Merawat Kader, Merawat Ideologi: Muhammadiyah Harus Menjemput Bola

Publish

28 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
563
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Merawat Kader, Merawat Ideologi: Muhammadiyah Harus Menjemput Bola

Oleh: Kens Geo Danuarta, Kader IPM Lampung Timur

Muhammadiyah adalah gerakan yang telah lahir sejak 1 abad silam, perjalanan penuh lika-liku yang telah dilalui Muhammadiyah memberikan banyak pelajaran bagi seluruh warga persyarikatan. Setiap warga persyarikatan pasti mengharapkan adanya progress dan juga kemajuan dari persyarikatan Muhammadiyah yang menjadi kebanggaannya. 

Muhammadiyah sejak berdirinya memilki satu jalan dalam melangkah memiliki ideologi yang digunakan sebagai acuan dalam berfikir bagi seluruh warga persyarikatan, ideologi ini terus dilanjutkan dari generasi satu ke generasi berikutnya. 

Ideologi Muhammadiyah sampai saat ini masih dipegang teguh oleh seluruh lapisan yang ada dalam persyarikatan Muhammadiyah. Mereka berjuang mempertahankan ideologi yang telah dilahirkan oleh Ahmad Dahlan dan juga para pejuang Muhammadiyah.

Namun berjalannya waktu, memberikan batas kepada setiap pimpinan, kader, hingga simpatisan Muhammadiyah untuk tetap bertahan memperjuangkan Muhammadiyah. Dengan kata lain akan ada masanya mereka semua harus pamit dan tidak mampu lagi untuk memperjuangkan Muhammadiyah. Dengan adanya fakta tersebut maka Muhammadiyah tidak boleh berdiam diri, semua lapisan yang ada di persyarikatan harus ikut serta dalam menghadapi hal ini. 

Sangatlah benar sebuah ungkapan yang masyhur kita dengar dengan menyebutkan bahwa pimpinan yang berhasil adalah pimpinan yang melahirkan kader yang hebat, lahirnya kader hebat merupakan barometer yang mengukur keberhasilan sebuah pimpinan di dalam Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah (Tahun ke-III/1970) menurunkan editorial berjudul Pentingja Kaderisasi yang mengurai secara lengkap dan reflektif tentang apa itu kaderisasi:

“Adalah amat tragis bagi sesuatu Gerakan bahwa ia terpaksa harus lenjap dari “panggung” sedjarah sebelum ia sempat mewujudkan apa jang mendjadi tudjuannya. Banjaklah faktor jang menjebabkannja, tetapi jang lebih penting untuk disebutkan adalah semakin berkurang atau sinarnja para pendukung jang benar2 mewarisi aspirasi perdjuangan jang sesuai dengan idea jang menyertai kelahirannja Gerakan itu. Oleh karenanja, untuk mempertahankan eksistensi suatu Gerakan pada hakekatnja tidaklah tjukup hanja sekedar dengan djalan memelihara udjud lahirnja sadja. Tetapi jang terutama sekali adalah tetap menghidup suburkan idea Gerakan itu di dalam hati sanubari setiap pendukungnja. Lebih dari itu adalah mendjaga agar idea itu tidak paham, meskipun terdjadi pergantian pendukung dari generasi ke generasi jang berikutnya.”

Merawat kader, merupakan bentuk kepedulian seluruh warga persyarikatan kepada Muhammadiyah itu sendiri. Muhammad Dahlan Rais dalam sebuah kajian menyebutkan “Masa depan Muhammadiyah tergantung bagaimana Muhammadiyah Daerah bisa meningkatkan kualitas para kadernya. Maka adanya kaderisasi menjadi penting.” Masa depan Muhammadiyah terletak pada bagaimana warga Muhammadiyah dalam merawat kadernya.

Sebagai perumpamaan, sebuah lumbung padi yang sangat besar mungkin dapat diandalkan sebagai sumber kehidupan. Namun sebesar apapun lumbung padi tersebut akan tetap habis seiring berjalanya waktu, apa yang dilakukan agar lumbung tersebut tetap menjadi sumber kehidupan tanpa kehabisan isi di dalamnya? Jawabannya adalah dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran untuk menanam padi, sehingga ketika padi yang berada di dalam lumbung tersebut habis, maka padi yang ditanam sudah bisa dijadikan pasokan sebagai sumber kehidupan di waktu yang lebih panjang. 

Begitupun dengan Muhammadiyah, mungkin saat ini lumbung kader sudah penuh berisi ratusan bahkan ribuan kader. Namun jika kita merasa puas dengan apa yang berada di dalam lumbung tersebut tanpa berusaha untuk terus menanam yang lain, akankah Muhammadiyah dapat bertahan di abad selanjutnya? Tentu itu merupakan hal yang mustahil. 

Maka langkah yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan yang ada di persyarikatan Muhammadiyah, memikirkan bagaimana agar lumbung kader tersebut tetap mendapat pasokan hingga tidak pernah habis dan menjadi sumber kehidupan bagi Muhammadiyah, yakni dengan mengorban harta, fikiran, tenaga untuk merawat serta menumbuhkan kembali kader-kader baru yang akan memperjuangkan ideologi dan juga perjuangan Muhammadiyah. 

Kader pun bisa diibaratkan sebagai padi, tidak mungkin padi itu dapat tumbuh kecuali dengan diperhatikan pertumbuhannya, diperhatikan apa yang dibutuhkannya. Begitu juga dengan kader, tidak ada kader yang bisa tumbuh sendiri tanpa diperhatikan oleh ayahanda Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah, serta semua simpatisan Muhammadiyah. Seluruh lapisan Persyarikatan hendaknya memperhatikan perkembangan kader, memperhatikan kebutuhan kader, bukan dengan tujuan lain, akan tetapi dengan tujuan mengembangkan Muhammadiyah di masa depan. 

Muhammadiyah tidak boleh menunggu bola, tetapi Muhammadiyah harus menjemput bola, Muhammadiyah tidak boleh menunggu kader tumbuh dengan sendirinya, tetapi Muhammadiyah harus menumbuhkan kader. Muhammadiyah membutuhkan kader yang meneruskan perjuangan dan cita-cita hidupnya, dan kader tidak mungkin berkembang, tidak mungkin faham dengan ideologi Muhammadiyah, tidak mungkin faham dengan cita-cita hidup Muhammadiyah tanpa diperhatikan dan dirawat oleh seluruh lapisan yang ada di persyarikatan Muhammadiyah. Bukan hanya itu hendaknya ayahanda, Kepala Amal Usaha dan seluruh simpatisan Muhammadiyah dapat memberikan fasilitas bagi kader yang sedang berada di fase pertumbuhan ini. 

Selain fasilitas secara finansial, fasilitas itu bisa diberikan dalam berbagai bentuk, sebagai contoh beberapa Amal Usaha Muhammadiyah mempersulit siswanya yang akan melakukan pengkaderan di tingkat pelajar, dengan berbagai macam alasan. Hal ini tidak sepantasnya dilakukan. Kader hendaknya diberi fasilitas berupa keringan waktu belajar untuk bisa mengikuti kegiatan pengkaderan. Hal ini sering ditemukan terutama di dalam pengkaderan tingkat pelajar dimana mereka merasa kesulitan untuk bisa mengikuti kegiatan pengkaderan dengan sebab sulitnya mendapat izin. Bahkan sebagian mereka menuturkan hanya meminta izin bukan meminta hal yang lain. Begitu pun yang terjadi pada tingkat Mahasiswa, dimana para kader sering kali mendapat kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pengkaderan dengan berbagai alasan. 

Semoga tidak ada lagi kejadian yang seperti ini, karena jalan untuk merawat dan menumbuh kembangkan ideologi Muhammadiyah, adalah dengan merawat dan menumbuh kembangkan kader-kader persyarikatan Muhammadiyah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Menteri Utusan Ormas Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso, Wakil Se....

Suara Muhammadiyah

29 October 2024

Wawasan

Belajar dari Kiai Dahlan dan Jackie Chan Oleh: Agusliadi Massere, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan I....

Suara Muhammadiyah

27 December 2023

Wawasan

Oleh: Dr M Samson Fajar, MSosI Berbicara tentang kepahlawanan dalam SeratKridhawasita yang beriskan....

Suara Muhammadiyah

9 November 2023

Wawasan

Oleh: Dartim Ibnu Rushd  Bulan ramadhan telah datang di tengah-tengah kita. Di bulan ramadhan ....

Suara Muhammadiyah

23 March 2024

Wawasan

  Oleh: M. Husnaini (Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia, Anggota Maj....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah