Memasuki Tahun Keempat, Eco Bhinneka Muhammadiyah Merefleksikan Capaian Program

Publish

13 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
126
Foto Istimewa

Foto Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Program Eco Bhinneka Muhammadiyah memulai tahun ke empatnya di 2024 ini untuk menyuarakan pentingnya merawat kerukunan umat beragama melalui upaya melestarikan lingkungan. Tim pengelola program ini laksanakan pertemuan di Kota Magelang, Jawa Tengah, pada 4-7 Maret 2024 silam untuk merefleksikan capaian program, memperkuat kapasitas, dan merumuskan rencana dan strategi kegiatan di 2024. Pertemuan yang digelar selama 4 hari ini diikuti sebanyak 19 orang, di mana 13 orang di antaranya adalah perempuan. 

Kota Magelang dipilih sebagai pelaksanaan kegiatan ini karena Kota ini kembali meraih penghargaan salah satu Kota Toleran di Indonesia tahun 2023 menurut Setara Institute, dari hasil penilaian Indeks Kota Toleran (IKT) 2022. Kota Magelang juga meraih Adipura kategori sedang tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Adipura adalah penghargaan bagi Kabupaten/Kota yang berhasil melaksanakan pengelolaan kebersihan, pengelolaan dan pengurangan sampah, serta penyediaan ruang terbuka hijau.

Eco Bhinneka telah melaksanakan kerja bersama yang dilaksanakan oleh komunitas pemuda lintas iman di 4 wilayah: Pontianak (Kalimantan Barat), Ternate (Maluku Utara), Surakarta (Jawa Tengah), dan Banyuwangi (Jawa Timur). Program ini telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga pemetaan pemangku kepentingan atau ‘Stakeholder Mapping’ dan keterlibatan pemangku kepentingan atau ‘Stakeholder Engagement’ menjadi dua strategi kunci yang didiskusikan di pertemuan ini. 

“Tim pengelola Eco Bhinneka perlu melakukan pemetaan pemangku kepentingan. Siapa yang akan dihubungi dan siapa diajak kerjasama ketika program ini akan dijalankan,” ungkap Ahsan Hamidi, pegiat Eco Bhinneka, sekaligus fasilitator kegiatan ini. Menurut Ahsan, dengan pemetaan yang jelas, akan dapat digunakan sebagai kekuatan dalam membangun jaringan. “Salah satu kunci kesuksesan dari program ini adalah kemampuan kita menjalin jaringan. Maka dari itu, ke depan kita tidak perlu segan-segan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para pihak,” lanjutnya.

Kegiatan dilanjut pemaparan rencana kerja 2024 oleh Triningsih, Finance and Program Coordinator Eco Bhinneka. “Secara nasional, Eco Bhinneka memiliki target yang harus dipenuhi, dan ada capaian yang harus diwujudkan,” terang Tri saat memaparkan rencana kerja 2024, yang terdiri dari pendekatan Intra-religious, Inter-religious, Extra-religious, Isu Lapis Sanding, dan kegiatan lainnya di dalam kooordinasi konsorsium JISRA Indonesia. “Saya berharap di tahun ini akan makin banyak program harvesting yang muncul, dampak program bisa makin meluas, dan dapat kita dokumentasikan dengan baik agar bisa dishare ke JISRA Global,” ungkapnya. 

Makhmud Yunus, yang saat ini menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, turut hadir membagikan success story-nya mengantarkan Kota Magelang meraih Adipura. Ia menjelaskan bahwa keterlibatan masyarakat menjadi kunci suksesnya penyelenggaraan program di komunitas masyarakat, termasuk pelibatan ormas keagamaan seperti Muhammadiyah. 

”Kami juga berupaya mengkolaborasikan program penghijauan, penambahan ruang terbuka hijau, pemilahan sampah, untuk bisa dilaksanakan sampai ke Tingkat Amal Usaha Muhammadiyah, seperti pelaksanaan Adiwiyata di sekolah-sekolah,” ungkap Yunus yang juga aktif sebagai Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Magelang ini. Ia juga bercerita bahwa DLH terlibat dalam memperindah tempat-tempat ibadah, khususnya di tempat ibadah bersejarah, agar terlihat rapi dan bersih, sehingga pengunjung yang datang merasa senang dan nyaman. 

Selain penting agar Eco Bhinneka melakukan pendekatan dengan berbagai pihak dengan menggunakan cara-cara yang damai, Hening Parlan selaku Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah menyampaikan prinsip-prinsip ‘Stakeholder Engagement’ yang bisa dilakukan oleh tim pengelola program Eco Bhinneka. “Jangan bicara advokasi atau engangement, kalau teman-teman tidak belajar kebijakan di dalamnya. Misalnya kalau mau approach atau mendekati Dinas Lingkungan Hidup, maka kita terlebih dahulu harus tahu seperti apa kelembagaan di Dinas Lingkungan Hidup ini, apa isi kebijakan dan programnya, dan mana yang mau kita dekati untuk bisa sinergi,” ucapnya. 

Hening juga menjelaskan pentingnya upaya trust building melalui pertemuan-pertemuan. “Kita perlu membangun kepercayaan, agar saling tahu, saling paham, sehingga saling percaya. Bagaimana sebuah organisasi akan memberikan kepercayaan kepada kita kalau mereka tidak mengenal kita dengan baik? Jadi kuncinya 75% adalah pertemuan, teman-teman perlu membuka ruang-ruang perjumpaan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Hening berpesan agar tim pengelola program menyiapkan orang atau teman-teman yang lainnya untuk diajak atau dikader dan dilibatkan di Eco Bhinneka. Pasalnya dalam mengelola program, menurut Hening, Leadership seseorang tidak bisa dilihat dalam setahun, melainkan harus ditata sekian tahun, ibarat dari satu tangga terlewati kemudian lanjut ke tangga berikutnya. (Dzikrina Farah Adiba)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SOLO­, Suara Muhammadiyah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu ba....

Suara Muhammadiyah

10 October 2023

Berita

ALOR, Suara Muhammadiyah - Bertempat di Aula SMA Muhammadiyah Kalabahi telah dilaksanakan Kegiatan P....

Suara Muhammadiyah

10 October 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa prodi Kriya Tekstil dan Fashion (KTF) UM Bandung angka....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Berita

PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah -  Setiap musibah memang tidak bisa ditebak kehadirannya. Sepe....

Suara Muhammadiyah

21 September 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina ....

Suara Muhammadiyah

2 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah