BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Belum lama ini, LLHPB PWA Jabar melaksankan Focus Group Discussion (FGD) secara daring. FGD ini membahas Draft Buku Islamic Green School, yang dihadiri oleh majelis LLHPB dan PAUDDASMEN PWA Jabar, Tim Penyusun Modul Islamic Green School, Pakar dan Praktisi Lingkungan dan Pendidikan
Perancangan Buku Islamic Green School yang diinisiasi oleh LLHPB dan PAUDDASMEN PWA Jabar diharapkan menjadi alat bantu praktis dalam memandu sekolah/pesantren untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin dalam kaitannya menjalankan amanah khalifah fil al ardh dalam mencegah kerusakan lingkungan. Buku ini adalah bagian dari Program Eco Bhinneka Muhammadiyah yang bertujuan mengedukasi pelajar, pemuda, dan perempuan tentang pentingnya kerjasama lintas agama dalam melindungi lingkungan. Yang mana hal ini juga beririsan dengan konsep ta’awun di Muhammadiyah.
Ta'awun di Muhammadiyah, bukan hanya berupa materi melainkan terinternalisasi ke dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah ta’awun mencegah kerusakan lingkungan. Hal ini membantu meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam mencegah kerusakan alam dan memperkuat hubungan antarumat beragama.
Pondok pesantren dan sekolah di lingkungan Persyarikatan merupakan media dakwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk membentuk karakter kelompok muda yang sadar akan pentingnya merawat kerukunan umat beragama, serta memiliki kepedulian dan keberpihakan pada usaha-usaha pelestarian dan penyelamatan lingkungan.
Untuk mewujudkan lembaga pendidikan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Asiyiyah yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan pada usaha-usaha pelestarian dan penyelamatan lingkungan, diperlukan adanya modul yang berisi kriteria atau ukuran lembaga pesantren dalam bentuk Green Pesantren yang memuat Ideologi, upaya membangun awareness, implementasi serta kebijakan internal.
Modul tersebut akan menjadi panduan bagi seluruh pesantren dan sekolah yang dimiliki oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia. Tim Penyusun Modul Islamic Green School adalah kolaborasi dari LLHPB PWA Jabar, PAUD Dasmen PWA Jawa Barat dan Aisyiyah Boarding School Bandung. Sedangkan tim penyusun terdiri dari Dr. Amalia Nur Mila, S.P, M.P, Prof. Dr. Yosini Deliana, M.S, Prof. Tati Suryati Syamsudin, M.S, D.E.A, Rachminawati, S.H, M.A, Ph.D, Dr. Dyah Lyesmaya, S.S., M.Pd dan Fitma Iqlima Fitriana, M.Pd.
Pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2024, tahapan penyusunan Modul Islamic Green School sudah memasuki tahapan FGD Draft Modul. Kegiatan FGD ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan atas Draft Modul Islamic Green School yang sudah disusun. Hadir pada kegiatan FGD tersebut adalah para pakar dan praktisi lingkunan hidup, pakar sekolah dan pesantren serta pengguna modul yang berjumlah 33 orang baik di tingkat pusat, wilayah, serta daerah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Indonesia. FGD dilaksanakan secara daring melalui link Zoom yang diselenggarakan mulai pukul 19.30 sampai 21.30 WIB.
Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat, Dra. Hj. Ia Kurniati , M.Pd. Beliau memberikan apresiasi atas kinerja tim Penyusun yang sudah berhasil penyusun Draft Modul/Buku Islamic Green School serta terima kasih atas kepercayaan Eco Bhinneka Muhammadiyah kepada LLHPB Jawa Barat untuk memotori penyusunan Modul Islamic Green School ini. Dalam kesempatan diskusi ketua PWA Jawa Barat juga memastikan bahwa modul ini dapat dipakai pada semua jenjang pendidikan dengan memperhatikan usia psikologis mereka.
Sementara itu Triningsih, Finance and Program Coordinator JISRA Eco Bhinneka Muhammadiyah dalam sambutannya mewakili Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah menyampaikan bahwa penyusunan modul ini adalah kolaborasi antara Eco Bhinneka Muhammadiyah dan LLHPB Jawa Barat. Dengan kolaborasi ini diharapkan akan menghasilkan modul yang banyak membawa manfaat bagi seluruh pihak.
Rangkaian inti FGD yang dipandu oleh Rachminawati, M.A, Ph.D dimulai dengan paparan singkat konten modul yang disampaikan oleh ketua tim penulis Dr. Amalia Nur Milla, M.P kemudian dilanjutkan dengan diskusi tanggapan dan masukan oleh peserta yang hadir pada kesempatan FGD tersebut.
Tanggapan dan masukan pertama disampaikan praktisi lingkungan hidup dari LLHPB Jawa Timur, Sumiati. Salah satu yang beliau sampaikan adalah Green School juga harus diimplementasikan di kantin sekolahnya. Masukan kedua disampaiakan Tahim Mulyadi Ketua Majelis Lingkungan Hidup PWM Jawa Barat.
“Untuk melakukan penghijauan (green) hendaknya juga memperhatikan nilai pohon yang ditanam supaya dapat menjadi tambahan penghasilan bagi sekola,” ujarnya.
Kesempatan ketiga disampaikan oleh Rihlah Nur Aulia, M.A dari MLH Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang memberikan masukan secara detail pada drfat modul yang sudah dibagikan sebelumnya. “Gambar merepresentasikan apa yang menjadi nilai moral bagi pembaca, gambar laki-laki sebaiknya menggunakan celana panjang, apalagi representasi muhammadiyah,” ujarnya.
Masukan yang lain adalah gagasan membangun sekolah hijau harus dilengkapi dengan mengapa harus dimulai dari sekolah. Di sela memberikan masukannya, Rihlah juga memberikan apresiasi atas kemajuan yang di lakukan oleh LLHPB Jawa Barat yang sudah berhasil menyusun modul. “Kami di MLH PPM masih mengumpulkan bahannya, dan kami mendengar LLHPB Jawa Barat sudah berhasil lebih dulu menyusun modul Green School,” ujarnya.
Masukan selanjutnya disampaikan oleh Surria Dwiwahyu, Koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah. Ria sangat mengapresiasi tersususnnya modul Green School di Muhammadiyah ini, yang nantinya diharapkan dapat diterapkan di seluruh amal usaha pendidikan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Indonesia.
Setelah mendapatkan masukan dari para peserta yang hadir, kegiatan dilanjutkan dengan tanggapan dari tim penyusun modul yang dimulai dari ketua tim dan kemudian dilanjutkan oleh anggota tim. Kesimpulannya, diharapkan Modul Islamic Green School dapat diluncurkan pada bulan juni mendatang, pada saat agenda Milad ‘Aisyiyah, sebagai kado istimewa untuk semesta. Salam Lestari. (ririn/diko)