Mata Jahat: Antara Keyakinan dan Logika di Era Modern

Publish

5 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
110
Sumber Foto Freepik

Sumber Foto Freepik

Mata Jahat: Antara Keyakinan dan Logika di Era Modern

Oleh: Donny Syofyan: Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Kita semua pernah mendengar tentang "mata jahat", terutama dari orang tua atau teman-teman yang mengingatkan kita untuk berhati-hati, terutama pada momen-momen bahagia seperti pernikahan. Tapi, apakah mata jahat itu benar-benar ada atau hanya takhayul belaka? Bagaimana agama memandang fenomena ini? Apakah ada dasar kebenarannya dalam Al-Qur`an dan Sunnah?

Mari kita kupas lebih dalam tentang mata jahat. Seringkali, cerita-cerita tentang mata jahat dibumbui dengan sensasi dan berlebihan. Untuk memahami esensinya, kita perlu memisahkan fakta dari fiksi. Pada dasarnya, mata jahat berakar dari rasa iri hati. Al-Qur`an sendiri menggambarkan hal ini dalam kisah Nabi Yusuf. Ayahnya memperingatkan Yusuf untuk tidak menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya karena khawatir mereka akan iri.

Iri hati adalah emosi destruktif yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan tindakan merugikan orang lain. Dalam konteks modern, pembicara motivasi sering mengingatkan kita untuk berbagi mimpi hanya dengan orang-orang yang suportif. Ini karena orang yang iri hati mungkin akan mencoba menjatuhkan kita daripada terinspirasi oleh kesuksesan kita.

Jadi, apakah mata jahat itu nyata? Meskipun mungkin ada unsur-unsur takhayul yang melekat pada konsep ini, inti masalahnya terletak pada kekuatan negatif dari iri hati dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi orang lain, baik secara fisik maupun emosional.  Mari kita telaah lebih lanjut tentang mata jahat dari perspektif agama, mencari tahu apakah ada dasar kebenarannya dalam ajaran Islam, serta bagaimana kita bisa melindungi diri dari energi negatif tersebut.

Iri hati adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Ketika seseorang melihat orang lain memiliki sesuatu yang mereka inginkan, baik itu penampilan, harta benda, atau keberuntungan, perasaan iri bisa muncul. Perasaan negatif ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara yang merugikan orang yang diirikan. 

Namun, konsep "mata jahat" seringkali menambahkan lapisan mistis pada fenomena ini. Gagasan bahwa seseorang bisa mencelakai orang lain hanya dengan melihatnya, seolah-olah mengucapkan mantra, tampaknya berlebihan dan tidak perlu. Al-Qur`an, sebagai sumber utama ajaran Islam, tidak memberikan penjelasan rinci tentang mata jahat dalam arti seseorang bisa mencelakai orang lain hanya dengan melihatnya. Melihat adalah tindakan yang sangat umum, dan Al-Qur`an sering membahas tentang penglihatan. Jika mata jahat benar-benar memiliki kekuatan magis seperti itu, kita pasti akan menemukan penjelasannya dalam Al-Qur`an.

Oleh karena itu, daripada terpaku pada konsep mata jahat yang mistis, lebih baik kita fokus pada akar masalahnya, yaitu iri hati. Iri hati adalah emosi yang nyata dan dapat berdampak negatif pada orang lain. Kita perlu belajar mengelola perasaan iri hati dan menghindarinya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. 

Al-Qur`an mengajarkan kita untuk bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak sehat. Dengan mengembangkan sikap positif dan menghindari iri hati, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan mendukung bagi semua orang.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW tercatat sering mendoakan cucunya, Hasan dan Husein, dengan memohon perlindungan dari segala setan, hama, dan mata jahat. Penyebutan "mata jahat" di sini mengundang pertanyaan, apa sebenarnya yang dimaksud? Konteks doa ini menunjukkan bahwa "mata jahat" merujuk pada dampak negatif dari iri hati. Seperti yang tercantum dalam Surah Al-Falaq, kita berlindung kepada Allah dari orang-orang yang dengki ketika mereka sedang iri.

Iri hati bisa memicu tindakan destruktif, bahkan hingga pembunuhan seperti yang sering kita baca di berita kriminal. Oleh karena itu, memohon perlindungan dari orang-orang yang iri hati adalah hal yang penting, bahkan jika kita tidak menyadari adanya ancaman tersebut. Meskipun hadits tersebut tidak menjelaskan secara rinci tentang mata jahat, kita dapat menyimpulkan bahwa itu berkaitan dengan bahaya potensial dari perasaan iri hati orang lain. 

Penting untuk diingat bahwa mata jahat bukanlah mantra atau kekuatan magis yang dilontarkan melalui tatapan mata. Namun, ini adalah tentang energi negatif yang muncul dari perasaan iri hati seseorang, yang bisa bermanifestasi dalam tindakan merugikan. Dengan berdoa kepada Allah, kita memohon perlindungan agar perasaan iri hati orang lain tidak berkembang menjadi tindakan yang lebih berbahaya. Doa menjadi perisai kita dari dampak negatif iri hati, baik yang disadari maupun tidak.

Mari kita selalu waspada terhadap bahaya iri hati dan senantiasa memohon perlindungan kepada Allah. Dengan hati yang bersih dan niat yang baik, kita dapat menghadapi segala bentuk energi negatif dan menjalani hidup dengan penuh kedamaian.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Jangan menyangkal mata jahat, karena itu benar." Namun, beliau tidak memberikan penjelasan detail tentang bagaimana mata jahat bekerja. Sayangnya, beberapa interpretasi modern, seperti yang ditemukan dalam buku Fortification of the Muslim oleh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani, cenderung melebih-lebihkan konsep ini. Buku tersebut mengklaim bahwa mata jahat dapat menyebabkan kerugian hanya dengan melihat seseorang, bahkan seseorang bisa memiliki mata jahat yang merugikan dirinya sendiri. Namun, klaim ini bertentangan dengan pemahaman ilmiah modern. 

Di era modern ini, kita memahami bahwa untuk suatu hal mempengaruhi hal lain, harus ada hubungan fisik di antara keduanya. Mata jahat, dalam arti tatapan mata yang secara langsung menyebabkan kerugian, tidak memiliki dasar ilmiah. Meskipun demikian, pengakuan Nabi tentang keberadaan mata jahat tidak bisa diabaikan begitu saja. Mungkin ada makna yang lebih dalam di baliknya, yang tidak bertentangan dengan pemahaman ilmiah. 

Mungkin mata jahat adalah metafora untuk kekuatan negatif dari iri hati dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi orang lain secara tidak langsung. Atau mungkin ada penjelasan ilmiah yang belum kita temukan tentang bagaimana energi negatif dapat ditransfer dari satu orang ke orang lain. Mari kita tetap terbuka terhadap berbagai kemungkinan, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip ilmiah dan ajaran agama yang benar.

Memang ada dimensi spiritual dalam kehidupan, namun sebagai Muslim, kita harus memahami dunia ini melalui wahyu yang otentik, yaitu Al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Jika suatu konsep penting, seperti mata jahat, tidak dijelaskan secara gamblang dalam Al-Qur`an atau hadits Nabi, maka kita perlu berhati-hati dalam menerima interpretasi tambahan dari sumber lain.

Hadits Nabi tentang mata jahat memang ada, namun hanya berupa penyebutan singkat tanpa penjelasan detail. Kita tidak bisa serta merta mengambil kesimpulan atau membangun keyakinan berdasarkan informasi yang terbatas ini. Banyak cerita rakyat, legenda, dan anekdot yang berkembang di masyarakat mengenai mata jahat. Meskipun menarik, kita tidak boleh menganggapnya sebagai ajaran Nabi yang otentik. Sebagai Muslim, kita wajib mengikuti Al-Qur`an dan Sunnah Nabi, bukan interpretasi pribadi atau cerita-cerita yang tidak memiliki dasar yang kuat.

Dalam memahami konsep-konsep agama, kita perlu menggunakan akal sehat dan berpikir kritis. Di era modern ini, kita memiliki akses terhadap pengetahuan ilmiah yang dapat membantu kita membedakan antara fakta dan mitos. Ayo kita tetap berpegang pada ajaran Islam yang murni dan menghindari interpretasi yang berlebihan atau tidak memiliki dasar yang kuat. Dengan demikian, kita dapat menjaga keimanan kita tetap kokoh dan terhindar dari kepercayaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Allah Tak Pernah Ingkar Janji Oleh: Mohammad Fakhrudin Pada akhir-akhir ini gejala "ambruknya" akh....

Suara Muhammadiyah

19 July 2024

Wawasan

Refleksi Milad 59 dan Revitalisasi Fungsi Kokam Oleh: Badru Rohman, Kokam Sukoharjo Sejak awal ber....

Suara Muhammadiyah

2 October 2024

Wawasan

Mengenali Fatwa Tarjih Muhammadiyah Oleh: Prahasti Suyaman Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekn....

Suara Muhammadiyah

28 August 2024

Wawasan

Anak Saleh (21) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

12 December 2024

Wawasan

Berdamai dengan Diri Sendiri Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta  Banyak orang menjala....

Suara Muhammadiyah

8 February 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah