JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebagai tindak lanjut dari Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) dalam mendirikan satu Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di seluruh jaringan di Persyarikatan, Induk BTM pada tanggal 12 – 14 Desember 2024 akan menyelenggarakan Muhammadiyah Microfinance Summit (MMS) III & Outlook Microfinance 2025 dengan tema: Membangun Korporasi Microfinance Muhammadiyah Dalam Risalah Islam Berkemajuan & Prospek Pengembangan Microfinance di Era Pemerintahan Baru, bertempat di hotel Kaliurang – Yogyakarta.
Ketua Induk BTM Drs Achmad Su’ud, M.Si melaui keterangan release yang disampaikan ke media hari ini Rabu (6/12/2024) menjelaskan, diselenggarakannya MMS III 2024 ini tak lepas dari amanah MMS II di Malang – Jawa Timur yang mengusung tema membangun kemandirian BTM dan closed loop economy Muhammadiyah di tahun 2022, dimana kemandirian BTM segera diwujudkan tanpa harus memiliki ketergantungan dengan pihak lain, namun tetap mampu memberikan kontribusi besar terhadap Persyarikatan sebagai pusat keuangan Muhammadiyah dan anak sholeh yang baik. Cita – cita itulah yang selalu Induk BTM tekankan kepada seluruh jaringan BTM nasional sebagai bagian korelasi dalam menjalankan Risalah Islam Berkemajuan dan amanah Muktamar ke 48 di Solo – Jawa Tengah 2022.
Kemudian terkait dengan MMS III yang mengusung tema membangun korporasi microfinance Muhammadiyah dalam Risalah Islam Berkemajuan, menurut Su’ud, tak lepas dari realitas yang ada selama ini dalam pengembangan jaringan BTM, di mana BTM telah hadir di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Jika kekuatan BTM sebagai ujung tombak pilar ketiga (bidang ekonomi) Muhammadiyah dikonsolidasikan, maka akan membentuk korporasi microfinance Muhammadiyah yang berperan dalam intermediasi keuangan.
“Momentum ini dirasa sangat tepat untuk membangun korporasi microfinance Muhammadiyah di tengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah mensosialisasikan Pedoman Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) yang berbadan hukum PT (perseroan). Sementara BTM adalah AUM yang ingin membangun korporasi berbadan hukum koperasi,”ujar Su’ud dengan lantangnya.
Terkait acara MMS III, pihak panitia menginformaskan akan diikuti oleh para peserta berjumlah 300 orang dari seluruh jaringan BTM nasional baik KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) maupun LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) dan peserta lain dari jaringan koperasi syariah wanita Aisyiyah, Lembaga Pengembang UMKM, MEBP (Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata) dan Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEB) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Narasumber yang direncanakan hadir diantaranya Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup; Dr. H. Anwar Abbas, M.M. M.Ag, Menteri Koperasi; Budi Arie Setiadi, S.Sos. M.Si, Wakil Ketua Lembaga Pengembang (LP) - UMKM; Dr. Suhaji Lestiadi, Bendahara Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M, Jaringan Wisata Muhammadiyah; Drs. H. Herry Zudianto, M.M, Deputi Direktur Lembaga Keuangan Mikro Syariah – KNEKS, Bagus Aryo, Ph.D, Deputi Perkoperasian Kementerian Koperasi: Ahmad Zabadi,SH, MM.
Kemudian Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro – OJK; Agusman, Ketua Majelis Pustaka dan Informatika Pimpinan Pusat Muhammadiyah: Prof. Dr. Muchlas, M.T, Guru Besar Sumber Daya Manusia Universitas Muhammadiyah Jakarta; Prof. Dr. Gofur Ahmad, Guru Besar UIN – Jakarta; Prof. Ir. Muhammad Nadrattuzzaman Hosen, M.S, M.Sc. Ph.D, Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Prof. Dr. Bambang Setiadji, M.Si dan para mitra BTM dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
“Dengan adanya MMS III 2024 ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi dalam meningkatkan jejaring bisnis yang produktif antar jaringan BTM dan terbentuknya pengelolaan BTM yang terukur, mengedepankan tata kelola dan manajemen modern,” terang Su’ud.