Ketua PP Muhammadiyah: MGS Yogyakarta Harus Menjadi Pusat Keunggulan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
290
Foto Istimewa

Foto Istimewa

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Dalam rangkaian Pengajian Tahun Baru 1447 Hijriah, Pesantren Modern Muhammadiyah Green School (MGS) Yogyakarta menggelar acara bertajuk “Pendidikan Islam Masa Depan: Manusiawi, Holistik, dan Harmonis dengan Alam”. Acara ini sandingkan dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung putra berbasis arsitektur tradisional limasan dan joglo sebagai komitmen pesantren pelopor pendidikan berwawasan lingkungan sekaligus penjaga kearifan lokal.

Turut hadir secara langsung Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman, Wakil Ketua PWM DIY Dr Nur Ahmad Ghazali, Staf Ahli Bupati Sleman Anton Sujarwo, Ketua PCM Gamping Muhaimin, dan Direktur MGS Dr Ghoffar Ismail, MA, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Gamping, Ranting Muhammadiyah - 'Aisyiyah, pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Gamping serta ratusan jamaah di area MGS Yogyakarta, Gamping, Sleman, Sabtu (12/7).

Ketua PP Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman dalam ceramahnya menegaskan bahwa pesantren Muhammadiyah harus menjadi pusat keunggulan (center of excellence) yang memadukan keteladanan akhlak, keunggulan intelektual, dan kepedulian sosial.

Menurutnya kekhasan pesantren Muhammadiyah juga kerap disandingkan dengan istilah modern. dr Agus menekankan pentingnya kebersihan dan kesehatan di pesantren. "Dulu diwanti-wanti di antara yang beda pesantren Muhammadiyah itu dari tingkat kesehatan dan kebersihan pesantren yang berani menamakan modern itu," kenangnya.

Mengutip pesan Pak AR, dr. Agus Taufiqurrahman menyebut tiga karakter keunggulan yang harus dimiliki lulusan pendidikan Muhammadiyah. "Lulusan pendidikan Muhammadiyah itu harus unggul moral-spiritual, unggul intelektual, unggul dalam peran sosial," tegasnya.

Ia menyoroti bahwa penelitian-penelitian modern menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh nilai akademik (Indeks Prestasi/IP), melainkan lebih banyak oleh karakter atau soft skill. Sebuah penelitian tahun 2002 terhadap beberapa dekan di Amerika menunjukkan bahwa IP tinggi (di atas 3.0) menempati urutan ke-15 dalam faktor penentu kesuksesan di tempat kerja, sementara karakter dan moral-spiritual menempati urutan teratas.

Oleh karena itu, dr Agus menekankan pentingnya kurikulum lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk fokus pada penguatan moral-spiritual, di samping asesmen keilmuan. Ia bahkan tidak akan memberi nilai jelek kepada mahasiswa yang rajin shalat subuh di masjid, karena hal itu menunjukkan pengamalan yang melebihi sekadar pengetahuan.

Ia menambahkan bahwa pesantren memiliki peran krusial sebagai benteng untuk mendidik moral-spiritual. Pendidikan akhlak, menurutnya, tidak bisa hanya melalui ceramah, melainkan membutuhkan keteladanan. "Mendidik moral spiritual atau kita bahasa akhlak itu ternyata tidak bisa hanya diceramahkan sementara, karena kalau mendidik akhlak disitulah harus ada keteladanan," kata dr spesialis syaraf tersebut.

dr Agus juga menyinggung tentang program hafalan Al-Qur'an di pesantren dan hubungannya dengan fungsi kognitif. Ia menyebutkan target minimal hafalan 10 juz bagi lulusan pesantren MGS, yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

"Di pesantren Muhammadiyah Green School ini juga ada target hafal berapa, lulus minimal 10 juz. Kalau minimal 10 juz itu sudah bisa lulus jadi S1 di Mesir, karena kalau di Mesir lulus S1 di Al-Azhar itu minimal 8 juz," terangnya.

Menariknya, dr Agus mengaitkan kebiasaan mengaji dan menghafal Al-Qur'an dengan pemeliharaan fungsi kognitif otak. Berdasarkan berbagai penelitian, kebiasaan ini terbukti menjaga agar fungsi kognitif tetap awet hingga usia lanjut. Ia bahkan mencontohkan salah satu tes memori fungsi kognitif yang melibatkan kemampuan membaca terbalik, yang justru familiar bagi mereka yang terbiasa mengajar atau membaca Al-Qur'an dengan berbagai metode.

Ikhtiar Memajukan MGS

Ketua PCM Gamping Muhaimin, MPd menegaskan bahwa beasiswa ini merupakan ikhtiar melahirkan kader unggulan akademik dan non-akademik berakhlak mulia. MGS Yogyakarta menjadi perintis pendidikan hijau dengan empat pilar unggulan seperti karakter Al-Qur’an, pengembangan diri berbasis multiple intelligences, wawasan lingkungan alam, dan keakraban teknologi informasi. 

Muhaimin mengungkapkan, pada tahun pelajaran 2025/206 ini MGS sudah mulai menerima santri putra dan putri. Karena pada sebelumnya baru menerima santri putri. Santri MGS pun berasal dari berbagai daerah di Indonesia, beberapa santri terjauh yaitu berasal dari Sumatera tepatnya dari Bengkulu. 

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Staf Ahli Bupati Sleman, Anton Sujarwo menyampaikan apresiasi tinggi terhadap peran serta Muhammadiyah, khususnya Pesantren Muhammadiyah Green School (MGS) Yogyakarta, dalam upaya membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi bangsa. 

Anton Sujarwo menegaskan bahwa "Sang Surya tidak pernah surut," sebuah kiasan dari Mars Muhammadiyah yaitu Sang Surya yang menggambarkan semangat dan kontribusi Muhammadiyah yang tak lekang oleh waktu. Ia menyoroti bahwa kader-kader Muhammadiyah siap menjawab tantangan masa depan yang akan memiliki warna dan kompleksitas berbeda dari yang dihadapi saat ini.

"Kami sangat mengapresiasi bahwa gerakan-gerakan Muhammadiyah akan tetap sejalan dengan dinamika zaman dan akan berkontribusi kepada bangsa, khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Sleman," ujar Anton Sujarwo.

Dalam kesempatan tersebut, Anton Sujarwo juga menyampaikan pesan dari Bupati Sleman, yang mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriah 1447 kepada seluruh warga Pesantren MGS Yogyakarta di Gamping dan masyarakat Gamping pada umumnya. Bupati berharap tahun baru ini menjadi awal yang baik dan diakhiri dengan kebaikan pula.

Pesan penting lain yang disampaikan Bupati adalah mengenai makna hijrah. Hijrah, menurutnya, bukan sekadar berpindah tempat, tetapi juga bermakna mengubah diri menjadi lebih baik. Proses ini melibatkan tiga fase: perencanaan, pelaksanaan, dan tercapainya tujuan.

"Ketika kita ingin mencapai fase untuk sampai ke tujuan, tentu saja kita harus melaksanakan perencanaan yang benar dan perencanaan yang tepat," jelas Anton. Ia mencontohkan PCM Gamping yang memiliki tujuan jelas dalam membangun generasi Islami melalui standar modern Muhammadiyah Green School.

Pemerintah Kabupaten Sleman sangat menaruh perhatian dan mengapresiasi kegiatan Muhammadiyah ini karena dampak serta manfaatnya yang besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Dengan membentuk generasi yang bermoral dan berakhlakul karimah, diharapkan potensi kenakalan remaja dapat ditekan secara signifikan.

"Ketika itu dimulai dari Muhammadiyah dan juga dari masyarakat yang lain, maka diharapkan potensi kenakalan remaja itu akan turun," kata Anton Sujarwo, menyoroti tantangan yang dihadapi aparat kepolisian dalam menangani kenakalan remaja. Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah telah berkontribusi besar melalui sektor pendidikan dalam mengembalikan anak-anak ke jalan yang benar.

Harapan Pemkab Sleman adalah agar komitmen Muhammadiyah ini dapat direspons positif oleh masyarakat, sehingga upaya mendidik generasi yang unggul di bidang akademik dan agama, serta berakhlak mulia, dapat terwujud.

Di samping itu, pembangunan gedung putra baru dengan struktur limasan dan joglo menjadi simbol filosofis harmoni dengan alam. Dr Ghoffar Ismail, Direktur MGS Yogyakarta, menjelaskan bahwa arsitektur ini merefleksikan semangat green pesantren tempat manusia berdialog dengan alam, bukan menaklukkannya. Material kayu dipilih untuk mengurangi jejak karbon, desain atap limasan memaksimalkan sirkulasi udara, cahaya, dan sebagian lahan dialokasikan untuk kebun edukasi serta resapan air.

Ghoffar mengungkapkan bahwa pembangunan tahap awal asrama putra MGS memerlukan biaya Rp 500 juta. Selain itu, untuk jangka panjang diperlukan lagi dana pengembangan gedung sekolah dan penambahan asrama putri 4 lantai sebanyak Rp 5 Milyar. Bantuan dapat disalurkan melalui Lazismu MGS Yogyakarta dengan rekening BCA Syariah 0468888961. 

Sebagai pesantren modern, MGS menerapkan pendekatan multiple intelligences berbasis potensi alam. Santri didorong mengembangkan delapan kecerdasan seperti linguistik, naturalis, kinestetik, dan lainnya serta pembelajaran bilingual Arab-Inggris. (Riz)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SAMARINDA, Suara Muhammadiyah - Melalui Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisa....

Suara Muhammadiyah

16 June 2024

Berita

BREBES, Suara Muhammadiyah - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

13 July 2024

Berita

BUTON, Suara Muhammadiyah - UM Buton mengukuhkan komitmennya dalam memberikan akses pendidikan ....

Suara Muhammadiyah

24 February 2024

Berita

TERNATE, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) kembali mencatatkan tongg....

Suara Muhammadiyah

24 June 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Problematika sampah menjadi isu serius yang dihadapi Kota Bandun....

Suara Muhammadiyah

26 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah