SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Dalam Olimpiade Muhammadiyah Berprestasi Nasional (OMBN) di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah, Jumat-Sabtu (24-25/1), sebanyak empat siswa SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Muhiyo) meraih prestasi membanggakan. Adapun cabang lomba yang diikuti di antaranya fotografi dan film pendek.
Lomba fotografi diikuti oleh Karim Muhammad Perdana Kusuma (kelas XII Broadcasting). Sementara, film pendek diikuti oleh Panji Suryo Gumilang, Noerviani Dwi Sabila, dan Joya Wijaya, yang merupakan siswa kelas XI Broadcasting. Sebagai guru pendamping, Muhammad Faqih Anshori.
Adapun prestasi yang diraih untuk lomba fotografi, Karim memperoleh medali emas. Sedangkan, Panji, Noerviani, dan Joya di cabang film pendek, mendapatkan medali perak.
Kepala Sekolah SMK Muhiyo Widi Astuti memberikan apresiasi atas prestasi yang telah dicapai oleh para siswanya. Baginya, raihan ini merupakan manifestasi dari dedikasi, pergulatan, dan dukungan dari guru pendamping, sehingga memperoleh kejuaraan dalam ajang bergengsi tersebut.
“Saya mengapresiasi dan menghargai perjuangan yang luar biasa dari anak-anak. Alhamdulillah kita bisa mengikuti dengan baik, sehingga sampai dengan anak-anak meraih prestasi,” katanya saat ditemui Suara Muhammadiyah, Jumat (31/1).
Dalam berkompetisi, Widi memotivasi kepada siswanya agar jangan selalu patah arang dalam berjuang meraih prestasi. Kendati dalam perjalanannya sarat rintangan yang tidak mudah, namun dengan kesungguhan, semuanya akan termudahkan mewujudkan hal yang diharapkan.
“Kami selalu mensupport pada anak-anak bahwa kita itu bisa dan mampu bersaing. Jangan sampai kecil hati, merasa kerdil bahwa kita itu (SMK) tidak berani bertarung di kancah regional maupun nasional,” tegasnya.
Widi mengatakan, sebelum OMBN 2025 berlangsung, pihaknya melakukan koordinasi dan menyeleksi guru pembimbing. “Karena guru sudah punya bibit, tinggal membandingkan mana yang terbaik,” tuturnya. Meskipun waktunya singkat, Ia melihat semangat siswanya begitu rupa, terutama dalam cabang film pendek.
“Mereka tidak libur. Mereka betul-betul mengerjakan film itu sampai malam. Sekolah mensupport dalam bentuk material dan sebagainya. Kita berkomitmen di situ. Jadi Insyaallah kita persiapannya tidak secara fisik, tapi juga secara mental dan yang lainnya,” bebernya.
Bagi Widi, ajang ini bukan hanya menjalin silaturahmi, namun momentum mengukur kemampuan para siswa, termasuk guru. “Kita bisa tahu seberapa kemampuan mereka melalui OMBN ini,” ujarnya.
Ia berharap, agar setelah OMBN, dapat terus berprestasi, terutama dalam OlympicAD VIII 2026 mendatang. “Saya berharap, anak-anak selalu semangat, punya motivasi yang tinggi belajar, berkarya, dan mengembangkan bakat. Sehingga dari situ, berhasil dari akademik dan non-akademik,” jelasnya.
Sementara, Karim mengaku bangga dengan OMBN ini. Lebih-lebih mendapat medali emas yang diperjuangkan begitu rupa. “Saya mengikuti OMBN kali ini sangat bangga, apalagi saya bisa membawa pulang medali emas untuk SMK Muhiyo,” ungkapnya.
Ia menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada sekolah untuk berkompetisi di ajang itu. “Saya ucapkan terima kasih banyak kepada kepala sekolah, guru, dan teman teman SMK Muhiyo, yang telah mensupport saya sehingga bisa mendapatkan medali emas di cabang lomba fotografi," tandasnya. (Cris)