Metamorfosis Generasi Zillenial dalam Naungan Gerakan Islam Berkemajuan

Publish

6 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

3
167
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Oleh : Hakim Muttaqie Azka, Ketua Advokasi dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah IPM Kota Tasikmalaya

Generasi Zillenial adalah jembatan antara dua dunia yang terpisah oleh waktu dan teknologi, sebuah karya cipta Tuhan yang mengalir di antara riuhnya perubahan zaman. Mereka lahir di antara akhir era milenial, yang mulai menginjakkan langkah pertama di dunia digital, dan awal generasi Z, yang tumbuh dalam pelukan layar sentuh yang memancarkan cahaya biru dari dunia maya yang penuh warna. 

Di hati mereka terukir kenangan masa kecil yang dipenuhi dengan canda tawa, permainan di luar rumah yang sederhana, namun sekaligus kemampuan untuk menari dengan jari-jari mereka yang lincah di atas keyboard dan layar sentuh. Mereka adalah anak-anak yang menyaksikan dengan penuh rasa ingin tahu suara klik dan deru notif internet yang mengawali perjalanan dunia digital, namun dalam dirinya juga tertanam kebijaksanaan dalam menjelajahi lautan maya yang tiada bertepi. 

Dunia yang kini mereka tempati adalah dunia yang menantang, dunia yang bergulir dengan cepat, penuh dengan arus informasi, yang tanpa ampun mencabik-cabik kepastian, tetapi mereka tetap teguh, berdiri dengan hati yang terbuka, merangkul perubahan yang datang tanpa ragu, namun dengan penuh rasa cinta terhadap kenangan masa lalu yang lebih sederhana.

Kemudian di tengah Era Disrupsi digital ini, Zillenial tak hanya menjadi saksi bisu, tetapi juga penjaga keseimbangan. Mereka tak hanya merenung dalam nostalgia, tetapi juga menatap masa depan dengan harapan yang penuh kilau.

Mereka adalah para pembangun jembatan yang kokoh, yang menghubungkan dunia lama yang penuh kenangan dan dunia baru yang penuh potensi, menjalin dua dunia yang terus berkembang dalam harmoni yang mengalir lembut seperti sungai. Mereka merangkul masa lalu dengan lembut, namun tak takut untuk menatap masa depan dengan penuh keberanian. Mereka menjadi penerus yang tidak hanya menerima warisan, tetapi juga mencipta, merajut, dan memberi warna baru pada dunia yang terus berputar.

Generasi Zillenial berada di persimpangan zaman, di tengah Era Disrupsi digital yang merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, globalisasi yang mengaburkan batas-batas, serta dinamika sosial yang tiada henti bergejolak. Kehidupan mereka tak pernah terlepas dari tantangan yang beragam, dari persoalan identitas yang kerap mengabur, krisis moral yang datang seperti badai, hingga ancaman lingkungan yang semakin nyata.

Namun di tengah segala kesulitan dan keterbatasan, mereka bukanlah sekadar generasi yang terombang-ambing. Sebaliknya, mereka adalah para pencari makna, para pejuang yang tidak hanya menuntut perubahan, tetapi juga berusaha menciptakan perubahan itu sendiri.

Dalam hal ini, konsep Islam Berkemajuan yang dirumuskan oleh Muhammadiyah, hadir bukan hanya sebagai sebuah pencerahan, tetapi sebagai solusi yang menginspirasi dan memberdayakan. Ia menjadi sumber kekuatan bagi Zillenial untuk terus melangkah maju, untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya menanggapi, tetapi juga memimpin.

Dalam bingkai Islam Berkemajuan, mereka menemukan landasan yang kokoh untuk membangun peradaban yang lebih baik, penuh kedamaian, dan berkeadilan, sekaligus menghargai warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang tak lekang oleh waktu. Zillenial bukanlah sekadar saksi sejarah, tetapi juga aktor yang tak kenal lelah dalam membangun masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan.

Islam Berkemajuan adalah sebuah konsep yang memandang Islam sebagai cahaya penerang di tengah gelapnya ketidaktahuan, sebuah agama yang membawa pencerahan bagi seluruh umat manusia dengan mengusung nilai-nilai luhur keadilan, kedamaian, dan kemaslahatan.

Dalam pandangan ini, agama bukan hanya sekadar ritual yang terbatas pada ibadah individual, melainkan sebagai kekuatan yang menggerakkan umat untuk berpartisipasi aktif dalam peradaban, membangun harmoni di bumi melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesejahteraan sosial.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Risalah Islam Berkemajuan, ajaran ini berlandaskan pada dua sumber utama, Al-Qur’an dan As-Sunnah, namun tidak statis, ia berkembang dengan pendekatan yang menggabungkan ijtihad (penalaran) dan tajdid (pembaharuan) untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Islam dalam kerangka ini tidak hanya memberi petunjuk bagi kehidupan spiritual, tetapi juga memotivasi umat untuk mewujudkan keseimbangan dalam kehidupan duniawi, memanfaatkan akal dan hati untuk membangun dunia yang lebih baik. Muhammadiyah sebagai pelopor gerakan ini, menegaskan bahwa Islam Berkemajuan adalah manifestasi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi yang merasuk dalam setiap sendi kehidupan. 

Nilai-nilai ini memberi ruang yang luas bagi Generasi Zillenial untuk menghidupkan agama sebagai kekuatan yang tidak hanya mengubah individu secara pribadi, tetapi juga menggerakkan perubahan sosial yang mendalam. Bagi mereka, agama tidak hanya menjadi pegangan hidup dalam mencari kedamaian dan kebahagiaan pribadi, tetapi juga sebagai fondasi untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.

Islam Berkemajuan mengajarkan bahwa kemajuan sejati bukan hanya diukur dari harta benda yang menumpuk, melainkan dari kualitas moral yang berkembang dan kedalaman spiritual yang semakin tinggi. Di dalam Islam Berkemajuan, setiap langkah maju yang diambil oleh umat bukan sekadar pencapaian material semata, tetapi juga sebuah perjalanan menuju kedewasaan moral dan spiritual. Kemajuan ini adalah harmoni antara kemajuan duniawi dan ukhrawi, sebuah simfoni yang mengalun indah dalam jalinan nilai-nilai kemanusiaan yang adil, merata, dan penuh kasih.

Islam Berkemajuan mengajak umat untuk tidak hanya berfokus pada kesuksesan yang terlihat di mata dunia, tetapi juga menatap kedalaman hati yang lebih luhur, di mana integritas, empati, dan keikhlasan menjadi penuntun hidup. Begitulah, Islam Berkemajuan memberi sebuah peta jalan bagi umat, terutama Generasi Zillenial, untuk menapaki jalan yang penuh tantangan, namun sekaligus penuh harapan untuk mewujudkan dunia yang lebih terang, berkeadilan, dan penuh rahmat bagi seluruh umat manusia

Generasi Zillenial ini sedang dalam fase menghadapi tantangan besar di tengah arus modernitas yang deras dan tak bertepi. Dalam perjalanan hidup mereka, krisis identitas menjelma menjadi simpul pelik yang sulit terurai. Mereka kerap terjebak di antara dua kutub budaya global yang menggilas segala tradisi, dan nilai-nilai lokal serta agama yang menjadi akar kehidupan leluhur mereka. Kehadiran budaya global yang menyelinap halus namun kokoh sering kali menimbulkan benturan batin, menciptakan kegalauan dalam menentukan siapa diri mereka sejatinya.

Di sisi lain arus informasi yang membanjiri ruang-ruang digital bak hujan deras di musim penghujan sering kali menyisakan genangan kebingungan, membuat mereka sulit membedakan mana kebenaran dan mana yang sekadar ilusi. Tak hanya itu, generasi muda ini juga dihadapkan pada gugusan persoalan dunia yang mendera hati dan pikiran.

Kerusakan alam yang kian masif, ketimpangan sosial yang menciptakan jurang dalam di antara manusia, serta polarisasi politik yang memecah belah harmoni masyarakat menjadi lukisan realitas yang harus mereka hadapi. Situasi ini menuntut keberanian, kecerdasan, dan jiwa yang penuh kepedulian untuk meniti jalan menuju solusi nyata.

Di tengah kegaduhan zaman yang terus menggema, Islam Berkemajuan hadir bak lentera di kegelapan, memberikan arah dan harapan. 

Konsep tauhid, yang menjadi inti dari pandangan ini, menyeru generasi muda untuk melepaskan diri dari belenggu materialisme yang menggoda dan individualisme yang memisahkan jiwa-jiwa manusia. Tauhid mengajarkan mereka untuk menengadah ke langit, mencari makna hakiki kehidupan, dan menyelami kedalaman nilai-nilai spiritual yang mampu melampaui batas duniawi.

Dengan berpegang pada prinsip tauhid, generasi Zillenial dapat membangun benteng kokoh dalam menghadapi badai kehidupan. Mereka diajak untuk tak sekadar menjadi penonton di panggung dunia, tetapi menjadi aktor perubahan yang penuh semangat dan visi. 

Islam Berkemajuan membuka pintu bagi terciptanya harmoni antara spiritualitas yang mendalam dan inovasi yang membangun. Lebih dari sekadar ajaran, Islam Berkemajuan adalah kompas yang menuntun generasi muda melintasi samudra kehidupan yang penuh gelombang. Ia memadukan nilai-nilai luhur agama dengan keberanian untuk menjawab tantangan zaman. Dalam proses ini generasi Zillenial dapat menjadi pelita yang menerangi jalan bagi masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan harmonis, tanpa kehilangan jejak jati diri mereka yang sejati.

Salah satu pilar utama Islam Berkemajuan adalah ijtihad dan tajdid, yang mengajarkan pentingnya pembaruan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama sesuai dengan dinamika zaman. Generasi Zillenial yang hidup dalam era disrupsi teknologi membutuhkan cara berpikir yang adaptif dan kreatif. Melalui ijtihad, mereka diajak untuk tidak hanya memahami Islam secara tekstual tetapi juga kontekstual, sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya. 

Tajdid, atau pembaruan, memberikan ruang bagi generasi muda untuk menghidupkan nilai-nilai agama dalam bentuk yang relevan dengan kehidupan modern. Pembaruan ini tidak berarti mengubah ajaran dasar agama, melainkan menyesuaikan cara pengamalan agar tetap memberikan kemaslahatan di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Muhammadiyah mengajarkan bahwa Islam adalah din al-ilm wa al-amal, agama yang memadukan ilmu dan amal sebagai satu kesatuan tak terpisahkan. Konsep ini memancarkan relevansi yang mendalam bagi Generasi Zillenial, yang tak hanya diharapkan menjadi penikmat teknologi, tetapi juga pencipta inovasi yang bermakna. Dalam terang ajaran Islam Berkemajuan, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak semata-mata menjadi sarana untuk meningkatkan taraf hidup, melainkan juga menjadi obor yang menerangi jalan menuju kemajuan kemanusiaan secara menyeluruh.

Gerakan ilmu yang dirintis Muhammadiyah adalah usaha tak henti-hentinya untuk menumbuhkan kesadaran intelektual dan inovasi. Melalui penguatan lembaga pendidikan, penelitian, dan kreasi, generasi muda diarahkan menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi hijau, pengelolaan sumber daya berkelanjutan, dan penciptaan solusi yang mampu menyentuh berbagai aspek kehidupan umat manusia.

Ilmu saja tidak cukup tanpa amal

Gerakan amal menjadi pengejawantahan dari semangat Islam Berkemajuan, di mana nilai-nilai Islam diterjemahkan dalam tindakan yang nyata dan bermanfaat. Muhammadiyah telah lama menjadi pelopor dalam hal ini, dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan lembaga sosial lainnya. Semua ini bukan hanya menjadi bukti komitmen, tetapi juga teladan bagi generasi muda untuk meneruskan dan memperluas tradisi tersebut. 

Generasi Zillenial diundang untuk menulis babak baru dalam kisah amal ini, dengan berinovasi sesuai dengan kebutuhan zaman. Mereka dapat menciptakan teknologi pendidikan berbasis digital yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, menginisiasi program pemberdayaan ekonomi yang mengakar pada komunitas, dan menggagas gerakan lingkungan hidup yang berpijak pada nilai-nilai keberlanjutan.

Dengan demikian Islam Berkemajuan, sebagaimana diterjemahkan Muhammadiyah, adalah harmoni antara ilmu dan amal, antara pemikiran dan tindakan. Ia menjadi pelita yang tak hanya menerangi jalan individu, tetapi juga membuka cakrawala bagi terbentuknya masyarakat yang adil, makmur, dan berkeadaban. Dalam perjalanan ini, Generasi Zillenial diajak bukan hanya untuk berjalan, tetapi juga untuk menebar cahaya di sepanjang perjalanan itu, mengubah dunia dengan ilmu yang bermakna dan amal yang ikhlas.

Dalam perspektif Islam Berkemajuan, generasi muda tidak hanya berperan sebagai pewaris tetapi juga pelopor peradaban. 

Nilai-nilai wasathiyah (moderasi) yang diajarkan Islam Berkemajuan mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan individu dan sosial, duniawi dan ukhrawi, serta lokal dan global. Nilai ini menjadi sangat penting untuk mengatasi ekstremisme, baik dalam bentuk radikalisme agama maupun sekularisme yang berlebihan. Sebagai gerakan yang mengutamakan kemaslahatan universal, Islam Berkemajuan juga memberikan perhatian besar pada tantangan global, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan konflik sosial.

Generasi Zillenial yang mewarisi semangat ini diharapkan mampu menjadi duta perubahan yang mempromosikan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Transformasi Generasi Zillenial melalui gerakan Islam Berkemajuan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan yang lahir dari panggilan zaman.

Di tengah derasnya arus modernitas yang sering kali menggoyahkan fondasi nilai, Islam Berkemajuan hadir sebagai bintang penunjuk arah, memberikan panduan sekaligus harapan. Dengan bertumpu pada landasan tauhid yang kokoh, semangat ijtihad yang progresif, serta perpaduan harmonis antara gerakan ilmu dan amal, generasi ini memiliki peluang besar untuk melukis ulang wajah dunia menjadi lebih adil, damai, dan maju. Tauhid menjadi akar yang menancap dalam jiwa, membebaskan manusia dari keterikatan pada hal-hal fana dan mengarahkan hidup kepada Sang Maha Esa.

Sementara itu, semangat ijtihad membakar semangat untuk terus menggali, mencari, dan mencipta solusi atas berbagai persoalan umat. Islam Berkemajuan tidak hanya berdiam di ranah spiritual, tetapi juga menjelma menjadi jawaban praktis untuk membangun peradaban masa depan yang berkelanjutan.

Generasi Zillenial dengan segala dinamika dan potensinya, dipanggil untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Islam Berkemajuan ini. Mereka tidak hanya dituntut untuk bertahan di tengah gelombang perubahan zaman, tetapi juga untuk menjadi mercusuar yang menuntun arah dunia. Melalui penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan teknologi hijau, dan gerakan sosial yang menyejahterakan, mereka dapat menginspirasi masyarakat luas dan menciptakan transformasi yang bermakna.

Islam Berkemajuan mengajarkan generasi muda untuk menyelaraskan antara idealisme dan realisme. Ia memberikan ruang bagi keberanian bermimpi tentang masa depan yang cerah, namun tetap mengakar pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Dalam perjalanan ini, Generasi Zillenial tidak hanya menjadi saksi perubahan, tetapi juga menjadi motor penggerak yang menghidupkan kembali semangat peradaban Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Di bawah naungan Gerakan Islam Berkemajuan, Generasi Zillenial tak sekadar menjadi saksi bisu dari lembaran sejarah yang terbentang, tetapi tampil sebagai pelaku utama, bahkan penulis kisah-kisah gemilang yang kelak abadi dalam ingatan peradaban.

Mereka adalah arsitek masa depan, pengukir tatanan baru yang berlandaskan pilar-pilar kokoh tauhid yang menautkan hati kepada Ilahi, ilmu yang menerangi jalan menuju kemajuan, dan amal yang menjadi jembatan antara langit dan bumi. Dengan tauhid sebagai poros kehidupan, mereka diajak melepaskan diri dari jerat materialisme dan individualisme yang membelenggu jiwa manusia. Dengan ilmu pengetahuan sebagai lentera, mereka meretas kegelapan dan mengukir inovasi yang menjawab berbagai tantangan zaman.

Sementara itu, amal mereka adalah wujud nyata cinta dan pengabdian, menghidupkan harmoni di tengah dunia yang kerap kali bergejolak. Misi mereka tidak berhenti pada sekadar menjawab tuntutan hari ini. Generasi ini dipanggil untuk merajut mimpi tentang dunia yang melampaui batas-batas waktu, dunia yang tetap tegak berdiri di atas nilai-nilai kebenaran dan keberlanjutan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

  Oleh: M. Husnaini (Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia, Anggota Maj....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Wawasan

Dahlan dan Kennedy Oleh: Abdul Hafiz, Wakil Ketua PWM Bengkulu Kedua tokoh ini bisa dipastikan tid....

Suara Muhammadiyah

29 December 2023

Wawasan

Oleh: Rizal Bahara, STP, MM Sumber daya alam mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Sumb....

Suara Muhammadiyah

19 September 2023

Wawasan

Program Makan Bergizi Gratis: Dalam Sudut Pandang Pengalaman PMT Lokal Oleh: Drg. Rika Puspita, M.K....

Suara Muhammadiyah

17 February 2025

Wawasan

Untuk Sang Presiden Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso, Wakil Sek....

Suara Muhammadiyah

22 October 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah