PALANGKA RAYA, Suara Muhammadiyah - RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya pada hari Sabtu, 15 Rabi’ul Awwal 1455 / 30 September 2023, bertepatan bulan Rabi’ul Awwal memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan pada bulan ini juga banyak kegiatan Maulid Nabi baik di mesjid, di gedung, maupun di rumah pribadi. Kajian kali ini mengusung tema “Meneladani Sikap Nabi Muhammad SAW untuk Membangun Generasi Berkemajuan”.
Pada saat Pengajian turut berhadir H. Syari Abdullah (tokoh Muhammadiyah kalteng)., dr. Lia Indriana (Direktur RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya), dr. Sulis Tiyaningsih, Sp.KK (Wadir Pelayanan), Dr. H. Jairi,.M.Pd (Wadir Keuangan, Umum dan Kemuhammadiyahan), para karyawan, serta pengunjung dan keluarga pasien. kegiatan pengajian bulanan yang dilaksanakan di mesjid Al-Insan, lantai III RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
dr. Lia Indriana (direktur) “Dengan adanya kajian ini, harapannya bisa menambah ilmu dan lebih menambahkan ketaqwaan kita dalam beramal sehari-hari serta membangun jiwa yang berkemajuan”, ujarnya.
H. Syairi Abdullah. Adakah maulid di Muhammadiyah? Di persyarikatan Muhammadiyah, maulid itu tidak dianjurkan dan tidak juga dilarang. Boleh-boleh saja selama tidak merusak nilai-nilai ibadah dan tidak melalaikan ibadah.
“Sholawatan tidak ada artinya jika melalaikan sholat. Karena maulid itu sudah ada saat kita bangun tidur. Saat panggilan adzan, hayya ‘alash sholāh, hayya ‘alal falāh, apakah kita segera menuju mesjid untuk sholat? Atau nanti-nanti saja karena masih ada pekerjaan atau masih seru main game? Saat Allah memanggil kita untuk mengerjakan sholat dan meraih kemenangan melalui panggilan adzan, tetapi masih sering mengabaikannya, inilah yang tidak meneladani sikap Nabi. Tetapi saat direktur memanggil, meski sedang makan, segera menghadap direktur, ini artinya terbalik. Saat manusia memanggil, buru-buru menghadap; tapi saat Allah memanggil, ditunda-tunda menghadap”, ujarnya
“Beda moral dan akhlak, akhlak tumbuh diatas iman dan tidak bisa dibuat-buat, sedangkan moral bisa dibuat-buat. Misal sekedar hanya agar dipandang hormat kepada atasan, maka nunduk saat lewat di depan direktur, tetapi jika itu hanya sebatas moral dan bukan atas dasar akhlak, maka dia berbuat demikian hanya di depan direktur saja, sedangkan di rumahnya dia berani dengan orang tua, atau saat panggilan adzan dia lalai dan menunda-nunda sholat, tapi kalau saat panggilan direktur dia cepat, misalnya”, ujar beliau.
Islam adalah selamat, aman dan damai. Misi Nabi Muhammad SAW adalah menegakkan tauhid. Sama seperti Nabi dan Rasul sebelumnya. Tetapi Nabi Muhammad SAW menyempurnakan ajaran Nabi dan Rasul terdahulu. Jika Nabi terdahulu mengajarkan ajaran agama atau tauhid hanya untuk umatnya di wilayah negaranya saja, maka Nabi Muhammad SAW mengajarkan ajaran Islam untuk umat di seluruh dunia. (Muhammad Fitriani)