MPI: Garda Terdepan Wujudkan Visi “Digital Organization” Muhammadiyah
Oleh: Labud Nahnu Najib, S.Pd
Pada tanggal 17 malam hingga 18 Juni 1920, diadakan rapat anggota Muhammadiyah yang sangat istimewa, dipimpin langsung oleh K.H.A Dahlan. Rapat malam tersebut bertujuan untuk melakukan pengesahan dan pelantikan pimpinan Bahagian dalam Hoofd Bestuur (dibaca: hof bestir) Muhammadiyah. Pertama, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Sekolahan dipimpin oleh H.M. Hisyam. Kedua, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Tabligh dipimpin oleh H.M. Fakhrudin. Ketiga, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem dipimpin oleh H.M. Sjoedja’. Dan keempat, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka dipimpin oleh H.M. Mokhtar.
Sebelum pelantikan, para Ketua Bahagian yang akan diangkat oleh pihak pimpinan diminta untuk menunjukkan kesetiaan mereka dan menjelaskan visi mereka mengenai arah kepemimpinan di bidang masing-masing. Setiap ketua bahagian menyampaikan pernyataan tentang cita-citanya.
Ketika giliran H.M. Mokhtar untuk berbicara, beliau dengan tegas menyatakan:
"Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka akan berkomitmen sungguh-sungguh dalam menyiarkan agama Islam menurut ajaran Muhammadiyah kepada masyarakat luas. Ini dapat dilakukan melalui distribusi selebaran cuma-cuma, penerbitan majalah bulanan berkala atau tengah bulanan baik secara cuma-cuma maupun berlangganan. Selain itu, juga dengan penerbitan buku agama Islam baik yang diberikan secara cuma-cuma maupun dijual dengan harga semurah mungkin. Majalah-majalah dan buku-buku selebaran yang diterbitkan oleh Taman Pustaka harus mengandung pelajaran dan pendidikan Islam, ditulis dengan bahasa yang dimengerti oleh pembacanya. Bagian Taman Pustaka berkomitmen untuk membangun dan membina gedung TAMAN PUSTAKA untuk umum, di tempat mana pun yang dianggap perlu.
Taman Pembacaan ini tidak hanya menyediakan buku-buku yang mengandung pelajaran Islam, tetapi juga menyediakan buku-buku yang bermanfaat dengan membawa ilmu pengetahuan yang berguna bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara tanpa bertentangan dengan agama, terutama agama Islam."
Sejak tahun 1920, Bagian Taman Pustaka telah mendirikan majalah Suara Muhammadiyah dengan tiras 1.000 eksemplar setiap bulannya. Pada Kongres/Muktamar 1929, telah diterbitkan 700.000 buah buku dan brosur oleh Bagian Taman Pustaka.
Seiring berjalannya waktu, Bahagian Taman Poestaka mengalami pasang surut, perubahan nama dan struktur. Muktamar 1 Abad Muhammadiyah yang baru saja berlalu meneguhkan kembali visi Muhammadiyah 2025 memperkuat Majelis Pustaka dan Informasi melalui strategi: membangun kemampuan dan keluasan jaringan kekuatan informasi serta pustaka Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di tengah era kehidupan masyarakat informasi. Dengan upaya Garis Besar Program meliputi;
1) Mengorganisasi dan memperluas kelengkapan perpustakaan dan fungsi-fungsi pustaka sebagai sumber pengembangan pengetahuan dan informasi bagi kemajuan persyarikatan.
2) Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi dan media publikasi sebagai instrumen bagi pengembangan peran-peran Persyarikatan dalam menjalankan misi di tengah kehidupan.
3) Pengembangan kerjasama dalam pengelolaan pustaka dan publikasi secara lebih terorganisasi.
“What is Digital Organization ? An organization that uses digital technology in its internal and external operations”
Pada tahun 2025 mendatang, Muhammadiyah diharapkan akan bertransformasi menjadi sebuah "Digital Organization," di mana Muhammadiyah sampai pada tahap pemanfaatan teknologi digital secara luas baik dalam aspek internal maupun eksternal operasionalnya. Transformasi ini menjadi suatu keharusan mengingat perkembangan pesat dalam era informasi dan teknologi yang membentuk lanskap kehidupan masyarakat saat ini. Sebagai organisasi Islam modern, Muhammadiyah akan berada di garis depan dalam mengadopsi dan mengintegrasikan inovasi digital. Dengan menerapkan teknologi digital, Muhammadiyah dapat memperkuat efisiensi gerak, meningkatkan keterbukaan informasi, dan memperluas jangkauan dakwah dan pelayanan kepada masyarakat.
Secara internal, Muhammadiyah dapat menggunakan platform digital untuk mengelola data anggota, mengkoordinasikan kegiatan organisasi, dan meningkatkan komunikasi internal. Selain itu, penerapan teknologi digital dalam proses keputusan organisasi dan manajemen sumber daya akan membantu Muhammadiyah dalam merespons dinamika dan tantangan yang terus berubah.
Dari sisi eksternal, Muhammadiyah dapat memanfaatkan media sosial, situs web, dan aplikasi mobile untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan, menyediakan layanan sosial, dan memperluas dampak positifnya dalam masyarakat. Dengan demikian, Muhammadiyah dapat menjadi lebih terkoneksi dengan masyarakat dan merespons kebutuhan mereka dengan lebih cepat dan efektif.
Lebih menarik lagi jika kita dilanjutkan dengan abstraksi terkait adaptasi Muhammadiyah dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI). Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) oleh Muhammadiyah dapat membawa sejumlah inovasi signifikan dalam berbagai aspek, khususnya dalam konteks pembelajaran dan pengembangan pribadi anggota. Berikut adalah beberapa imajinasi kemajuan Muhammadiyah dalam mengoptimalkan teknologi AI:
1. Pembelajaran Pribadi Berbasis AI:
Dengan AI, Muhammadiyah dapat mengimplementasikan sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar masing-masing individu. AI dapat memantau dan menganalisis pola belajar setiap warga Muhammadiyah untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kecepatan belajar dan preferensi masing-masing.
2. Tanya Jawab Ideologi Muhammadiyah Berbasis AI:
Penggunaan AI dapat memfasilitasi pertanyaan dan jawaban terkait ideologi Muhammadiyah, seperti Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Masalah Lima, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan, Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, dan Langkah Muhammadiyah. Sistem ini dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan terpersonalisasi berdasarkan analisis konteks dan kebutuhan pengguna.
3. Tanya Jawab Keagamaan Berbasis AI:
AI dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan keagamaan sesuai dengan tuntunan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah. Sistem ini dapat memberikan penjelasan yang mendalam dan solusi yang sesuai dengan konteks pertanyaan keagamaan yang diajukan.
4. Mempelajari Semangat Perjuangan Tokoh-tokoh Muhammadiyah Berbasis AI:
AI dapat digunakan untuk merancang program kaderisasi yang memfokuskan pada semangat perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Dengan analisis berbasis AI, kaderisasi ini dapat disesuaikan dengan minat dan idola tokkoh Muhammadiyah masing-masing
5. Inovasi Digitalisasi Lainnya:
Muhammadiyah dapat menggali inovasi digitalisasi lainnya, seperti platform kolaboratif berbasis AI untuk memfasilitasi diskusi dan pertukaran ide antar anggota. Penggunaan chatboot berbasis AI untuk memberikan informasi instan terkait aktivitas dan program Muhammadiyah.
Dalam keseluruhan konteks, transformasi Muhammadiyah menjadi Digital Organization akan memantapkan status Muhammadiyah sebagai organisasi Modern yang tetap relevan efisien, aksesibilitas, dan berkemajuan dalam konteks modernitas yang semakin terdigitalisasi saat ini dan kedepannya. Dengan penguasaan kompetensi “Digital Organization”, Muhammadiyah di tahun 2025 dapat menjadi organisasi percontohan di Indonesia dalam beradaptasi dan solutif terhadap modernitas zaman yang semakin berkembang dan maju.
Labud Nahnu Najib, S.Pd, Mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Madiun, Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PDM kota Madiun dan Anggota Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur Periode 2023-2027