Empat Fungsi Pendidikan Muhammadiyah

Publish

30 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
136
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Empat Fungsi Pendidikan Muhammadiyah: Dari Ruang Kelas untuk Umat, Bangsa, dan Semesta

Penulis: M. Bakrun Dahlan: Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah

Di banyak tempat, sekolah sering dipahami hanya sebagai tempat belajar membaca, menulis, berhitung, lalu lulus dan mencari pekerjaan. Padahal, pendidikan sejatinya jauh lebih luas dan lebih dalam dari itu. Pendidikan adalah proses membentuk manusia: cara berpikirnya, sikap hidupnya, dan cara ia memandang dunia.

Muhammadiyah sejak awal memahami pendidikan sebagai jalan perubahan dan pencerahan. Sekolah/madrasah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan ruang pembentukan nilai, tempat menumbuhkan harapan, dan sarana melahirkan generasi yang siap memikul tanggung jawab zaman. Karena itulah Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal (PNF) Muhammadiyah menjalankan empat fungsi utama yang saling terhubung: pendidikan, kaderisasi, dakwah, dan pelayanan.

Keempat fungsi ini bukan slogan, tetapi arah gerak pendidikan Muhammadiyah dalam mencerdaskan umat, membangun bangsa yang bermartabat, dan mencerahkan semesta.

Pendidikan: Mencerdaskan Pikiran, Membentuk Karakter

Fungsi pertama dan paling mendasar adalah pendidikan. Namun pendidikan di Muhammadiyah tidak dimaknai semata-mata sebagai proses transfer ilmu. Belajar bukan hanya soal menguasai materi pelajaran, tetapi juga membentuk cara berpikir dan bersikap.

Di sekolah/madrasah Muhammadiyah, anak-anak didorong untuk bertanya, berpikir kritis, dan berani mencoba. Mereka belajar sains, matematika, bahasa, dan teknologi, tetapi pada saat yang sama dibiasakan untuk jujur, disiplin, akhlak, dan bertanggung jawab. Ilmu pengetahuan tidak dilepaskan dari nilai-nilai kehidupan.

Muhammadiyah percaya bahwa kepintaran tanpa karakter bisa berbahaya, sementara karakter tanpa pengetahuan akan tertinggal. Karena itu, pendidikan harus berjalan seimbang: mencerdaskan akal sekaligus membina akhlak. Peserta didik diarahkan agar menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan nilai kemanusiaannya.

Dalam konteks bangsa, fungsi pendidikan ini menjadi sangat penting. Indonesia membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas. Pendidikan Muhammadiyah ingin mengambil bagian dalam menyiapkan manusia Indonesia yang berilmu, beretika, berintegritas,  dan berdaya saing.

Kaderisasi: Menyiapkan Generasi Penerus Perjuangan

Selain mencerdaskan, pendidikan Muhammadiyah juga menjalankan fungsi kaderisasi. Artinya, sekolah/madrasah bukan hanya mencetak lulusan, tetapi menyiapkan generasi penerus yang siap melanjutkan perjuangan nilai dan peradaban.

Kaderisasi tidak selalu berarti mengajarkan struktur organisasi atau simbol-simbol formal. Kaderisasi untuk siswa dan juga kaderisasi untuk guru dan tenaga pendidik. Kaderisasi dimulai dari pembiasaan sikap: peduli terhadap sesama, berani mengambil tanggung jawab, dan memiliki semangat untuk berkontribusi. Melalui kegiatan organisasi siswa, kerja kelompok, kepemimpinan kelas, hingga kegiatan sosial, organisasi muhammadiyah di semua tingkatan bagi guru dan tenaga kependidikan, dan peserta didik belajar menjadi bagian dari solusi.

Sekolah/madrasah Muhammadiyah menanamkan kesadaran bahwa hidup tidak hanya tentang sukses pribadi. Setiap orang memiliki peran sosial. Dari sinilah tumbuh kader umat dan bangsa , mereka yang kelak menjadi guru, pemimpin, profesional, wirausahawan, atau relawan, dengan membawa nilai Islam berkemajuan dalam setiap perannya.

Kader yang diharapkan bukan kader yang eksklusif dan tertutup, melainkan generasi yang terbuka, toleran, dan siap bekerja sama dengan siapa pun demi kebaikan bersama.

Dakwah: Pendidikan sebagai Jalan Pencerahan

Bagi Muhammadiyah, pendidikan adalah dakwah, dan dakwah yang paling efektif adalah dakwah yang memberi teladan. Di sekolah/madrasah Muhammadiyah, dakwah tidak selalu berupa ceramah panjang, tetapi hadir dalam sikap, kebiasaan, dan budaya sehari-hari.

Guru mengajar dengan keikhlasan, siswa dibiasakan salat tepat waktu, saling menghormati, menjaga kebersihan, dan berbagi dengan sesama. Nilai Islam tidak hanya diajarkan, tetapi dihidupkan. Inilah dakwah yang terasa dekat dan membumi.

Melalui pendidikan, Muhammadiyah ingin menghadirkan wajah Islam yang ramah, mencerahkan, dan relevan dengan kehidupan modern. Islam yang cinta ilmu, menghargai perbedaan, dan mendorong kemajuan. Di tengah dunia yang sering diwarnai konflik dan polarisasi, pendidikan menjadi ruang penting untuk menanamkan sikap moderat dan berkeadaban.

Dakwah melalui pendidikan menjadikan sekolah/madrasah Muhammadiyah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang pembentukan nilai spiritual dan moral yang menyejukkan.

Pelayanan: Pendidikan sebagai Bentuk Pengabdian

Fungsi keempat adalah pelayanan. Sejak awal, Muhammadiyah mendirikan sekolah/madrasah sebagai bentuk pengabdian kepada umat dan masyarakat. Pendidikan dipandang sebagai hak setiap manusia, bukan privilese segelintir orang.

Karena itu, banyak sekolah/madrasah dan program pendidikan nonformal Muhammadiyah hadir di tengah masyarakat dengan semangat melayani. Ada sekolah/madrasah di daerah terpencil, ada pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, ada pelatihan keterampilan, dan berbagai bentuk pemberdayaan.

Pelayanan ini bukan hanya soal biaya terjangkau, tetapi juga soal kehadiran. Sekolah/madrasah Muhammadiyah berusaha hadir sebagai bagian dari masyarakat, memahami kebutuhan sekitar, dan ikut memecahkan persoalan sosial. Pendidikan menjadi sarana untuk mengangkat martabat manusia dan membuka harapan baru.

Keempat fungsi Dikdasmen yaitu pendidikan, kaderisasi, dakwah, dan pelayanan, tidak berjalan sendiri-sendiri. Semuanya saling menguatkan dan mengarah pada satu tujuan besar: mencerdaskan kehidupan umat, membangun peradaban bangsa yang bermartabat, dan mencerahkan semesta.

Mencerdaskan umat berarti meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui ilmu, iman, dan amal. Membangun bangsa berarti menyiapkan generasi yang berkarakter, berdaya saing, dan berkontribusi nyata. Mencerahkan semesta berarti menghadirkan pendidikan yang membawa kebaikan, kedamaian, dan kemaslahatan bagi semua.

Di tengah perubahan zaman yang cepat dan penuh tantangan, pendidikan Muhammadiyah tetap berpegang pada jati dirinya. Bukan sekadar mengikuti arus, tetapi memberi arah. Bukan hanya mencetak lulusan, tetapi membentuk manusia.

Dengan empat fungsi utamanya, Dikdasmen dan PNF Muhammadiyah terus berikhtiar menghadirkan pendidikan yang mencerdaskan, menumbuhkan, dan mencerahkan—untuk hari ini, esok, dan masa depan umat manusia.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah era 1970-1990 KH Abdur Rozaq Fachruddin menyambut Maulid Nabi Muha....

Suara Muhammadiyah

19 September 2023

Wawasan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Jiwa Mahasiswa Oleh: Ratna Yunita Setiyani Subardjo, S.Psi., M.Psi., P....

Suara Muhammadiyah

10 October 2023

Wawasan

Ketika Hati Menggelap, Dunia Ikut Meredup Oleh : Rusydi Umar, Dosen FTI UAD, Anggota MPI PPM (2015-....

Suara Muhammadiyah

15 November 2025

Wawasan

Oleh: Sobirin Malian Dosen Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan Dalam setiap hajatan Pemilu ada....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Wawasan

Sentuhan Surgawi dalam Mahligai Rumah Tangga Oleh : Ahmad Afwan Yazid, MPd, Wakil Kepala SD Muhamma....

Suara Muhammadiyah

27 November 2025