Milad Tapak Suci ke 62, Mencetak Generasi Kuat, Mendunia

Publish

31 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
534
Istimewa

Istimewa

Milad Tapak Suci ke 62, Mencetak Generasi Kuat, Mendunia

Oleh: Suprapto/Ketua TSPM Pimda 070 Kendal

Milad Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) ke-62 pada tanggal 31 Juli 2025, menjadi momentum istimewa karena diramaikan insyaallah dengan akan diselenggarakannya Kejuaraan Dunia Tapak Suci yang digelar di Universitas Brawijaya, Malang. Perhelatan berskala internasional ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi menjadi penanda penting atas komitmen Tapak Suci dalam meningkatkan prestasi dan daya saing atlet di kancah global. Keikutsertaan berbagai negara sahabat mempertegas posisi Tapak Suci sebagai seni bela diri yang mendunia, sekaligus memperkuat misi pendidikan, dakwah, dan pembinaan karakter melalui olahraga.

Tak kurang dari 20 negara peserta menajdi peserta kejuaraan ini, mencerminkan pengakuan internasional terhadap eksistensi Tapak Suci sebagai bela diri prestasi. Negara-negara tersebut meliputi Palestina, Thailand, Malaysia, Singapura, Kazakhstan, Uzbekistan, Aljazair, Mesir, Suriah, Belanda, Perancis, Jerman, Australia, Irak, Taiwan, Timor Leste, Nigeria, Mozambik, Pakistan, dan Ethiopia. Kehadiran delegasi dari Asia, Afrika, Eropa, hingga Oseania ini memperkuat semangat persaudaraan antarbangsa sekaligus menunjukkan bahwa nilai-nilai Tapak Suci mampu diterima dan berkembang lintas budaya dan benua.

Tagline Milad Tapak Suci ke-62, “Mencetak Generasi Kuat,” selaras dengan visi besar pemerintah Indonesia dalam menciptakan Generasi Emas 2045, yakni generasi yang tangguh, unggul, dan berdaya saing global. Melalui pendekatan pembinaan mental, spiritual, dan fisik, Tapak Suci tidak hanya mendidik kader menjadi atlet berprestasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kepemimpinan, dan integritas sejak dini. Hal ini sejalan dengan program nasional yang menekankan pentingnya penguatan karakter dan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi kemajuan bangsa..

Tapak Suci menunjukkan konsistensi luar biasa dalam menghidupkan moto luhur: “Dengan Iman dan Akhlak Saya Menjadi Kuat, Tanpa Iman dan Akhlak Saya Menjadi Lemah.” Moto ini bukan sekadar semboyan, melainkan doktrin dasar dalam seluruh proses pembinaan kader. Setiap latihan, ujian kenaikan tingkat, hingga keikutsertaan dalam kejuaraan selalu ditanamkan nilai keimanan yang kokoh serta akhlak mulia sebagai landasan utama kekuatan sejati. Setiap anggota Tapak Suci meyakini bahwa kekuatan fisik tanpa bimbingan iman dan akhlak hanya akan melahirkan kesombongan atau kehancuran. Karena itu, setiap pendekar tidak hanya dilatih untuk tangguh di medan laga, tetapi juga dituntun untuk menjadi pribadi rendah hati, berjiwa pemimpin, dan bertanggung jawab. Komitmen ini membuat Tapak Suci tidak sekadar mencetak juara di atas matras, melainkan membentuk manusia paripurna yang siap mengabdi bagi agama, bangsa, dan kemanusiaan.

Dalam konteks maraknya isu negatif seperti tawuran antar pesilat yang terkadang mencoreng citra bela diri, Tapak Suci mengambil posisi tegas sebagai penetralisir dan pelurus arah tujuan berlatih beladiri. Melalui berbagai forum, pelatihan, dan pembinaan berkelanjutan, para pesilat Tapak Suci dibekali pemahaman bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada kemampuan memukul lawan, melainkan mengendalikan diri dan membangun harmoni. Keikutsertaan dalam kejuaraan tidak semata-mata untuk prestasi, tetapi menjadi media mempererat silaturahmi antar pesilat dari berbagai perguruan dan negara. Dengan semangat tersebut, Tapak Suci terus berupaya menjadi teladan bela diri yang berprestasi, namun cinta damai, berintegritas, dan mampu membangun persaudaraan dengan semua golongan.

Pekerjaan rumah selanjutnya bagi pimpinan Tapak Suci adalah merancang dan menjalankan program strategis untuk pemerataan prestasi ke seluruh wilayah, agar tidak hanya didominasi oleh beberapa daerah tertentu saja. Selama ini, prestasi sering kali terpusat di wilayah-wilayah yang memiliki fasilitas, pelatih, dan dukungan lebih memadai, sementara daerah lain masih tertinggal dalam pengembangan kader berprestasi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pembinaan yang inklusif, seperti peningkatan pelatihan di daerah, distribusi pelatih nasional, serta penguatan sistem pembinaan prestasi berbasis sekolah Muhammadiyah. 

Pembinaan prestasi berbasis sekolah Muhammadiyah dapat dilaksanakan segera dengan cara direalisasikannya program kelas khusus olahraga (KKO) di sekolah-sekolah Muhammadiyah. “Satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) satu KKO”. Langkah ini menjadi sangat strategis dalam mewadahi dan mengembangkan talenta pencak silat di kalangan siswa-siswi Muhammadiyah. Banyak potensi atlet muda Tapak Suci yang muncul dari lingkungan sekolah, namun sering kali belum mendapat ruang pembinaan yang terstruktur dan terintegrasi dengan sistem pendidikan formal. Ketidaktersediaan kelas khusus olahraga di sekolah Muhammadiyah ini menyebabkan para talenta harus mencari sekolah lain diluar perguruan Muhammadiyah. Dengan hadirnya kelas khusus olahraga di sekolah Muhammadiyah, siswa tidak hanya mendapatkan pelatihan pencak silat secara intensif dan profesional, tetapi juga tetap memperoleh pendidikan akademik yang seimbang. 

 

 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengantongi tiga penghargaan pad....

Suara Muhammadiyah

21 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - SM Tower Malioboro, perusahaan yang bergerak di bidang jasa bisnis ....

Suara Muhammadiyah

16 October 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadi....

Suara Muhammadiyah

30 November 2024

Berita

GORONTALO, Suara Muhammadiyah - Prof Abd. Kadim Masaoang, M.Pd., terpilih secara aklamasi dalam Rapa....

Suara Muhammadiyah

27 September 2024

Berita

PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - Nasyiatul Aisyiyah dari tahun ke tahun menghadapi tantangan yang san....

Suara Muhammadiyah

13 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah