Mengenang Pendekar Totok Haryono: Sosok Setia di Balik Layar Tapak Suci

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
209
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Totok haryono (kanan) duduk di samping pendekar besar sudjono. Saat itu pada tanggal 4 Mei totok bersama sekretaris PP Tapak suci Ari rusdiantara (kiri) donor darah untuk pendekar sudjono yang sedang sakit.

Mengenang Pendekar Totok Haryono: Sosok Setia di Balik Layar Tapak Suci

Oleh: Yudha Kurniawan, Ketua Pimda 02 Tapak Suci Bantul

Jumat malam, 31 Mei 2025, sekitar pukul 20.00, kabar duka itu menyebar cepat: Pendekar Totok Haryono, Sekretaris Eksekutif Kantor Pimpinan Pusat Tapak Suci, telah berpulang ke rahmatullah. Kabar ini mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang pernah bersentuhan langsung dengan kiprah dan ketulusannya dalam mengurus organisasi bela diri Muhammadiyah ini.

Meski tidak sering bersua, saya dan almarhum Mas Totok kerap berkomunikasi. Biasanya lewat sambungan telepon, apalagi menjelang pelaksanaan berbagai kegiatan nasional Tapak Suci yang meminjam fasilitas di BPMP DIY tempat saya bekerja. 

Koordinasi kami pun menjadi lebih intens. Dalam setahun, bisa beberapa kali kegiatan PP Tapak Suci berlangsung di BPMP DIY: dari sidang tanwir, penataran wasit-juri, diklat pelatih, ujian kenaikan tingkat pendekar, hingga resepsi milad. Maka tak heran, nama Mas Totok begitu dikenal di kalangan pengelola fasilitas, bagian perlengkapan, hingga urusan kerumahtanggaan BPMP DIY.

Kenangan tentang Mas Totok tak hanya tertinggal dalam ingatan saya. Mbak Dies Tantiningtyas, yang mengepalai layanan konsumsi BPMP DIY, juga merasakan kehilangan yang sama. Dalam sebuah rapat koordinasi menjelang kedatangan Mendikdasmen Abdul Mu’ti pada 23 Mei lalu, Mbak Dies sempat menanyakan kondisi Mas Totok yang terlihat semakin kurus. Kabar duka tentang kepergiannya menjadi semacam jawaban atas kegelisahan itu.

Menurut Mbak Dies, Mas Totok adalah klien yang menyenangkan. Tegas, sat set, dan tahu persis apa yang dibutuhkan. Dalam menghadapi berbagai aspirasi yang seringkali berbeda dari para pendekar, Mas Totok tetap tenang dan memutuskan dengan mantap. Ia menjadi pengambil keputusan tunggal yang membuat koordinasi antar pihak menjadi mudah dan efisien.

Saya sendiri pernah menyaksikan ketegasan Mas Totok secara langsung. Suatu ketika, ada unsur PP Tapak Suci yang menginginkan layanan tambahan yang tentu saja berdampak pada biaya. Namun dengan tenang, Mas Totok menegaskan bahwa semua tetap sesuai pesanan awal darinya. Ia tahu apa yang dibutuhkan dan memastikan semua berjalan sesuai rencana praktis dan efisien.

Lebih dari sekadar administrator, Mas Totok adalah jiwa di balik sistem organisasi Tapak Suci. Beliau adalah figur "entengan", yang ringan tangan dan cepat tanggap. Setiap kali saya menghubungi namun tak terangkat, pasti tak lama kemudian beliau menelepon balik bertanya dengan tulus, “Ada keperluan apa, Mas?”

Sebagai Sekretaris Eksekutif, tugas Mas Totok bukan hanya urusan surat-menyurat. Bersama tim kecilnya, ia mengurus ijazah siswa, kader, hingga pendekar Tapak Suci dari seluruh penjuru dunia. Pekerjaan itu datang bertubi-tubi, tanpa banyak tangan yang membantu. Tapi semua tetap dilayani dengan senyum dan ketulusan.

Ketika saya menghadiri takziyah, saya bertemu dengan Mas Afnan Hadikusumo (Ketua Umum PP Tapak Suci) dan Mas Rony Syaifulloh (Ketua III PP Tapak Suci). Obrolan malam itu menyiratkan satu kesadaran baru, betapa pentingnya regenerasi dan transformasi dalam manajemen organisasi Tapak Suci. Almarhum Mas Totok, dengan segala dedikasi manualnya, seolah telah memberi pelajaran bahwa sudah saatnya Tapak Suci memasuki fase modernisasi sistem.

Selama ini, barangkali tidak ada yang benar-benar “menjaga” Mas Totok. Ia bekerja dalam diam, tanpa keluhan, tanpa tuntutan, menyelesaikan semua dengan caranya sendiri meski ruwet dan melelahkan. Beliau-pun wafat saat lembur di hari libur, di kantor tercintanya, menyelesaikan urusan Tapak Suci. Sebuah pengabdian yang sampai titik akhir, dijalani dengan cinta.

Kepergian Mas Totok adalah kehilangan besar. Namun semangat dan ketulusannya menjadi suluh penerang bagi langkah ke depan. Semoga ini menjadi momentum bagi PP Tapak Suci untuk sungguh-sungguh berbenah. 

Mas Ismail Fahmy, bos Drone Emprit waktu ngisi ngaji Ramadhan di PDM Bantul pernah saya tanya tentang pentingnya transformasi organisasi Tapak Suci. Dalam forum itu, beliau menyatakan bersedia membantu membangun sistem teknologi Tapak Suci dari pimpinan pusat. 

Saya yakin tidak hanya Mas Ismail yang siap sedia membantu, tentu saja bila PP Tapak Suci ada niat maka kalangan perguruan tinggi Muhammadiyah pun bisa diajak bersama dalam misi ini.

Kini, Mas Totok telah berpulang. Namun jejak pengabdiannya akan selalu terkenang. Ia bukan hanya pendekar Tapak Suci dalam arti harfiah, tapi juga pendekar sejati dalam mengurus dan menjaga organisasi dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat.

Semoga seluruh amal baiknya diterima oleh Allah SWT, dan perjuangannya menjadi pelecut semangat bagi kita yang masih melanjutkan jalan ini. Selamat jalan, Mas Totok. Terima kasih atas segalanya. Insya Allah, engkau berpulang dalam husnul khatimah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Humaniora

Ustad Hima, sebutan akrab yang melekat pada pria kelahiran 1 November 1967 ini. Dia bukan seorang us....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Humaniora

Harapan dalam Tiap Proses Hidup  Amalia Irfani, LPPA PWA Kalbar  Ma fil aba, fil abna, &....

Suara Muhammadiyah

22 December 2023

Humaniora

Oleh: Cristoffer Veron Purnomo Dari ufuk timur Indonesia, tepatnya di Merauke, ada salah satu kader....

Suara Muhammadiyah

30 October 2023

Humaniora

Cerpen: Suratini Eko Purwati Ada tetangga, penduduk asli kampung menjual rumah keluarga dan ada pen....

Suara Muhammadiyah

8 September 2023

Humaniora

Terkadang sesuatu yang sepele dan remeh banyak diabaikan orang. Tapi sesungguhnya berdampak besar da....

Suara Muhammadiyah

20 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah