Mengenang Buya Syafii, Pemikir Progresif, Jurnalis Kritis, Historis, dan Emansipatoris

Publish

26 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
204
Talkshow Merayakan 90 Tahun Buya Syafii Maarif. Foto: Cris

Talkshow Merayakan 90 Tahun Buya Syafii Maarif. Foto: Cris

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Pada tahun 2025, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1998-2005, Ahmad Syafii Maarif yang dikenal Buya Syafii memasuki usia 90 tahun. Meskipun telah tiada, tetapi masih banyak serpihan kenangan berharga dari sosok guru bangsa tersebut.

Kenangan ini yang dikemukakan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir. Dalam konteks pergumulan Islam, Tafsir mengenang pemikiran Buya Syafii dipengaruhi oleh Fazlur Rahman, salah satu cendekiawan Muslim.

"Ada dua orang Indonesia yang sangat kuat dengan karakter Rahman, satu Buya Syafii dan dua Nurcholish Madjid. Kedua sosok inilah murid Fazlur Rahman," katanya saat Talkshow Merayakan 90 Tahun Buya Syafii Maarif, Senin (26/5) di Ruang Aula Gedung ISDB FISIP Lantai 4 UNY.

Tafsir menyebut, pemikiran Islam sangat kuat dalam diri kedua sosok tersebut, khususnya Buya Syafii. Kata Tafsir, berkat pengaruh Rahman, Buya Syafii memiliki pemikiran progresif dan independen. 

"Itu yang tidak bisa dipisahkan dari pola pikir Buya Syafii, karena terpengaruh oleh pemikiran Fazlur Rahman," sebutnya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya keinginan Buya Syafii mendirikan negara Islam. Tetapi berkat pengaruh Rahman, Guru di Universitas Chicago, Amerika Serikat, Buya Syafii mengeliminasi keinginan itu, karena disebutnya sangat tidak realistis.

"Tidak banyak negara menamakan diri negara Islam. Cuma Republik Islam Iran sama Republik Islam Pakistan. Tidak ada negara yang menyebut negara Islam. Dan itulah begitu membaca Buku Fazlur Rahman, pemikiran Buya Syafii sangat kuat," bebernya.

Tafsir mengingatkan pesan Buya Syafii, agar jangan sampai umat Islam berada pada posisi puritan peradaban. Artinya berada pada posisi keterbelakangan, tidak pernah maju dan berkembang. 

"Menjadi sangat penting umat Islam harus berada di depan peradaban. Umat Islam harus masuk ke ruang publik peradaban. Umat Islam menjadi produsen peradaban. Caranya keberanian berkreasi," tegasnya.

Di sisi lain, Dosen Sejarah UNY, Muhammad Yuanda Azra menyebut, sosok Buya Syafii sebagai seorang jurnalis. "Selama ini orang hanya tahu Buya Syafii merupakan tokoh dan guru bangsa, padahal beliau juga seorang jurnalis," ungkapnya.

Buya Syafii menjadi jurnalis di Suara Muhammadiyah (SM) pada tahun 1965-1972. Keterikatan Buya Syafii dengan jurnalis sangat melekat.

"Buya Syafii membangun jurnalisme yang kritis, historis, dan emansipatoris," ujarnya.

Sebelum menjadi jurnalis, bongkar Yuanda, Buya Syafii menjadi korektor SM. "Beliau waktu itu tinggal di Kotagede, kemudian naik sepeda pagi-pagi ke SM menjadi korektor. Tugasnya mengoreksi naskah-naskah yang masuk agar bisa layak cetak," tuturnya.

Selama menjadi Jurnalis SM, Buya Syafii telah menghasilkan reportase. Antara lain Muhammadiyah di Minangkabau, Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, perkembangan Muhammadiyah Jambi, pengajian mingguan Muhammadiyah, dan pernah mewawancarai Buya Hamka.

"Buya Syafii mewartakan Muhammadiyah ke seluruh Indonesia. Dan boleh dikatakan kalau jurnalisme ini merupakan awal intelektualisme Bung Syafii," tandasnya.

Acara ini merupakan kolaborasi antara Anak Panah, Maarif Institute, Sarang, Forum Mahasiswa Muhammadiyah Pascasarjana UGM-UNY, dan PC IMM BSKM. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PALANGKA RAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Palangka Raya lakukan ....

Suara Muhammadiyah

21 November 2024

Berita

BENGKULU, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) m....

Suara Muhammadiyah

5 July 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali me....

Suara Muhammadiyah

13 December 2024

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jetis (PCM Jetis) Kabupaten Bantul Daerah ....

Suara Muhammadiyah

21 October 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - H.E Masaki Yasushi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia menyampaikan ....

Suara Muhammadiyah

27 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah