Menggunakan Daya Nalar

Publish

11 January 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
219
pixabay

pixabay

Oleh: Ali Trigiyatno

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Batang

Ketika kuliah dulu, penulis dapat cerita anekdot dari salah seorang dosen sebagai berikut. Suatu ketika ada pameran otak internasional. Otak dari berbagai bangsa dipajang disitu. Ada seorang profesor ditemani seorang pemandu berkeliling seraya bertanya. “Otak orang mana ini kok tampak kusut?” Dijawab sama sang pemandu, “ Oh, ini otak orang Jepang”. Mengapa terlihat lusuh? Tanya sang profesor lagi. “ Karena otaknya sering dipakai” tukas sang guide. Sang professor mengangguk tanda faham. Kemudian keduanya berjalan lagi dan ketemu otak yang lebih kusut lagi. Profesor bertanya lagi, “ Kalau ini otak orang mana? Dijawab, ini otak orang Perancis. Mengapa terlihat lebih kusut? Karena lebih sering dipakai! Tukas sang pemandu. Lantas keduanya jalan lagi, dan sang Profesor menemukan otak-otak yang rata-rata lusuh dan kusut karena banyak dipakai ketika masih hidup, hingga akhirnya sang profesosr berhenti heran, ketika bertemu otak yang masih segar. Dengan cepat sang profesor bertanya, kalau ini otak orang mana? Sang pemandu dengan tangkas menjawab cepat, “ Indonesia!” Mengapa masih segar? sang pemandu menjawab, “ karena jarang dipakai”.

Maaf beribu maaf penulis sampaikan anekdot di atas. Ini hanya sekedar anekdot, bukan bermaksud untuk melecehkan atau menghina bangsa sendiri, sebaliknya jika ada benarnya justru bisa sebagai wahana untuk introspeksi diri. Kalau tidak benar seperti itu tentunya itu yang kita harapkan.

Jujur kita akui, semua manusia dianugerahi akal budi, namun belum semua manusia memanfaatkan secara maksimal anugerah itu. Baru sebagian kecil manusia memanfaatkan dan memaksimalkan potensi akal itu untuk berfikir, berdiskusi, observasi, riset, merenung dan aktifitas ilmiah lainnya. Padahal kemampuan menalar dan berfikir tidak diberikan kepada makhluk lain seperti binatang, tumbuh-tumbuhan bahkan malaikat sekalipun.

Nalar sendiri boleh jadi ada kaitannya dengan bahasa Arab, nazhara. Secara harfiyah nazhara adalah melihat dengan akal dan pikiran, bukan semata dengan mata kepala saja.

Dalam Al-Qur’an terdapat belasan ayat yang seakar kata dengan nazhara yang pada intinya mengajak dan mneggugah serta menantang umat manusia untuk menggunakan nalarnya guna menyelidiki, memahami, mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. 

Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!" Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman. (Yunus 101)

Kaitannya dengan penggunaan akal, di masyarakat luas sering terdengar ungkapan berikut. “Agama adalah akal, siapa yang tidak memiliki agama, tiada akal padanya.” Ungkapan ini kalau dianggap hadis adalah hadis batil seperti ditegaskan al-Albani. Namun bukan berarti isinya harus dicampakkan begitu saja, mengingat taklif hanya dibebankan orang berakal, serta untuk memahami wahyu (Alquran dan hadis) sekalipun tidak akan lepas dari penggunaan akal.

Memang kita tidak harus jadi pemuja dan pendewa akal dalam hal ini, namun juga jangan sampai kita mengkerdilkan fungsi dan peran akal termasuk dalam memahami agama khsuusnya yang menyangut masalah muamalah dunyawiyah. Mulai sekarang, mari kita gunakan akal kita lebih dari sebelumya dalam hal untuk membaca, berfikir, menulis, merenung, menganalisis, diskusi, berdebat, riset dan segudang aktifitas positif lainnya terkait pemanfaatan dan pemaksimalan penggunaan akal.*


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Hadlarah

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Pada 26 September 2022, ulama t....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Hadlarah

Kenapa Muslim Bershalawat saat Shalat? Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas ....

Suara Muhammadiyah

9 December 2023

Hadlarah

Oleh: M. Husnaini Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Kitab Masalah Lima, ....

Suara Muhammadiyah

29 February 2024

Hadlarah

Mengapa Allah berbicara sebagai Orang Ketiga dalam Al-Qur`an?  Donny Syofyan, Dosen Fakul....

Suara Muhammadiyah

24 January 2024

Hadlarah

Tawakkal dan Ketenangan Jiwa Oleh: Syahbana Daulay Di era yang biasa disebut milenial ini, peran a....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah