IMM: Membaca, Bukan Hanya Bicara
Oleh: Fathan Faris Saputro (Penulis buku Luwesitas IMM)
Di era digital saat ini, di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, banyak yang mengabaikan pentingnya membaca. Hari Buku Sedunia adalah momen penting untuk mengingat kembali nilai dan manfaat membaca. Membaca bukan sekadar bicara, melainkan aksi nyata yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. IMM sebaiknya mengambil peran aktif dalam meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Sebagai generasi muda, kita harus berkomitmen untuk melestarikan kebiasaan membaca dan menghargai ilmu yang ada di setiap halaman buku.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menekankan bahwa membaca memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral seseorang. Melalui membaca, seseorang bisa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kehidupan, etika, serta prinsip-prinsip dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Membaca berdampak pada peningkatan pengetahuan, namun lebih dari itu, ia juga membentuk sikap dan kepribadian yang positif. Penting bagi kita untuk mengembangkan kebiasaan membaca sebagai sarana untuk memperkaya jiwa dan pemahaman kita. Haedar Nashir mengajak semua untuk melihat membaca bukan hanya sebagai aktivitas, tetapi sebagai investasi dalam pembentukan diri yang berharga.
Haedar Nashir menyoroti bahwa membaca adalah alat untuk meningkatkan kemampuan analitis dan kritis seseorang. Melalui membaca, seseorang diajarkan untuk berpikir sistematis, menganalisis informasi, dan menilai kebenaran dari informasi atau opini. Di era informasi saat ini, kemampuan ini menjadi krusial untuk membedakan informasi yang benar dan salah serta memahami konteksnya. Membaca efektif dalam meningkatkan literasi informasi dan kritisisme dalam masyarakat. Haedar Nashir mengajak untuk aktif membaca guna mengasah kemampuan ini dan menjadi individu yang kritis dalam berpikir.
Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, mengungkapkan bahwa "Iqra’, perintah membaca," menjadi bagian krusial dalam membangun peradaban manusia sesuai ajaran Islam. "Iqra’" bukan hanya kata-kata, melainkan ajaran mendalam tentang pentingnya membaca dalam Islam. Islam mendorong umatnya untuk terus belajar dan meningkatkan ilmu pengetahuan sebagai bentuk ibadah. Ini menekankan bahwa membaca tidak hanya sekadar aktivitas, melainkan juga ibadah yang memiliki nilai spiritual. Abdul Mu’ti mengajak umat Islam untuk menjadikan membaca sebagai bagian dari rutinitas dan ibadah mereka untuk memperkaya jiwa dan pemahaman mereka.
Surat Al-Alaq ayat 1-5 menjadi landasan kuat dalam menguatkan ajaran membaca dalam Islam. Ayat ini mengajarkan umat Muslim untuk menjadi masyarakat yang terdidik dan beradab. Dalam ayat tersebut, Allah SWT menekankan pentingnya pengetahuan dan keilmuan sebagai dasar dalam membangun peradaban. Ini menegaskan bahwa Islam mengajarkan nilai-nilai literasi dan ilmu pengetahuan sebagai bagian integral dari kehidupan umatnya. Surat Al-Alaq mengajak umat Islam untuk mengembangkan diri dalam bidang pengetahuan dan menjadi masyarakat yang terdidik dan beradab.
IMM, sebagai organisasi di bawah naungan Muhammadiyah, memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan mendorong anggotanya untuk aktif dalam kegiatan literasi. Melalui program dan kegiatan yang diadakan, IMM sebaiknya memperkuat minat baca dan mempromosikan budaya literasi di kalangan mahasiswa. IMM harus berupaya menyediakan sumber bacaan yang menarik dan relevan untuk memfasilitasi proses belajar anggotanya. IMM juga seharusnya mengadakan workshop dan diskusi tentang pentingnya literasi dan kegiatan membaca. IMM dapat menjadi pionir dalam meningkatkan kesadaran literasi dan membentuk generasi muda yang gemar membaca dan kritis berpikir.
Budaya membaca yang masif dan terstruktur membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Membaca tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membantu dalam pengembangan kepribadian dan karakter seseorang. Masyarakat yang gemar membaca cenderung memiliki kemampuan kritis dan analitis yang lebih baik. Mereka juga memiliki pandangan yang luas terhadap berbagai isu dan permasalahan yang ada. Mempromosikan budaya membaca di masyarakat adalah investasi jangka panjang dalam pembentukan individu yang berkualitas dan berwawasan.
Sebagai organisasi yang berkomitmen pada pengembangan potensi mahasiswa, IMM sebaiknya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca dan belajar. Dengan inisiatif dan kerjasama yang dijalankan, IMM harus berupaya menginspirasi masyarakat untuk memprioritaskan membaca dalam kehidupan sehari-hari. IMM harus mengadakan kegiatan dan program yang mendukung minat baca anggotanya serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan literasi. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, IMM dapat memperluas dampaknya dalam mempromosikan budaya membaca. IMM dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran literasi di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.
IMM, melalui program dan kegiatan edukatifnya, seharusnya menciptakan momentum untuk mengajak anggotanya dan masyarakat berpartisipasi aktif dalam membaca. Workshop literasi, diskusi buku, dan kampanye literasi menjadi upaya IMM dalam membangun kesadaran akan pentingnya membaca. Melalui kegiatan tersebut, IMM berupaya menumbuhkan minat baca dan meningkatkan keterampilan literasi di kalangan anggotanya. IMM ingin memperluas pengaruhnya dalam mempromosikan budaya membaca kepada masyarakat luas.
IMM seharusnya menggandeng penerbit, penulis, dan komunitas buku untuk berkolaborasi dalam mengadakan acara mendukung budaya literasi. Melalui kolaborasi ini, IMM bukan hanya sebagai wadah belajar, tetapi juga jembatan bagi mahasiswa terkoneksi dengan dunia literasi yang lebih luas. Kolaborasi dengan pihak-pihak tersebut memperkaya program dan kegiatan edukatif yang diselenggarakan oleh IMM. Kerjasama ini memungkinkan anggota IMM mendapatkan akses ke sumber bacaan dan informasi yang bervariasi dan berkualitas. IMM dapat meningkatkan dampaknya dalam mempromosikan budaya membaca dan literasi di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Selain program literasi, IMM sebaiknya aktif mengadakan kegiatan yang menggali potensi kreatif dan intelektual anggotanya. Melalui kegiatan ini, IMM tidak hanya mendorong membaca, tetapi juga menstimulasi anggotanya untuk menulis, berdiskusi, dan mengembangkan ide inovatif. Kegiatan menulis dan berdiskusi membantu anggota IMM untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan ekspresi diri. Mengembangkan ide-ide inovatif dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan anggota. IMM berperan dalam mengembangkan anggota yang berpotensi dan berkontribusi positif dalam berbagai bidang.
Keberhasilan memfasilitasi budaya membaca di kalangan mahasiswa sangat bergantung pada dukungan dari semua pihak. Dukungan dari pemimpin dan alumni, serta partisipasi aktif anggota dan masyarakat, menjadi kunci utama dalam memperkuat peran IMM sebagai garda terdepan dalam mempromosikan literasi. Pemimpin dan alumni dapat memberikan arahan dan sumber daya yang berharga untuk pengembangan program literasi IMM. Partisipasi aktif anggota dan masyarakat memperluas jangkauan dan dampak kegiatan literasi yang diselenggarakan oleh IMM. Sinergi antara pemimpin, alumni, anggota, dan masyarakat memungkinkan IMM lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran dan minat baca di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.
Melalui peran aktif IMM dalam mengembangkan budaya membaca, harapannya adalah menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan berakhlak mulia. IMM berupaya mengajak generasi muda untuk tidak hanya mengandalkan teknologi dalam mendapatkan informasi. IMM harus mengembangkan kemampuan generasi muda dalam menilai dan menginterpretasikan berbagai sumber informasi dengan bijak. Dengan literasi yang kuat, generasi muda dapat menjadi individu yang tidak mudah terpengaruh informasi palsu atau tidak benar.
Membaca bukan hanya sekadar bicara, melainkan aksi nyata yang menuntut komitmen dan kesungguhan. Kita perlu mengakui pentingnya membaca sebagai sarana pengembangan diri yang efektif. Mari kita dukung dan aktif mengembangkan budaya membaca. Dengan budaya membaca yang kuat, kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah, terdidik, dan beradab. Dengan literasi yang tinggi, kita akan memiliki masyarakat yang kritis, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.