Mengenang Buya Syafii, Pemikir Progresif, Jurnalis Kritis, Historis, dan Emansipatoris

Publish

26 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
329
Talkshow Merayakan 90 Tahun Buya Syafii Maarif. Foto: Cris

Talkshow Merayakan 90 Tahun Buya Syafii Maarif. Foto: Cris

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Pada tahun 2025, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1998-2005, Ahmad Syafii Maarif yang dikenal Buya Syafii memasuki usia 90 tahun. Meskipun telah tiada, tetapi masih banyak serpihan kenangan berharga dari sosok guru bangsa tersebut.

Kenangan ini yang dikemukakan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir. Dalam konteks pergumulan Islam, Tafsir mengenang pemikiran Buya Syafii dipengaruhi oleh Fazlur Rahman, salah satu cendekiawan Muslim.

"Ada dua orang Indonesia yang sangat kuat dengan karakter Rahman, satu Buya Syafii dan dua Nurcholish Madjid. Kedua sosok inilah murid Fazlur Rahman," katanya saat Talkshow Merayakan 90 Tahun Buya Syafii Maarif, Senin (26/5) di Ruang Aula Gedung ISDB FISIP Lantai 4 UNY.

Tafsir menyebut, pemikiran Islam sangat kuat dalam diri kedua sosok tersebut, khususnya Buya Syafii. Kata Tafsir, berkat pengaruh Rahman, Buya Syafii memiliki pemikiran progresif dan independen. 

"Itu yang tidak bisa dipisahkan dari pola pikir Buya Syafii, karena terpengaruh oleh pemikiran Fazlur Rahman," sebutnya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya keinginan Buya Syafii mendirikan negara Islam. Tetapi berkat pengaruh Rahman, Guru di Universitas Chicago, Amerika Serikat, Buya Syafii mengeliminasi keinginan itu, karena disebutnya sangat tidak realistis.

"Tidak banyak negara menamakan diri negara Islam. Cuma Republik Islam Iran sama Republik Islam Pakistan. Tidak ada negara yang menyebut negara Islam. Dan itulah begitu membaca Buku Fazlur Rahman, pemikiran Buya Syafii sangat kuat," bebernya.

Tafsir mengingatkan pesan Buya Syafii, agar jangan sampai umat Islam berada pada posisi puritan peradaban. Artinya berada pada posisi keterbelakangan, tidak pernah maju dan berkembang. 

"Menjadi sangat penting umat Islam harus berada di depan peradaban. Umat Islam harus masuk ke ruang publik peradaban. Umat Islam menjadi produsen peradaban. Caranya keberanian berkreasi," tegasnya.

Di sisi lain, Dosen Sejarah UNY, Muhammad Yuanda Azra menyebut, sosok Buya Syafii sebagai seorang jurnalis. "Selama ini orang hanya tahu Buya Syafii merupakan tokoh dan guru bangsa, padahal beliau juga seorang jurnalis," ungkapnya.

Buya Syafii menjadi jurnalis di Suara Muhammadiyah (SM) pada tahun 1965-1972. Keterikatan Buya Syafii dengan jurnalis sangat melekat.

"Buya Syafii membangun jurnalisme yang kritis, historis, dan emansipatoris," ujarnya.

Sebelum menjadi jurnalis, bongkar Yuanda, Buya Syafii menjadi korektor SM. "Beliau waktu itu tinggal di Kotagede, kemudian naik sepeda pagi-pagi ke SM menjadi korektor. Tugasnya mengoreksi naskah-naskah yang masuk agar bisa layak cetak," tuturnya.

Selama menjadi Jurnalis SM, Buya Syafii telah menghasilkan reportase. Antara lain Muhammadiyah di Minangkabau, Masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, perkembangan Muhammadiyah Jambi, pengajian mingguan Muhammadiyah, dan pernah mewawancarai Buya Hamka.

"Buya Syafii mewartakan Muhammadiyah ke seluruh Indonesia. Dan boleh dikatakan kalau jurnalisme ini merupakan awal intelektualisme Bung Syafii," tandasnya.

Acara ini merupakan kolaborasi antara Anak Panah, Maarif Institute, Sarang, Forum Mahasiswa Muhammadiyah Pascasarjana UGM-UNY, dan PC IMM BSKM. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menerima tim verifikasi b....

Suara Muhammadiyah

30 October 2023

Berita

FEB Meriahkan Milad UMRI Ke-17 PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Seminar Internasional mengusung tema....

Suara Muhammadiyah

24 May 2025

Berita

ACEH, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh menyelenggarakan Pengajian Ramad....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWA DIY) mel....

Suara Muhammadiyah

13 December 2023

Berita

METRO, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Non Formal Pimpi....

Suara Muhammadiyah

26 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah