Masa Depan Pendidikan di Era Digital
Oleh: Rizki P Dewantoro, Kader Muhammadiyah
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang luar biasa dalam beragam sendi kehidupan. Begitu pun dalam dunia pendidikan. Tak terbayangkan sebelumnya, dari jarak ribuan KM seseorang dapat secara realtime dapat berinteraksi.
Namun, berbagai lompatan dalam dunia teknologi termasuk adanya kecerdasan buatan tak bisa menggantikan peran guru. Sejak masa awal, guru di Indonesia telah berperan sebagai pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru, seperti namana, digugu dan ditiru, mendidik dan menjadi pencetak generasi bangsa yang berkarakter. Dari masa ke masa, tantangan yang dihadapi guru berubah, namun dedikasi dan perjuangan mereka tetap abadi.
Proklamator RI Ir Sukarno memiliki perhatian sekaligus terlibat langsung menjadi guru dan pendidikan ini. Selama masa pengasingannya di Bengkulu, Sukarno tidak hanya berdiam diri. Justru, di sana ia aktif berkontribusi dalam bidang pendidikan.
Salah satu peran penting yang diembannya adalah ketika Sukarno dipercaya menjadi Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu. Sukarno terlibat langsung dalam merumuskan dan mengembangkan strategi pendidikan yang mengutamakan pembaruan dalam pendidikan Islam.
Begitu pula semangat Bung Karno dalam memberantas buta aksara sudah menyala sejak awal kemerdekaan. Tokoh utama kemerdekaan RI ini turun langsung mencanangkan gerakan “Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf” sebagai upaya mendesak untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Pada masa itu, sekitar 97 persen penduduk Indonesia masih mengalami buta aksara.
Sementara itu, dalam era modern ini, kesejahteraan dan kompetensi guru menjadi dua elemen kunci yang tak bisa diabaikan. Terutama dalam konteks program Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbudristek.
Selain program Guru Penggerak, berbagai upaya lain telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Melalui kerjasama microcredential dengan Universitas Harvard, para guru kini dapat belajar langsung mengenai teknologi dari pengajar kelas dunia. Inisiatif ini menunjukkan bahwa guru Indonesia tidak hanya harus menguasai materi ajar, tetapi juga harus selalu siap menghadapi tantangan teknologi yang berkembang pesat.
TIK dalam Pendidikan
Platform Merdeka Mengajar (PMM) juga hadir sebagai solusi bagi para guru yang ingin meningkatkan kompetensinya tanpa harus menunggu bertahun-tahun. PMM memudahkan akses ke materi pembelajaran, pelatihan, dan sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan guru di era digital ini.
Teknologi mendukung lompatan kemajuan pendidikan. Platform Merdeka Mengajar mengintegrasikan ekosistem teknologi Kemendikbudristek telah membantu dalam meningkatkan kualitas dan integritas pendidikan. Selain itu, Terobosan lainnya adalah Rapor Pendidikan, ARKAS, dan SIPLah.
PMM merupakan langkah terpadu untuk memberdayakan guru dan meningkatkan kompetensi mereka. Rapor Pendidikan memaparkan capaian sekolah melalui indikator pembelajaran utama, disertai analisis permasalahan, perencanaan, serta rekomendasi perbaikan. Sementara itu, ARKAS menyederhanakan proses penganggaran, perencanaan, dan pelaporan dana pemerintah, dan bekerja optimal dengan SIPLah—platform pengadaan yang menghubungkan sekolah dengan berbagai mitra guna memperluas pilihan produk.
Wang dkk (2023) menyebut pendekatan baru dalam alur kerja teknologi pendidikan—meliputi tahap penemuan, penyampaian, dan distribusi—berfokus pada relevansi bagi pengguna. Filosofi yang berorientasi pada pengguna ini menempatkan kebutuhan mereka di pusat pengembangan teknologi yang dirancang Kemendikbudristek. Teknologi ini tidak hanya mendukung implementasi kebijakan, tetapi juga menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan kebutuhan pengguna, meningkatkan efisiensi dan kemudahan pemanfaatan.
Transformasi teknologi pendidikan ini lebih dari sekadar memenuhi kewajiban pemerintah; perangkat tersebut diakui karena kualitasnya. Transformasi ini mencerminkan perubahan internal di Kementerian yang lebih adaptif, terbuka, serta mengutamakan kolaborasi dan pengembangan berkelanjutan.
Saat ini, perjuangan untuk meningkatkan kompetensi di era digital sebagaimana terlihat dalam program Merdeka Belajar, melanjutkan misi mulia yang dirintis di awal kemerdekaan. Indonesia berpotensi mewujudkan cita-cita besar sebagai bangsa yang maju dan mandiri, di mana setiap warganya memiliki hak atas pengetahuan dan keterampilan yang layak.