta 24 mahasiswa dari perguruan tinggi swasta non-PTMA seperti Universitas Alma Ata, STEI Hamfara, Universitas Widya Mataram, STPMD APMD, Institut Teknologi Yogyakarta, dan Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta. Adapun 17 mahasiswa lainnya berasal dari perguruan tinggi negeri, antara lain UIN, UGM, UPN, dan UNY.
Samsudin menambahkan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari gerakan filantropi kampus untuk menumbuhkan semangat kepedulian sosial di kalangan mahasiswa.
“Kami ingin mahasiswa belajar tentang semangat berbagi. Ini bukan sekadar menerima sembako, tetapi bagian dari pendidikan filantropi. Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa dapat belajar hidup hemat, mandiri, dan semakin fokus pada studinya. Semua bantuan yang diberikan semoga membawa manfaat dan keberkahan, baik bagi penerima maupun para relawan yang menyiapkannya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penerima manfaat, Nisrina Athyra Karimah, mahasiswa Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini.
“Program Beasiswa Living Cost ini sangat membantu kami, terutama mahasiswa rantau di Yogyakarta. Paket sembakonya berisi berbagai kebutuhan dasar yang benar-benar kami butuhkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari,” ujar Nisrina.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak mahasiswa yang membutuhkan di masa mendatang.
Kegiatan penyaluran beasiswa ini juga dirangkai dengan aksi donor darah, yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, baik negeri maupun swasta, termasuk kampus di bawah naungan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA). (NF)


