Limbah Sabut Kelapa Menjadi Media Tanam Berkualitas

Publish

6 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
46
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Sinergi HIMFA UMY dan KWT Lestari Hargorejo

KULONPROGO, Suara Muhammadiyah - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Sebagai komoditas unggulan, kelapa tidak hanya bersaing dengan kelapa sawit, tetapi juga memiliki pemanfaatan yang luas, mulai dari sektor pangan hingga nonpangan, termasuk industri pengolahan sabut kelapa.

Desa Hargorejo dikenal sebagai salah satu daerah dengan produksi kelapa yang cukup tinggi. Melihat potensi tersebut, Tim PPK Ormawa HIMFA 2025 berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari Desa Hargorejo, Kulon Progo untuk mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai tambah, Ahad (24/8).

Salah satu inovasi yang dihasilkan dari kolaborasi ini adalah cocopeat, yaitu serbuk halus hasil olahan sabut kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam alternatif. Cocopeat memiliki nilai ekonomis, ramah lingkungan, dan berkualitas sehingga berpotensi menjadi solusi media tanam berkelanjutan bagi masyarakat.

Proses pembuatannya diawali dengan pengumpulan sabut kelapa dari masyarakat sekitar. Sabut kelapa tersebut kemudian dipisahkan dari serat kasar dan dihancurkan hingga menjadi serbuk halus. Tahap berikutnya adalah perendaman yang dilakukan untuk melunakkan tekstur sekaligus membantu mengeluarkan senyawa penghambat seperti tanin.

Setelah direndam, serbuk dikeringkan terlebih dahulu agar kadar airnya berkurang. Selanjutnya dilakukan fermentasi dengan penambahan larutan EM4 (Effective Microorganisms 4) dan molase, yang bertujuan untuk menurunkan kandungan tanin dan lignin yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kegiatan ini memberikan dampak positif di berbagai bidang. Dari sisi lingkungan, mengurangi jumlah limbah sabut kelapa yang sebelumnya sering dibuang dan dibakar. Dari sisi ekonomi, membuka peluang usaha baru melalui produksi dan penjualan cocopeat.

Sementara dari sisi sosial, program ini memberdayakan ibu-ibu KWT dengan meningkatkan keterampilan kewirausahaan, sekaligus memberi mahasiswa pengalaman nyata dalam pengelolaan limbah dan pemberdayaan masyarakat.

Manfaat tersebut juga dirasakan langsung oleh warga. Salah satu anggota KWT Lestari, Tri, menyampaikan dulu sabut kelapa sering dianggap sampah dan tidak bernilai. Sekarang, dengan adanya pelatihan dari mahasiswa PPKO HIMFA UMY, kami bisa mengolahnya jadi cocopeat yang laku dijual. “Ilmu yang diberikan sangat bermanfaat, dan kami jadi semangat untuk terus berinovasi,” ungkapnya.

Kolaborasi antara HIMFA UMY dan KWT Lestari Desa Hargorejo membuktikan bahwa limbah sabut kelapa dapat diolah menjadi solusi berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Diharapkan, model ini dapat diterapkan secara lebih luas untuk mendukung pembangunan desa yang mandiri dan ramah lingkungan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Penyerahan Kepada 85 Penerima Beasiswa Lazismu & SMK Muhammadiyah Tumijajar TUBABA, Suara Muham....

Suara Muhammadiyah

20 September 2025

Berita

MANAMA, Suara Muhammadiyah – Konferensi Dialog Intra – Islam yang berlangsung di Manama,....

Suara Muhammadiyah

20 February 2025

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Generasi Emas telah menjadi diskursus dalam beberapa tahun terakhir. Ge....

Suara Muhammadiyah

29 March 2025

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Suasana pembagian takjil buka puasa Ramadhan 1445 H, Muhammadiyah Cab....

Suara Muhammadiyah

6 April 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Para siswa SD Muhammadiyah 06 Tebet Ikuti ajang perlombaan kejuaraan p....

Suara Muhammadiyah

27 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah