METRO, Suara Muhammadiyah - Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dra. Oos Fatimah Rosyati, M.Kes., menyoroti mimpi Universitas Muhammadiyah Metro yang terlalu lama atas izin pendirian program studi (prodi) S1 Kedokteran dan Profesi dokter, Kamis (22/2).
Menurut Dra. Oos, UM Metro telah menjalin hubungan seperti "pacaran lama" dengan konsep pendirian prodi tersebut, namun belum berani mengambil langkah konkret untuk mewujudkannya. "Sudah saatnya UM Metro untuk serius dan mewujudkan mimpi besar tersebut," ujarnya.
Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap pernyataan Rektor UM Metro, Dr. Nyoto Suseno, M.Si., yang mengklaim bahwa impian pendirian prodi S1 Kedokteran dan Profesi dokter telah dirancang sejak tahun 2000 dalam Rencana Strategis kampus.
Ia menegaskan bahwa keterlambatan ini tidak sejalan dengan kebutuhan akan tenaga kesehatan yang semakin meningkat di Indonesia. Pendirian prodi Kedokteran di universitas-universitas yang berada di daerah-daerah terpencil seperti Metro diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan antara perkotaan dan pedesaan.
Kementerian Kesehatan RI siap memberikan dukungan dan bimbingan kepada UM Metro dalam proses perizinan pendirian prodi tersebut, dengan harapan dapat segera melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan nasional.
Dra. Oos juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah dalam mengembangkan program studi bidang kesehatan, demi mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa di provinsi Lampung setidaknya melayani 9,4 juta penduduk dan membutuhkan minimal 9.400 dokter. Dan saat ini baru mencapai 3.364 dokter di Lampung. Sehingga membutuhkan sekitar kurang lebih 6000 dokter pertahunnya. "Maka kita membutuhkan waktu sekitar 18 tahun untuk memenuhi rasio 1 : 1.000," tukasnya. *